Semesta 9

5.8K 664 165
                                    

Beter eerst de sterren raken en een paar opmerkingen achterlaten ⭐

Better hit the ⭐ first and leave some comments

280 votes for next update

🌻🌻🌻🌻🌻

Pagi ini nampak seperti biasanya saja di kediaman Natawiryawan, Aliya sedang sibuk membuat sarapan bersama Bik Sum sementara Adrian membangunkan si bungsu yang kembali tidur setelah shubuh tadi.

Bryan sudah siap dengan pakaian kerjanya, ia menjinjing tas dan snelinya menuju ruang makan. Di sana sudah ada Bryna yang sibuk dengan ponselnya dan Kavin sedang mengecek pr-pr sekolahnya sebelum berangkat.

"Mobil udah selesai?" tanya Bryan begitu mendaratkan tubuhnya di kursi samping Bryna.

"Udah dong, yeay. Mas jalan aja duluan, adek sendiri aja nanti siangan dikit." kata Bryna ceria sementara Masnya itu hanya mengangguk-angguk paham.

"Nggak apa-apa kan sendirian lagi, jombs?" Bryna meledek Masnya sambil menaik turunkan alisnya dengan wajah jahilnya hingga mendapat pelototan dari Masnya itu.

"Sesama jombs dilarang mendahului." balas Bryan sambil menuang jus jambu merah ke dalam gelasnya.

Sementara Kavin yang masa bodo melihat kelakuan dua kakaknya itu hanya bisa geleng kepala sambil terus menulis pr nya yang masih belum selesai.

"Idih, pr nya belum selesai wah.." kata Bryan agak kencang supaya terdengar mommy mereka, Kavin lantas menunjukkan jari telunjuk di depan bibirnya agar Masnya itu tidak bocor seperti ember.

"Sshhhttt jangan berisik kenapa sih, nanti mom tahu abang yang di marahin." katanya setengah berisik.

"Apa? Mas nggak denger coba ulangi yang keras." ujar Bryan meledek sambil mendekatkan telinganya.

Kavin hanya mengepalkan tangannya saja akibat kesal dengan kelakuan Masnya itu. Ia lantas menutup buku dan menyimpannya ke dalam tas lalu kini sibuk dengan benda pipih yang sudah terbuka game favorite nya.

"Nanti ketahuan Momom baru rasain..." gumam Bryan lagi-lagi membuat Kavin memberengut sebal.

Suasana kembali sepi setelah sarapan mereka sudah siap terhidang di meja makan, tidak boleh ada yang berbicara sebelum makanan di piring masing-masing habis.

Sejak tadi Aliya memperhatikan anak sulungnya itu yang beberapa kali kehilangan fokus saat makan, menggelengkan kepalanya lalu kembali menyantap sarapannya.

"Mas Bryan, kenapa?" tanya Aliya saat sesi sarapan sudah selesai.

"Eh." Bryan baru tersadar dari lamunannya. "Nggak apa-apa mom." jawab Bryan santai namum sarat akan kebohongan di sana.

"Kenapa? Ada masalah di rs?" kini Adrian yang bertanya.

Sekali lagi Bryan menggelengkan kepalanya lalu menandaskan air putihnya dengan segera. "Nggak apa-apa mom, dad." kata Bryan kembali menyahuti.

"Alah ngegalau gebetannya kali mom." kini Kavin yang meledek Bryan mendapat tatapan sinis kemudian.

Aliya dan Adrian hanya bisa geleng kepala melihat kedua anak lelakinya ini begitu sering seperti kucing yang bertengkar namun kadang lengket dan akur seperti anak kembar.

SEMESTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang