7

450 48 4
                                    

Junhoe terbaring lemas di kasur milik Jiwon. Setelah peresmian putusnya hubungannya dia kabur dan masuk begitu saja kedalam kamar Jiwon. Dia meletakkan tangan kanannya dikepalanya, sesekali menghela napas kasar.

'Sial! Dia yang mengejar, dia juga yang meninggalkan! Apa dia mau main main denganku? Begitukah? Sial sial sial! Kenapa juga aku malah membiarkan dia masuk kedalam kehidupanku!! Sial! Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia malah mencari yang baru dan meninggalkanku! Sial!' Gumamnya sambil memukul mukul kasur Jiwon.

"Apa aku boleh masuk?" Ucap Hanbin didepan pintu

"Apa ini bukan rumahmu? Masuk saja!" Balas Junhoe. Hanbin masuk sambil membawa beberapa kertas. "Ini partmu, kau sudah tau bagaimana menyanyikannya bukan? Jadi takperlu kuajari. Kau hanya perlu melatihnya lagi, kalau kau tidak mau bergabung di taman. Pulanglah. Jangan menyendiri!" Ucap Hanbin langsung pada intinya. "Aku ingin disini dulu, aku mau tidur" sahut Junhoe. "Terserah. Dan, satu bulan lagi datang ke rumahku setor bagianmu. Jangan lupa!" Ujar Hanbin sambil meninggalkan kamar Jiwon. Junhoe hanya bergumam untuk membalas perkataan Hanbin.

Setelah lima menit berlalu, Junhoe duduk ditepi kasur Jiwon, dan mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. Setelah mendapatkan apa yang dicarinya dia menuju meja belajar hitam milik Jiwon dan mendudukkan dirinya disana. Setelah itu, dia menuliskan sebuah kalimat. Lalu menidurkan kepalanya diatas lengan yang dilipatnya, dia memejamkan mata lalu tertidur dengan posisi duduk di meja belajar Jiwon.

'Hari itu.. kau membuatku hidup.. Seperti mimpi di malam musim panas.. kau.. Selamat tinggal.. Segalanya'

"Bagaimana? Kalian sudah melihat part masing masingkan? Aku akan membagikan rekamannya ke ponsel kalian dan tolong nyanyikan sesuai dengan yang direkaman. Satu bulan lagi datang kesini dan setor part kalian, mengerti?" Seperti biasa Hanbin berbicara langsung keintinya. Semua yang ada disana memakluminya, seolah sudah biasa.

"Park mana?" Tanya Jiwon. "Dia dikamarmu katanya dia lelas mau tidur" jawab Hanbin. Jinhwan yang mendengarnya menjadi tidak enak, dan menundukkan kepalanya.

"Tak apa hyung, aku yakin dia pasti mengerti" ucap Chanwoo menenangkan Jinhwan. Donghyuk yang melihatpun menepuk nepuk punggung Jinhwan.

"Baiklah semuanya sudah kujelaskan. Kalau ada yang ingin pulang silahkan, tapi jangan lupa prnya" ucap Hanbin menggurui semuanya. Semua serentak mengiyakan, lalu Hanbin pergi meninggalkan mereka masuk kedalam rumah.

"Hei Jiwon! Apa Hanbinmu itu sudah punya kekasih?" Tanya Yunhyeong. "Eo? Belum, kenapa?" Jawab Jiwon. "Baguslah!" Ucap Yunhyeong dengan senyum menawannya, setelah mendapat jawaban dari Jiwon.

"Kau menyukainya?"

"Tidak! Aku mencintainya, wae? Kau merestuinyakan? Lagi pula bukan punya siapa siapa"

"Kau pikir dia barang? Punya pemilik?!" Sinis Jiwon. "Ah aku ralat, punya pasangan" ujarnya dengan cengiran bodohnya. Jiwon hanya mendengus mendengarnya, lalu mulai menatap Yunhyeong serius.

"Sejak kapan kau mencintainya?"

"Pandangan pertama"

"Kau yakin?"

Yunhyeong hanya menganggukkan kepalanya tanda kalau dia yakin.

Jiwon tampak berpikir. "Jangan menyakitinya, sampai kapanpun aku akan menyetujui jika kau tak melakukannya" ucap Jiwon. Yunhyeong yang mendengarnya tersenyum tulus dan menganggukkam kepalanya. Melihat itu, Jiwon juga tersenyum.

'Tak salahkan?' Batinnya dalam hati.

Hanbin berada diruang keluarga sedang memainkan ponselnya sambil berbaring disofa. Junhoe yang baru keluar dari kamar Jiwon menuruni tangga dan mendapati Hanbin berbaring disofa. Lalu dia menghampirinya.

"Kau sedang apa?"

Tak ada jawaban. "Hei aku tanya kau sedang apa?!" Bentaknya. Hanbin melirik kearah Junhoe lalu memainkan ponselnya lagi. "Kau tidak lihat aku sedang apa?" Tanya balik Hanbin. "Ck akukan cuma basa basi" ujar Junhoe. Tak ada balasan Junhoepun meninghalkan Hanbin dan pergi keluar.

"Jiwon! Aku pulang!" Ucap Junhoe setelah melihat Jiwon sedang duduk bersama Donghyuk dikursi taman. Jiwon hanya melambaikan tangannys dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. 'Cih sok keren sekali' batinnya.

Ditengah jalan menuju mobilnya, dia bertemu Yunhyeong.

"Kau mau kemana? Rapi sekali, sepertinya pakaianmu sebelumnya bukan ini" tanya Junhoe heran

"Ahh aku mau mengajak Hanbin kencan, doakan aku ya!" Jawabnya menepuk pundak Junhoe lalu berlalu begitu saja.

'Apa? Kencan? Ahahaha coba saja kalau Hanbin mau' batinnya lalu dia masuk kedalam mobilnya dan mengendarainya pergi kesuatu tempat.

"Hanbin ah!" Panggil Yunhyeong. Hanbin yang merasa namanya dipanggil menolehkan kepalanya.

"Eo? Sekarang? Aku pikir nanti malam" ujarnya heran

"Lebih cepat lebih banyak waktu yang kita habiskan" ucap Yunhyeong dengan senyum menawannya, sayangnya Hanbin tidak terpengaruh dan tetap memandangnya datar

"Kita hanya berbelanja, untuk apa berlama lama. Kalau mau sekarang juga tak apa itu lebih baik, lebih cepat aku tidur. Kalau kau tak mau yasudah, lagipula bukan aku yang mengajakmu, kau sendiri yang menawarkan diri" ucap Hanbin

"Iya iya kalau begitu cepatlah bersiap" ujar Yunhyeong dengan senyum terpaksanya. Hanbin yang melihatnya, langsung mengangguk dan berdiri dari duduknya lalu pergi memasuki kamarnya.

Saat melewati kamar Jiwon dia melirik sekilas dan mendapati kursi belajar Jiwon ada diatas kasur Jiwon. 'Apa ini? Kenapa disini?' Tanyanya lalu memindahkan kursi itu ketempat asalnya. Saat mengembalikan kursi itu, matanya tak sengaja menangkap sesuatu diatas meja belajar Jiwon. Sebuah kertas bertuliskan sebuah kalimat.

Diapun mengambil kertas itu dan membacanya.

'Hari itu.. kau membuatku hidup.. Seperti mimpi di malam musim panas.. kau.. Selamat tinggal.. Segalanya'

"Hm, menarik" ucapnya lalu membawanya pergi bersamanya dan meninggalkan kamar Jiwon.

Setibanya dikamarnya, dia mengambil buku liriknya dan menyimpan kertas itu didalamnya. Lalu dia menyimpannya didalam tasnya. Dan tersenyum kecil.

'Sepertinya aku punya potongan lirik menarik'

What Is Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang