'Brug'
Naren terlonjak dari alam mimpi nya saat tiba tiba kasurnya bergoyang goyang cukup keras. Gempa?
"Dad gempa!" Dengan sekali loncatan ia berhasil turun dari kasurnya, tangan nya mulai meraba rama tombol lampu dengan sangat was was.
"Dad, mom, nanda bangun ada gempa!" Naren berteriak berusaha membangunkan penghuni rumah dengan tangan yang masih mencari cari tombol lampu yang ia matikan sebelum tidur.
Telinganya mendengar suara kilat dan gludug mulai bergemuruh menghiasi langit tengah malam ini. Hatinya semakin panik, membuat apa yang mudah terasa begitu sulit.
"Anjir.. Kenapa gue mendadak amnesia dimana tombol lampunya." Naren mulai frustasi.
"Nah!" dengan insting perabaannya, ia yakin ini tombol lampu yang sedang ia pegang.
'Ctek'
Lampu mulai menyala membuat seisi kamar kini terlihat jelas. Ia tak peduli suasana kamar, yang ia pikirkan adalah keselamatan dirinya dan keluarganya.
Dengan segera Naren berlari menuju kamar nanda yang tepat berada disebelahnya.
"Nan.."
"Nanda.."
"Keboo.."
"Bego bangun.."
"Nanda gue dobrag nih."
"Nanda ada gempa bego, lo ga mau selamat"
Naren mengacak rambutnya frustasi, tak aja jawaban sama sekali.
Ia langsung berlari menuju kamar orang tuanya yang terletak di lantai dasar.
"Mom.. Dad.. Pliss wake up, ada gempa." Naren sedikit berteriak dengan terus menggedor kamar ali dan prilly.
Dengan mata sayu ali membukakan pintu, pandangan pertama yang ia lihat adalah putranya yang terlihat tergesah gedah dengan keringat yang bercucuran, padahal suasanya dirumah ini cukup dingin karna hujan.
"Ada apa naren? Ini udah malem. Kamu belum tidur?" tanya ali dengan pikiran diambang sadar dan tidak sadar karna baru bangun.
"Ada gampa dad!"
"Are you kidding me?" ali malah menaikan satu alisnya ragu membuat naren mendecak.
"Yahh.. I really serious!" ucap naren dengan wajah yang meyakinkan.
Tangan ali malah terulur dan memegang kening naren sambil berkata,
"Mungkin kamu kecapean jadi mimpi buruk, daddy dari tadi ga ngerasain apa apa. Mending kamu balik kekamer, diluar ujan, ga baik begadang." ali menepuk pundak naren dan menutup pintu, membuat orang dihadapannya terdiam membeku seketika.Tanganya kini terulur untuk menampar pipinya sendiri. Plak..
"Anjir, ngapain gue mukul pipi gue sendiri, udah jelas sakit bego." naren merutuki apa yang ia lakukan barusan.
"Dad, aku ga mimpi, ini nyata!" teriak naren lagi meyakinkan bahwa yang ia rasakan nyata.
"Udah tidur sayang, udah malem!" sahut prilly dari dalam kamar.
Naren hanya mendengus dan memutuskan untuk kembali kekamar dengan beribu kemungkinan yang masih terngiang dipikirannya.
Apa bener gue cuma mimpi?
Tapi kaya nyata, tadi gue ngerasa kasur goyang.
Apa jangan jangan, kamar gue mulai ada penunggunya.
Anjir, anjir jangan, ya kali gue tidur sama dedemit.
Naren kembali memukul kepalanya pelan, mungkin memang benar ia butuh istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Is Back (Captain? Season 2)
Fanfictionlanjutan dari 'Captain?' ya.. yang belum baca silakan baca dulu ya:) ... "Yang menjadi milikku akan selamanya seperti itu."