part 1

8.6K 141 7
                                    

"Masita !" Suara ayah terdengar seperti suara bom di detik terakhir, berbahaya . Aku harus sudah siap ambil air wudhu kalau suara ayah sudah begini .

Aku beranjak belum sampai berjalan ayah sudah di depanku .

"Mau sampai kapan kamu begini Sita ? Kami ini perempuan sholat  saja malah dibangunkan kakak serta bunda sudah menunggu selama 15 menit Sita " Pertanyaan ayah terdengar nada keputusasaan.

"Lagian kenapa bunda atau kak fatimah nggak bangunin Sita sih " belaku .

"Mereka bukannya tidak bangunin kamu tapi kamu nya aja yang kebo " omel ayah . Kalau sudah begini mau gimana lagi pokoknya ya harus cepat wudhu dan melaksanakan sholat subuh .

Hari ini ayah ada shift pagi jadi tidak bisa melaksanakan sholat di masjid ia harus bersiap ke rumah sakit ada kondisi darurat yang harus segera di tangani . Untuk pagi ini aku bebas dari ceramah ayah .

Bunda dan kak fatimah pasti pergi ke pengajian karena seminggu sekali pasti ada pengajian. Aku membuka lemari isinya gamis semua kemana baju dan celanaku .

"Bunda, kak fatimah " teriakku .
"Kenapa sih teriak-teriak ?" Tanya bunda dengan nada lembut.
"Baju sama celana aku dimana bun ? Masa iya ada pencuri yang masuk " keluhku . Bunda akhirnya tahu permasalahanku dengan tenang dia menjelaskan .
"Asita sekarang umurnya berapa ?" Tanya bunda padaku. Ya Allah ternyata bunda lupa sama umur anak sendiri.
"19 tahun bun .bulan lalu "jawabku . Aku masih belum mengerti kemana arah perbincangan ini sebenarnya.
"Bunda harap kamu disana betah yah .jangan ngeyel disana nggak ada yang nolong kamu apalagi oma ."

"Maksud bunda apa sih ,Sita nggak paham " bund menarik napas lalu membuangnya .

"Sita mau dimasukkan ke pondok " jeduar bagai tersambar petir kala hujan terus tertimpa pohon . Perasaanku hancur seketika .
"Bunda sita janji nggak bakal ngeyel lagi tapi jangan di masukkan ke pondok " rengeku . Mudah-mudahan bunda luluh.
"Maaf ya bund enggak bisa bantu apa-apa " bunda nggak mau bantu pasti oma bisa bantu nih .
"Oma " aku memanggil oma aisyah tapi yang datang malah ayah .

"Bunda suruh Masita ganti baju, penghulunya sudah datang " omongan ayah malah semakin membuat aku bingung penghulu ? Kak fatimah mau nikah ? Kapan lamarannya? .

"Bun ,nggak bilang-bilang sama Asita kalau kak fatimah nikah " bunda tersenyum .

"Ganti baju pakai ini sita , cepat sana jangan banyak tanya " ku raih baju yang dipegang bunda mau jadi pager ayu kali ya .

Aku menurut setelah lima menit aku sudah memakai gamis yang pas di tubuhku . Kok aku deg-degan yah . Tenang Masita kamu cuma jadi pager ayu bukan yang mau nikah .

"Yuk semua udah pada ngumpul di masjid ,tinggal kamu yang masih disini " bunda menggandeng tanganku . Pantas saja tadi kak fatimah dipanggil nggak nyut lagi di makeup kali ya .

"Ayah ?" Tanyaku pada bunda.

"Kamu kelamaan di kamar mandi .ayah udah di masjid " jelas bunda yang memahami kebingungan ku.
****
"Saya terima nikah dan kawinnya Masita Nahda barrah dengan maskawin tersebut tunai " pendengaranku masih normal kan ya itu namaku yang disebut bukan nama kak fatimah . Minggu ini telingaku belum dibersihkan jadi mungkin efek salah dengar saja.
Lagian bunda dan ayah ada-ada saja masa anak mau nikah santai begitu.
Di masjid sudah ada beberapa orang tunggu kak fatimah kenapa duduk di samping oma bukan di samping mempelai pria ? .

"Masita ayo cepat sini cium tangan suami kamu " apa suami ? Tahu namanya aja kagak .pernah liat orangnya aja baru sekali dan itu hari ini .
Bunda menuntunku aku mencium punggung tangan suamiku ? .

Izinkan Aku Membimbingmu  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang