Kegiatan Jinri pada minggu pagi tak pernah luput dari sosial. Misalnya, saat mengambil kalengan susu di depan rumah, yang sebenarnya amat malas ia lakukan.Penyebabnya, tentu saja lingkungan sekitar yang menurut ia sudah jauh dari kata normal.
'eh, katanya tadi malam dia berulah lagi, loh.'
'Serius? wah enggak ada kapoknya nih.'
'apa dia tidak malu?'
'dia kan...sudah tidak punya harga diri.'
'biarin saja, cih, wanita murahan.'
Segala cercahan itu sudah jadi makanan sehari-harinya. Jadi, dengan sebisa mungkin mengabaikan, Jinri mengambil gembor plastik berisi seperempat air lantas menyirami deretan tanaman berpot kecil dan beberapa tumbuhan liar yang tumbuh di sekitarnya dengan lebat.
Mengabaikan ujung terusan yang dikenakannya ikut basah.
Juga liquid bening yang perlahan turun tanpa ia minta.
•••𝕃𝕚𝕞𝕖𝕣𝕖𝕟𝕔𝕖•••
Pasien terakhir barusaja kutangani.
Agak lama dari yang sebelum-sebelumnya sebab kandungan beliau yang memasuki umur tua.
Saat ini jam makan siang tengah berlangsung. Waktunya istirahat.
Mengambil ponsel di atas nakas, dan seperti dugaanku, nama laki-laki itu sudah memenuhi layar dengan serentetan pesan dan panggilan tidak terjawab.
Tidak mau membuatnya marah nantinya, kupencet logo berwarna hijau yang tertera, kemudian memindahkan ponselku kedekat telinga.'Halo?'
"Sudah makan?" Aku bertanya tanpa basa-basi begitu sambungan terhubung.
Dia diseberang sana tampak bergumam.
'Udah. Kamu?'"Belum. Ini baru mau keluar, hari ini klinik lumayan ramai."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐿𝒾𝓂𝑒𝓇𝑒𝓃𝒸𝑒 [PDX101]
FanficImagine when Producex101's trainee has relationship with u. Can it was makes ur day so fluffy? • ℓเɱε૨εɳ૮ε • 2019.2020 ©pearicha