part 4

5.3K 176 72
                                    


Karena aku menginginkan  seseorang  yang butuh bimbingan . Faqih

Setelah kejadian kemarin malam mendapat ceramah panjang . Masita kali ini dalam mode ngambek luar biasa .
"Dasar ustadz rese harusnya dia nikah sama ustadzah biar sama-sama suka ceramah kan rame tuh rumah tangganya isinya ceramah jadi nyambung  "Masita menggerutu sambil tersenyum membayangkan ucapannya.

"Saya dengar loh kamu bicara apa " kini faqih sudah berdiri di samping Masita .
"Syukur deh kalau denger jadi kan gak ghibahin orang ."
Faqih melihat Masita masih berdiri di depan  kompor belum melakukan apapun .
Hari ini Masita berencana masak untuk sarapan pagi .

"Kamu dari tadi mondar mandir di Depan kompor mau ngapain sih?" Tanya faqih heran .  Masita enggan menjawab. masa iya jawab bingung nyalain kompor, bisa-bisa nih ustadz rese ketawa nggak ada habisnya seharian penuh.

"Ini ikannya udah di cuci ?" Tanya faqih . Masha Allah ganteng-ganteng terkena rabun . Nggak liat itu ikan udah kinclong abis ya. Jawaban itu hanya disimpan di dalam hati.  Masita mengangguk .
Faqih malah tersenyum sembari membawa ikannya untuk dibersihkan kembali .
" Ini ikannya belum di bersihkan sisiknya, aku cuci lagi ya " pamit faqih. Masita memandang faqih, dia sangat cekatan membersihkan ikan .
"Nih udah beres  atau mau aku yang goreng?" Tanya faqih namun Masita asik melamun .
" Masita ? " Kini Masitasudah kembali ke dunia nyata.

"Kenapa sih teriak, lagian Masita kan nggak tuli" kesal Masita.

Masita masih nampak kebingungan cara menyalakan kompor . Meski sudah ada petunjuk on dan off Masita masih aja gagal paham.
Ini kan udah di tekan lama kok nggak nyala sih . Batin Masita.

Faqih yang melihat hanya terheran. itu Masita bisa nyalain kompor nggak sih ? .
"Sini aku bantuin " faqih menyalakan kompor dengan cepat .

"Ya elah bilang dong kalau nyalainnya di tekan terus diputer. Jadi aku nggak abisin waktu lima menit dengan terbuang sia-sia" omel Masita.
"Aku kira kamu lagi benerin kompor yang rusak" faqih tersenyum mengingat Masita tidak bisa menyalakan kompor.
"Nggak lucu "  Masita menaruh wajan dan minyak diatas kompor.

Memasukkan ikan ke dalam wajan  yang minyaknya belum mendidih .

"Ini kenapa nggak bunyi ya ikannya? Biasanya kalau Mbak Fatimah goreng  bunyi " gerutu Masita yang tentu didengar faqih .

"Gimana mau bunyi sita ,itu minyak goreng belum panas " terang faqih. Membuat masita malu. sebagai perempuan Masita Malah tidak tahu masalah  .

Setelah beberapa menit masita membalik ikan . Ternyata ikannya lengket di wajan .

Ya Allah apa gara-gara aku jarang sholat ya jadi goreng ikan aja pakai nempel segala  di wajan. Batin  Masita .

"Itu ikanya lengket ya?" Tanya faqih pada Masita . Masita mengangguk.

"Lain kali kalau goreng ikan pakai tepunht terigu ya  biar ngga lengket " jelas faqih  . Masita hanya manggut-manggut.

Dia merasa benar-benar tidak bisa di andalkan.peralatan dapur berserakan seperti kapal pecah . Kalau begini ceritanya hari-harinya dipenuhi dengan ngeberesin dapur .

Lagian juga waktu di pondok dulu jam segini ,tuh ustadz udah jalan-jalan  di sekitaran  pondok tebar pesona ke santiwati. Kenapa sekarang masih stay dirumah sih . Gerutu masita  .

Dirumah cuma berdua dengan ustadz rese itu tuh rasanya seperti mau di eksekusi  ,Menegangkan  banget .

"Tadz ,nggak ke pondok ?"  Tanya masita ini udah jam 8 dan itu ustadz belum juga ke pondok .
"Masita saya ini di sana ngajar cuma sementara  nggak menetap paling kalau ada waktu luang " jawab faqih .
Berarti pengangguran  dong . Mimpi apa dapet suami pengangguran  mau makan uang darimana coba . Masa minta ke orangtua.  Batin masita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Izinkan Aku Membimbingmu  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang