chapter 6 | Late Love

84 19 0
                                    

“Gue mandi dulu yaa” ujar Dara kepada ketiga temannya yang sedang berbaring diatas ranjang.

“Jangan lama-lama Ra” balas Sava memperingati. Pasalnya, Dara selalu saja menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mandi.

“Iyaa” kemudian Dara melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

“Nanti mau kemana dah?” tanya Hanna seraya memandang kedua temannya yang sibuk bermain ponsel.

“Mall maybe” jawab Aline.

“Gamau ke Cafe baru aja ni?” tawar Hanna membuat Sava menoleh pada perempuan itu.

“Cafe baru? Emang ada? Kalo ada tempatnya dimana?” tanya Sava bertubi-tubi. Baginya makanan ada yang nomer satu.

“Deket sekolah sih katanya” jawab Hanna.

“Dibagian mana nya?” tanya Sava lagi.

“Entahlah, saya pun tak tahu, tak tahuuu” jawab Hanna bernada.

“Kek nya gua nggak asing sama ucapan lu tadi deh Han” kata Aline.

“Iyaa itu si gopal yang ngomong”

“Gopal? Siapa lagi cobaa?” tanya Sava bingung.

“Itu yang di BoBoiBoy” jawab Hanna membuat Sava semakin bingung. Tak mau ambil pusing, Sava pun kembali memainkan ponselnya.

Video gopal nyanyi lagu yang dimaksud Hanna bisa kalian liat di mulmed atas. Tinggal pencet aja, nanti langsung terhubung sama youtoube.

💍💐💍

Mereka berempat disambut oleh suasana Cafe yang menenangkan. Harum semerbak kue yang dipajang pada etalase tercium. Tidak hanya itu, terdapat harum khas kopi juga menurut indra penciuman Dara.

Mereka berempat pun akhirnya memilih tempat duduk dan bergegas memanggil salah satu barista untuk memesan makanan atau minuman.

Tangan kanan Dara membolak-balikan buku menu secara perlahan. Pilihannya jatuh pada.

“Ice cream dengan toping oreo dan cake pelanginya” ujar Dara seraya menatap mata barista perempuan itu.

“Baik Kak, ada yang mau ditambah lagi?”

Dara memandang ketiga temannya. “Samain aja Mbak” kata Sava seraya tersenyum manis.

“Baik Kak, silahkan tunggu pesanannya dalam lima belas menit, terimakasih” kemudian barista perempuan itu pamit undur diri untuk menyiapkan pesanan.

“Cafenya aesthetic banget, parah!” ucap Aline kagum seraya memandang seluruh sudut Cafe yang didominasi oleh warna coklat. Terdapat banyak sofa dan kursi juga dengan warna senada hingga menambah kesan estetika.

“Menunya juga enak-enak tadi gua liat di buku” sambar Dara menambahi.

“Gak salah dong gue rekomendasiin ini” ujar Hanna merasa bangga.

“Iya Han iya” balas Sava seraya terkekeh ringan.

Tak lama pintu Cafe terbuka. Menampakkan empat anak Cavilers, yakni: Michael, Vodka, Naresh dan Justin.

Mereka berempat berjalan melewati meja Dara dkk yang terdapat di bagian depan. Michael memilih tempat duduk yang tidak jauh dari sana. Entah apa tujuannya, Michael pun tak tahu.

Late LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang