nine

74 1 0
                                    









inget! jangan dateng kerumah gue sebelom gue yang minta " setelah berucap demikian pada vano, diandra melangkah turun sambil menutup pintu mobilnya. ia berjalan memasuki rumahnya dengan masih sedikit terpincang. ia terus melangkah tanpa menghiraukan keberadaan vano. ia membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk menaiki tangga menuju kamarnya setelah mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu. ia melepaskan flatshoes serta kaos kakinya dengan hati hati sebelum merebahkan dirinya diatas kasur empuk miliknya. hampir saja ia tertidur saat ini kalau saja ia tidak cepat cepat beranjak dari kasurnya, dengan sedikit tidak rela ia melangkah menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya disana. dua puluh menit kemudian barulah ia keluar dengan mengenakan bathrobe dan melangkah menuju walk in closet. ia memilah milah sejenak sebelum meraih kaus tanpa lengan bergambar galaksi serta hotpants berwarna putihnya. setelah memakai bajunya ia kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil bergelung dalam selimut. ia meraih ponselnya dan membuka aplikasi chatnya. ia mendengus malas saat mendapati room chatnya yang kembali dipenuhi oleh orang tak dikenalnya. terakhir kali ia melihat pesan yang didapatnya kira kira sebanyak lima ratus dua puluh dan saat ini telah bertambah menjadi seribu dua puluh. ia hampir menggeleng tidak percaya dengan kelakuan makhluk diluaran sana. apa mereka tidak punya perkerjaan lain yang lebih bermanfaat selain memborbardirnya dengan banyak pesan tidak bermutu seperti itu. tadinya ia memasang apliakasi itu hanya untuk memudahkannya mencari sesuatu tapi setelah menemukannya hal itu justru membuatnya menyesal telah mengetahuinya. ia menghela napas lelah dan memilih untuk menghapus aplikasi chat itu dari perangkatnya. ia beralih pada aplikasi chat yang satunya lagi. yang ini berdeda. tidak ada satupun chat disana, hanya ada beberapa pesan dari kerabat dekatnya. itu merupakan room chat pribadinya. hanya orang orang yang berstatus keluargalah yang mempunyai nomor ponselnya. jadi tidak sembarang orang yang mengetahui itu. dan kejadian langka lagi lagi terlihat di kolom chatnya, ia mendengus mendapati nama itu, ia jadi berfikir kenapa ia sampai  memberikan nomor ponselnya pada pria menyebalkan itu, ah tidak lebih tepatnya kenapa ia meminta pria itu untuk mencatat nomornya di ponsel miliknya. kenapa ia tidak terpikir dengan memberikan IDnya saja pada lelaki itu. ahh ia sedikit merutuki kebodohannya itu. jika sudah begini mau bagaimana lagi. tidak mungkin kan ia meminta lelaki itu untuk menghapus nomornya dan menggantinya dengan ID sedangkan aplikasi chatnya sudah ia hapus sejak satu menit yang lalu. ia kembali menghela napas lelah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pusing saja. ia memijit kecil pangkal hidungnya seraya memejamkan matanya. namun sedetik kemudian sebesit ide jahil melintas dikepala cantiknya saat ini. ia menyeringai sesaat sebelum membuka room chatnya bersama lelaki itu. ia menekan tombol call dan melospeakernya. bunyi nada sambung mengalun keras memenuhi kamarnya. tak lama bunyi nada sambung itu tergantikan oleh suara pada dering kelima

apaan " ucap seorang pria diseberang sana dengan nada datar sekaligus kesal

gue laper " jawab diandra akhirnya

gak nanya " balas pria itu ketus

beliin gue makan " ucap diandra lagi tanpa memperdulikan nada ketus pria diseberang sana

gakbisa. gue lagi sibuk " balasnya cepat, kelewat cepat malah

oke gamasalah, gue mau nelpon kepala sekolah dulu " ucap diandra enteng sedetik kemudian ia memutuskan sambungan telponnya

setelah berkata seperti itu ia tertawa jahat, ia sengaja berkata seperti itu karena lelaki itu tahu persis maksud dari ucapannya barusan. ia yakin sebentar lagi pria itu akan menelponnya berkali kali sampai ia mengangkat telponnya. ia kembali menyeringai mengingat hal itu. tak lama ponselnya berdering panjang mengalunkan musik indah dari lagu never be alone_shawnmendes. see batinnya bersorak kemenangan. ia sengaja membiarkan ponselnya berbunyi tanpa berniat mengangkatnya, ia ingin sedikit menjahili pria menyebalkan itu, biar ia tahu rasa pikirnya. sesekali orang seperti itu harus diberi pelajaran biar tidak bertingkah seenaknya. entah kenapa melihat pria itu kesal menjadi kesenangan tersendiri untuknya. ia menggeleng pelan menyadari tingkah anehnya saat ini. akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat telponnya

fuck loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang