Kantin hari ini terbilang ramai, entah karena banyak mata kuliah kosong atau lainnya. Bakso dan teh es milikku ditaruh di nampan yang sama dengan Jora. Dia juga membawakannya untukku. Kurasa karena tangan kananku sesekali bergetar saat membawa barang yang agak berat.
Masih masalah tangan, Jora sangat khawatir aku tidak dapat makan. Tapi, untungnya aku masih bisa melakukannya dengan pelan.
Aku rasa aku belum menceritakan tentang tiga teman dekatku di kampus. Ada Jora dan Ririn, kami bertemu saat ospek. Dan yang saat ini paling ditunggu-tunggu kedatangannya adalah Sera. Dia temanku sejak jenjang SD. Jadi dia sangat paham akan semua masalah di rumah dan di kehidupanku. Lalu, kenapa ia sangat ditunggu-tunggu? Karena ia akan memberikanku beberapa materi tambahan untuk kuis pagi besok.
Saat masuk kantin, aku sempat melihatnya bersama beberapa laki-laki. Entahlah, mungkin teman satu geng atau semacamnya. Namun kini aku tidak melihatnya, batang hidungnya saja tidak.
"Gua ke sana dulu, ya! Nanti di kelas kita meet. Dah, guys!" Itu suara Sera. Kulihat dia berjalan ke mejaku dan Jora dengan semangat. Rambut sebahunya diikat dengan pita, membuat pipinya terlihat jelas, bulat. Kulitnya sawo matang dengan tubuh semampai. Hati ini dia menggunakan celana jins hitam dan kaus putih polosnya.
"Hai girls!!!!"
Ah, dia datang.
Tidak sekalipun aku menoleh padanya. Tatapanku hanya terfokus pada bakso yang sedang kuracik penyedapnya. Kulirik Jora tengah melambai pada Sera dengan senyum merekah.
"Hei hei. Sepertinya kau tidak ingin berbicara padaku hari ini, eh?" tanya Sera sambil menyikut lengan kiriku. Dia duduk tepat di kiriku. "Malam ini kita ke rumah Kak Sarah, yuk! Kamu bisa bebas juga dari dia..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Who am I?
أدب الهواةSetiap harinya aku mendengar suara tinggi mereka. Ah, kurasa sesekali aku mendengar suara isakan tangis juga. Rasanya aku ingin keluar dari sini. Dari rumah yang hancur ini. Siapapun tolong aku! Dia datang. Aku takkan mengatakannya seorang penculik...