Prilly tersenyum saat menciumi tubuh pria yang ia rindukan 2 minggu belakangan ini. Tangannya melingkar sempurna dibagian depan perut ali. Ya! Kebiasaan yang selalu prilly lakukan saat suaminya itu baru saja tiba dirumah selepas penerbangannya.
"Bau asem tau, aku keringetan tadi." ucap ali yang kini berdiri didepan cermin kamar mereka.
Sedangnya prilly acuh tak bergeming dan masih sibuk menikmati aroma tubuh ali yang baginya sangat menangkan.
"Jangan nyiumin ketek sayang" jika boleh jujur ali sedikit kurang nyaman jika prilly menciumi ketiaknya saat ia belum mandi, karna bagi ali bau nya sangat tidak layak untuk dicium, namun entah kenapa istrinya ini sangat menyukai hal itu.
"Ini sensasi." ucapnya sembari tertawa kecil membuat ali ikutan terawa dibuatnya.
"Jorok namanya, bukan sensasi." ali membalikan tubuh nya dan kini menghadap kearah prilly. Prilly menatap mata ali lekat lekat, walau hanya 2 minggu, sungguh prilly sangat merindukan pria ini. Tapi ada yang aneh dari raut wajah suaminya itu, alisnya nampak menurun walau bibirnya mengatakan ia tersenyum.
"Kenapa?" tanya prilly kini dengan wajah yang mulai serius.
"Kenapa apanya sayang." ali masih tersenyum menegaskan bahwa ia baik baik saja.
"Jangan bohong li." prilly kini menatap ali dengan tajam, matanya menangkap kebohongan disana.
"Aku cuma sedikit bingung dan khawatir." kini raut wajah ali terlihat lesu, membuat prilly tak kalah khawatir.
"Kenapa? Cerita sama aku."
"Bukan apa apa, udah ga usah dipikirin." ucap ali kemudian kembali tersenyum dan mengajak prilly untuk duduk ditepi ranjang.
"Aliiii.. Aku ini siapa sih? Sampe kamu ga percaya buat cerita sama aku." prilly kini mulai berdiri dan meninggalkan ali begitu saja.
Langkahnya terhenti sambil berkata, "air panas udah aku siapin, aku mau siapin makan malam." kemudian melanjutkan langkahnya tanpa berbalik menghadap ali.
...
"Daddy u are come, oh i'm so miss u" ucap Nandara yang kini berhamburan kepelukan ali yang sedang berjalan menuju meja makan.
"Lebay!" sedangkan Naren memutar bola matanya malas.
"Apa sih sirik aja." Nanda tak kalah menatap sinis.
Ali menggeleng kecil, menatap kedua anak nya yang telah beranjak remaja ini, 16 tahun usia mereka tepatnya. Hari hari yang ali dan prilly lalui bersama dipenuhi dengan pertengkaran pertengkaran kecil mereka yang entah disebabkan oleh apa. Tapi itu yang menjadi warna tersendiri bagi rumah tangga mereka.
"Udah yu makan makan, tuh mommy udah masakin buat kita, daddy udah laper." tungkas ali sembari menarik kursi tempatnya makan.
Hanya ada suara dentingan sendok yang bertemu dengan piring yang menghiasi ruangan. Semua berkutat pada pikirannya masing masing.
"Gimana sekolah kalian?" ali berusaha mencairkan suasanya yang mulai haning ini.
"Always perfect dad!" Balas Nanda sembari tersenyum.
"Kamu Narendra?" ali manatap anak sulungnya itu, bagi ali naren adalah duplikat dirinya, karna ia merasa wajahnya yang sangat mirip dengan dirinya, sama sama tampan dan sempurna!
"Always bad pasti dad hahaha" Nanda tertawa saat melihat wajah kesal kembarannya itu.
"Walah pencemaran nama baik nih!" ucap Naren tak terima.
"Pencemaran nama baik, banyak gaya lo. Itu kenyataan kan dad? Kerjaan Naren cuma pacaran, deketin cewe sana sini, tepe tepe, eleh gue juga tau!"
"Gue dideketin cewe cewe karna gue ganteng, liat nih daddy gue aja ganteng sampe buat mommy klepek klepek, iya ga mom?" Naren menaikkan alisnya dengan senyum menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Is Back (Captain? Season 2)
Fiksi Penggemarlanjutan dari 'Captain?' ya.. yang belum baca silakan baca dulu ya:) ... "Yang menjadi milikku akan selamanya seperti itu."