Semesta 6

6.1K 696 94
                                    

Beter eerst de sterren raken en een paar opmerkingen achterlaten ⭐

Better hit the ⭐ first and leave some comments

300 votes for next update

🌻🌻🌻🌻🌻

Tempat tidur Bryan seolah ada magnet di dalamnya, ia terus saja membalikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri mencari posisi yang pas untuk melanjutkan tidurnya setelah ia kelelahan kemarin akibat long shift sampai malam.

Namun weekend ini seolah semua tak bersahabat, suara ketukan pintu membuyarkan pejaman mata Bryan yang baru saja akan menutup sempurna seandainya suara pintu tak membuatnya terbangun lagi.

"Astagfirullah...." gumam Bryan sambil mengusap wajahnya kasar saat ketukan pintu terus saja terdengar dari luar.

"Bryan." sapa Aliya saat si sulung membuka pintu kamarnya.

Bryan yang masih setengah mengantuk hanya berdeham saja, tidak lebih.

"Kamu hari ini ada keluar nggak?" tanya Aliya sambil merapikan rambut anaknya yang berantakan.

"Nggak mom, kenapa?"

Aliya nampak tersenyum. "Anterin Mommy yuk, ke arisan. Daddy kan nggak ada,"

Bryan menghela napasnya pelan, hancur sudah rencananya untuk tidur sepanjang sabtu ini dan mengistirahatkan tubuhnya. Tapi titah sang ratu tak bisa lagi dibantah daripada panjang urusannya.

"Satu jam lagi kita berangkat ya, kamu mandi sana. Nanti adik-adik sama Bryna ke rumah Oma. Sana mandi, ileran gitu." kelakar Aliya sambil berlalu dan Bryan lantas mencari jejak-jejak di pipinya lalu menggerutu karena tadi ia sudah mencuci mukanya.
.
.
.

Satu jam kemudian Bryan muncul dengan setelan kaos berwarna biru serta jaket dan celana jeans hitam. Ia menghampiri Mommy nya yang sedang menyuapi si bungsu makan pagi yang kelewatan ini.

"Mom, ayo." ajak Bryan.

"Sebentar lho ini Zie belum selesai makan." ujar Aliya sambil menyuapi sendok penuh berikutnya.

"Nggak apa-apa, Mom, Zie sendiri aja sini piringnya." Zie langsung mengambil piring makannya dan memakan sendiri dengan lahapnya.

Bryan hanya menyunggingkan senyumnya lalu muncul ide jahil di kepalanya. "Tuh bang, lihat tuh Zie aja makan sendiri. Kamu udah SMP masih aja di suapin Mommy." ledek Bryan sambil terkekeh pelan.

"Apaan sih Mas! Jomblo diem deh!" sungut Kavin sambil melempar bantal sofa ke arah Masnya itu namun Bryan berhasil menghindari lemparan itu.

"Mas Bryan, Abang.. Udah-udah. Zie, mom tinggal ya sama abang dan mbak Bryn. Nanti kalian ke Oma ya." pesan Aliya lalu mengecup si bungsu yang masih sibuk mengunyah makanannya.

"Abang bilangin mbak Bryn, mommy jalan ya." pesan Aliya lagi sebelum meninggalkan rumah dan masuk ke mobil.

Bryan tak banyak bicara sejak mobilnya melaju sedang ke arah jalan raya, hanya ada suara Google voice yang mengarahkan GPS nya ke tempat tujuan yang Bryan sendiri sudah lupa jika tidak mengandalkan GPS.

Sesekali Aliya melirik sulungnya yang sedang fokus melihat ke depan dengan tangan yang lihai memutar setirnya. Dulu Aliya yang menyetir, membawa anak-anaknya pergi jalan-jalan ke mana mereka mau saat Daddy mereka tengah bertugas menengok cabang rumah sakit di daerah. Kini justru Aliya yang duduk manis di samping anaknya ini.

"Nak," panggil Aliya pelan.

"Ya?" Bryan menoleh sekilas lalu fokus menyetir lagi.

"Gimana? Kerasan di KMC?"

SEMESTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang