Aku mungkin naif.Tapi serius deh, dibanding memenangkan lotre berhadiah seratus juta won, aku lebih memilih menghabiskan seharianku di bawah kepingan merah muda sakura itu berjatuhan di atas kepala, bersamanya sampai menyaksikan senja berpendar pada langit. Romansa dimusim semi.
Yang sialnya mungkin hanyalah impian basi disiang bolong yang tidak tahu kapan akan terjadi. Atau mungkin memang tidak akan pernah.
Kim Yohan itu manis.
Banyak orang mengelukan pribadinya yang tampan. Tapi sejujurnya aku tidak berpikiran demikian.
Yang kulihat darinya hanyalah hal kecil serupa bagaimana caranya ia tersenyum, tertawa keras karena hal sepele, atau pura-pura tuli saat persona gadis cantik semampai meminta kontaknya.Aku sih tidak menyalahkan Yohan yang punya sejuta penggemar dimana-mana.
Tapi kadang aku menyayangkan diriku yang begitu tertutup juga pasif dibandingkan kebanyakan gadis lain yang secara gamblang merayu Yohan seperti orang haus belaian.Tapi yah, nasib orang pasif sepertiku kadang memang tidak bisa ditebak.
Aku nggak ingat kapan terakhir kalinya aku meniup dandelion atau melempar koin recehan kedalam sejenis sumur tua untuk mendatangkan dewi keberuntungan, tapi yang jelas, benar-benar mustahil bisa berada disituasi ini.
Nyatanya, seorang perempuan cupu sepertiku ini tengah menikmati euforia musim semi di bawah pohon sakura yang sama dengan Kim Yohan.
Mati gaya sampai-sampai rasanya seperti ingin mati. Kalau hilang kesadaran mungkin aku sudah menceburkan diri kedalam sungai Han sejak tadi.
"Kenapa kamu nggak pernah bilang?"
"Apanya?"
Yohan berupaya berbicara jelas ditengah kunyahannya pada permen karet yang sekali-kali ia buat gelembung udara. "Tentang---jadi fansku sejak lama?"
"Heh? Bercanda ya, mau kubunuh?"
Yohan tertawa keras. Melengking. Tipikalnya sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐿𝒾𝓂𝑒𝓇𝑒𝓃𝒸𝑒 [PDX101]
FanfictionImagine when Producex101's trainee has relationship with u. Can it was makes ur day so fluffy? • ℓเɱε૨εɳ૮ε • 2019.2020 ©pearicha