eighteen

59 0 0
                                    




Alesannya karna perasaan gue udah terlanjur diisi sama seseorang " akhirnya diandra mampu mengatakannya dengan satu tarikan napas. Ia bergerak gerak gelisah saat menyadari perubahan raut wajah vano yang menegang bahkan pria itu menipiskan bibirnya. Ia hanya mampu menundukkan kepala tak berani menatap sang lawan bicara, jarinya bergerak membentuk pola-pola abstrak dicangkir minumannya. Menunggu dengan cemas apa yang akan dilakukan pria dihadapannya ini selanjutnya. Ia sudah menyiapkan diri jika vano akan berteriak marah karna tidak terima dengan penuturannya barusan atau mungkin vano yang langsung berlalu meninggalkannya. Ia cukup mengerti dengan keadaannya saat ini karna jika ia berada diposisi vano, mungkin dia sudah menghajar siapapun atau apapun saat ini guna menyalurkan emosinya. Tapi yang membuat diandra tidak menyangka adalah kenyataan bahwa vano masih tetap setia duduk dihadapnnya namun hanya memandang kosong kearahnya

Siapa " akhirnya satu pertanyaan singkat terlontar dari bibir pria itu. Diandra sampai menghela napas keras seraya mengumpati dirinya berkali kali saat ini. ia bahkan tidak mengerti dengan jalan pikiran pria itu. Ia merampas cangkirnya dengan kasar dan menenggak minumannya dengan rakus. Ia kembali menatap vano dengan tajam

Kita udahin aja sekarang. Gue mau balik " ia menyambar kasar tasnya yang ia simpan di kursi kosong yang berada disebelahnya sekarang seraya bangkit berdiri. Namun vano langsung mencekal tangannya menyuruh diandra untuk kembali duduk dengan isyarat matanya. Ia mendelik namun tak urung menghempaskan bokongnya dengan kasar. Pria itu masih saja terlihat tenang bahkan tatapannya tidak setajam biasanya melainkan tatapan datar. terlihat jelas ada sirat terluka disana

Siapa " tanyanya lagi dengan mengulang pertanyaan yang tidak dijawab oleh diandra

Diandra masih setia menatap vano dengan tajam seraya memperhatikan ekspresi pria itu yang tidak menunjukan apa-apa selain tatapannya yang berusaha menutupi sesuatu darinya. Ia mengerti, sangat mengerti apa yang sedang ditutupi oleh pria itu. Tapi ia masih tidak menyangka pria dihadapannya ini begitu bodoh karena alasan cinta. Ia mendengus sinis menyaksikan drama yang tengah terjadi saat ini

Kenapa lo milih nyakitin diri lo kayak gini " tanyanya dengan spontan. Ia sedikit melebarkan matanya karna tidak menyangka bisa mengucapkan itu barusan. Dalam hati ia merutuki jiwa sosialnya yang kini mengambil alih

Vano memalingkan mukanya menatap keluar jendela yang menampilkan langit yang sudah nampak berwarna jingga saat ini

jawab aja " balasnya masih dengan pelan dan tenang seraya menyesap minumannya yang mulai dingin

Diandra mendengus kasar saat vano lebih memilih mengabaikan pertanyaannya daripada menjelaskan sesuatu padanya. Oke! Karna lo milih diem, Jangan salahin gue kalo apa yang bakal lo denger kali ini bakalan jauh lebih sakit dari yang lo kira. Diandra membatin. Ia terlalu kesal dengan vano yang berusaha bersikap tenang seolah baik baik saja padahal kenyataanya jauh dari kata baik.

Lo gak perlu tau dia siapa yang jelas seseorang itu udah nempatin ruang khusus dihati gue jauh sebelum gue kenal sama lo. Seseorang yang gak pernah gue duga bakal jungkir balikin dunia gue cuma dengan suaranya yang mampu nenangin hati. Yaa bisa dibilang falling in love at the first sight. " Diandra masih setia memperhatikan perubahan raut wajah vano
Ia ingin melihat sejauh mana pria dihadapannya ini mampu mempertahankan sikap tenangnya. Karna vano tak kunjung memberikan respon apa-apa diandra kembali melanjutkan ucapannya

Selain suaranya yang selalu berhasil buat gue tenang, Tatapan matanya yang teduh juga mampu buat gue serasa dilindungin. Dia selalu ada buat gue disaat saat terburuk dalam hidup gue. Selalu dengerin cerita gue dan selalu jadi motivator terbaik buat gue saat gue bahkan gak tau lagi gimana caranya buat sekedar berdiri. Bisa dibilang dia yang terbaik dari yang terbaik bahkan lebih baik dari seseorang yang seharusnya menjadi orang terbaik buat gue " diandra tersenyum kecut disela sela ceritanya saat mengatakan hal terakhir sebelum kembali melanjutkan

fuck loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang