Karena aku menginginkan seseorang yang butuh bimbingan . FaqihSetelah kejadian kemarin malam mendapat ceramah panjang . Masita kali ini dalam mode ngambek luar biasa .
"Dasar ustadz rese harusnya dia nikah sama ustadzah biar sama-sama suka ceramah kan rame tuh rumah tangganya isinya ceramah jadi nyambung "Masita menggerutu sambil tersenyum membayangkan ucapannya."Saya dengar loh kamu bicara apa " kini faqih sudah berdiri di samping Masita .
"Syukur deh kalau denger jadi kan gak ghibahin orang ."
Faqih melihat Masita masih berdiri di depan kompor belum melakukan apapun .
Hari ini Masita berencana masak untuk sarapan pagi ."Kamu dari tadi mondar mandir di Depan kompor mau ngapain sih?" Tanya faqih heran . Masita enggan menjawab. masa iya jawab bingung nyalain kompor, bisa-bisa nih ustadz rese ketawa nggak ada habisnya seharian penuh.
"Ini ikannya udah di cuci ?" Tanya faqih . Masha Allah ganteng-ganteng terkena rabun . Nggak liat itu ikan udah kinclong abis ya. Jawaban itu hanya disimpan di dalam hati. Masita mengangguk .
Faqih malah tersenyum sembari membawa ikannya untuk dibersihkan kembali .
" Ini ikannya belum di bersihkan sisiknya, aku cuci lagi ya " pamit faqih. Masita memandang faqih, dia sangat cekatan membersihkan ikan .
"Nih udah beres atau mau aku yang goreng?" Tanya faqih namun Masita asik melamun .
" Masita ? " Kini Masitasudah kembali ke dunia nyata."Kenapa sih teriak, lagian Masita kan nggak tuli" kesal Masita.
Masita masih nampak kebingungan cara menyalakan kompor . Meski sudah ada petunjuk on dan off Masita masih aja gagal paham.
Ini kan udah di tekan lama kok nggak nyala sih . Batin Masita.Faqih yang melihat hanya terheran. itu Masita bisa nyalain kompor nggak sih ? .
"Sini aku bantuin " faqih menyalakan kompor dengan cepat ."Ya elah bilang dong kalau nyalainnya di tekan terus diputer. Jadi aku nggak abisin waktu lima menit dengan terbuang sia-sia" omel Masita.
"Aku kira kamu lagi benerin kompor yang rusak" faqih tersenyum mengingat Masita tidak bisa menyalakan kompor.
"Nggak lucu " Masita menaruh wajan dan minyak diatas kompor.Memasukkan ikan ke dalam wajan yang minyaknya belum mendidih .
"Ini kenapa nggak bunyi ya ikannya? Biasanya kalau Mbak Fatimah goreng bunyi " gerutu Masita yang tentu didengar faqih .
"Gimana mau bunyi sita ,itu minyak goreng belum panas " terang faqih. Membuat masita malu. sebagai perempuan Masita Malah tidak tahu masalah .
Setelah beberapa menit masita membalik ikan . Ternyata ikannya lengket di wajan .
Ya Allah apa gara-gara aku jarang sholat ya jadi goreng ikan aja pakai nempel segala di wajan. Batin Masita .
"Itu ikanya lengket ya?" Tanya faqih pada Masita . Masita mengangguk.
"Lain kali kalau goreng ikan pakai tepunht terigu ya biar ngga lengket " jelas faqih . Masita hanya manggut-manggut.
Dia merasa benar-benar tidak bisa di andalkan.peralatan dapur berserakan seperti kapal pecah . Kalau begini ceritanya hari-harinya dipenuhi dengan ngeberesin dapur .
Lagian juga waktu di pondok dulu jam segini ,tuh ustadz udah jalan-jalan di sekitaran pondok tebar pesona ke santiwati. Kenapa sekarang masih stay dirumah sih . Gerutu masita .
Dirumah cuma berdua dengan ustadz rese itu tuh rasanya seperti mau di eksekusi ,Menegangkan banget .
"Tadz ,nggak ke pondok ?" Tanya masita ini udah jam 8 dan itu ustadz belum juga ke pondok .
"Masita saya ini di sana ngajar cuma sementara nggak menetap paling kalau ada waktu luang " jawab faqih .
Berarti pengangguran dong . Mimpi apa dapet suami pengangguran mau makan uang darimana coba . Masa minta ke orangtua. Batin masita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Membimbingmu
Spiritualinilah kisah Masita Nahda Barrah. Hidup diantara orang yang pandai beragama itu menurut Masita seperti hidup di gurun pasir . Hingga ayahnya memutuskan Masita untuk menikah dengan anak pemilik pondok pesantren berharap akan merubah anaknya menjad...