Strip pt.4

371 38 35
                                    

Junhoe masih sibuk di kantornya, sudah hampir tiga empat hari ia belum bertemu Jinhwan. Kantornya sedang sibuk hingga ia sendiri harus melembur. Junhoe tak tahu mengapa ia begitu peduli pada pelacur yang ia temui di salon tatto waktu itu.

Jinhwan sedang bertengkar dengan seseorang hingga menangis, secara spontan Junhoe langsung menariknya keluar. Dia ingat, Jinhwan bukannya berterima kasih justru semakin membentaknya mengapa ia di bawa keluar. Sekalipun akhirnya mereka berdua berakhir di ranjang, Jinhwan masih sangat menolak kehadiran Junhoe.

Ia pikir sebuah kutukan Junhoe datang di salon tatto saat itu.

"Junhoe, seseorang mencarimu." suara wanita mengalihkan perhatian Junhoe dari laptop yang ia ketik.

"Siapa?"

"Namanya Song, dia menunggumu di bawah." Junhoe mengerutkan alisnya. Sedikit mengingat nama itu. Jinhwan pernah menyebutnya beberapa kali tapi ia tak pernah bertemu.

Pria tinggi itu menyimpan data yang sedang ia kerjakan dan segera ke lantai bawah. Di sana ada banyak tempat duduk untuk menerima tamu karyawan dari luar.

..

Yunhyeong duduk sambil menyesap americano yang ia beli sebelum ke kantor ini. Hanya dengan kemeja lengan panjang hitam dan jaket denim bergelayut di pundaknya. Matanya yang menatap layar ponsel itu tertutup kacamata hitam. Sekalipun kesan gelap menguar dari tubuh rampingnya, semua lelaki gay bisa mengetahui bahwa dia bottom yang anggun.

"Kau sudah berbicara dengannya?" Yunhyeong menoleh, mendapati pria berjas abu-abu itu duduk di hadapannya.

"Yah, aku sudah menjelaskan semua padanya." Yun menatap kembali layar ponselnya. Setelah dari kantor Junhoe ia segera mengunjungi kekasihnya, Hanbin.

"Lalu? Apa katanya?"

"Ntah, dia tak memberiku jawaban yang berarti. Setidaknya kuharap dia berbuat sesuatu pada Jinhwan." Hanbin menatap intens pria manis di hadapannya.

"Kasus male-pregnancy sangat jarang ditemui dan kini terjadi pada Jinhwan. Apa yang akan pria itu lakukan?" Yunhyeong melepas kacamatanya lalu bersandar ke kursi.

"Dia masih mengunci dirinya di rumah belakangan ini. Aku yakin dia sangat stress. Apa menurutmu Jiwon masih akan mengejarnya?" Hanbin terkekeh.

"Jiwon tahu aku bertemu dengan Jinhwan di salon tatto waktu itu, dia hanya akan mengancamnya untuk diam. Aku rasa Jiwon mengejarnya karena ingin memiliki dia kembali."

"Jinhwan bilang padaku ia bertemu Jiwon lebih beberapa waktu lalu. Aku tak tahu apa yang terjadi tapi dia ada di lantai dua club Jinu pagi harinya. Kupikir saat itu Jiwon kembali memperkosanya."

"Jinhwan hamil karena hal itu?"

"Tak tahu. Ia bahkan tak tahu apa itu Jiwon atau siapa. Yang pasti perkiraan hitungan usia kehamilannya memungkinkan ia hamil karena malam itu. Bertemu Jiwon."

"Haha, yang ada dia akan semakin terikat dengan Jiwon." Hanbin terkekeh. Kalau mengingat lagi si pria mungil yang amat teramat cantik itu, ia sedikit iba.

Jinhwan adalah korban sebenarnya, dari hubungan Hanbin dan Jiwon.

"Apa Junhoe kenal Jiwon?"

"Tidak, tapi ia pernah bertemu sekali dengannya lebih dari dua minggu. Dia tak detail menceritakannya,"

"Dimana?"

"Depan klub Jinu sedengarku? Apa saat itu ia ada juga ketika Jinhwan dan Jiwon bertemu di sana?"

"Bisa saja," Hanbin mengedikkan bahu. Mungkin dirinya juga perlu melakukan sesuatu.

...


JunHwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang