chapter 5 | Late Love

77 19 0
                                    

“Calv itu ada temennya Dara di depan” ujar Milan—Teman Calvin, membuat kedua orang yang sedang berada di depan pintu itu menoleh.

“Eh iya Lan, suruh masuk aja” Milan mengangguk dan berbalik meninggalkan kedua saudara itu.

Diantara keempat temannya memang hanya Milan yang mengenal Dara. Lelaki bermata almond itulah yang otaknya paling waras jika urusan wanita.

“Kok Kak Milan nambah ganteng ya Bang” gumam Dara tak sadar.

Calvin melayangkan tatapan horornya. “Belajar yang bener gausah cinta-cintaan” ujar Calvin seraya mengacak rambut Dara dengan gemas.

“Udah sana mandi biar wangi, pakai baju yang sopan, inget kamu perempuan, harus pinter-pinter jaga diri. Abang nggak mau ya kalau kamu kenapa-napa,”

“Iya abangku sayang”

“HEYYO SIST! KITA COMEBACK! YUHUUU” ucap Hana, Anna, dan Sava secara serempak.

“Yaudah Abang ke bawah dulu yaa, inget jangan pakai celana pendek atau rok pendek kalau mau keluar”

Dara menganggukan kepalanya pertanda mengerti. Abang nya yang satu ini memang sangat over protective pada dirinya. Terlebih lagi dalam masalah pakaian.

💍💐💍

“Kenapa gue dikasih nama Vodka yaa?” tanya Vodka kepada ketiga temannya yang sibuk dengan makanan ringannya masing-masing.

“Ya mana gue tau njing. Emang gue bapak lo” jawab Justin ngegas.

“Mungkin karna bapak lo suka minum Ka. Jadinya dia kasih nama lu itu Vodka” ujar Naresh beropini.

Vodka melemparkan bantal sofa kearah Naresh seraya berkata. “Bapak gue ustadz, lupa lo?”

“Eh iya yaa, keluarga lu kan agamis banget. Tapi kenapa lo nggak ada agamis-agamisnya pisan yaa?” tanya balik Naresh.

“Karna gue bergaul sama lu bertiga lah” jawab Vodka.

“Jangan ngadi-ngadi lu. Kita kan anak bae-bae” sambar Justin seraya memasukan keripik singkong ke dalam rongga mulut.

“Iye anak bae-bae. Sampe sholat jumat aja ketinggalan. Orang laen udah pada keluar masjid. Kita baru nyampe”

“Its okay itu tanda pubertas Ka namanya”

“Pubertas dari sudut mana nya njer?”

“Gatau dah ga mikirin”

“Dasar gajelas”

Disaat ketiga temannya yang lain mengoceh. Michael hanya diam, sembari memakan snack favoritnya. Snack yang terbuat dari udang.

BRUK!!

Tidak ada angin. Tidak ada hujan. Buku tebal yang terletak di atas nakas jatuh ke bawah begitu saja. Membuat bulu kuduk Vodka, Justin dan Naresh beridiri. Kecuali Michael. Lelaki itu menghembuskan napas panjangnya. Ia menatap Yuna, si makhluk halus berpakain putih dan berambut hitam panjang yang sedang sibuk berterbangan kesana-kemari.

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang