Selamat membaca.....
🌟🌟🌟
"Wahhh pak pasti cewek ya. Cantik ga nih pak? Kalo cantik bolehh dong Babang Rival deketin..ceakkss.." Sahut Rival. Salah satu murid yang suka jahill atau bisa disebut dikelas ter-Jahilliyah dan sedikit bandel. tersebut.
"Sembarangan kamu Rival. Tidak ada pendekatan-pendekatan. Sudah sekarang saya panggilkan, Ayo Nak Jevan silahkan masuk dan memperkenalkan diri..". Sangkal pak bonang, dengan memanggil murid barunya itu.
"Yahhhh bapak ko malah cowok ya duh gagal nih gue PDkt nya..". balas Rival dengan kekecewaanya.
Dengan sigap Jevan murid yang katanya baru itu mulai memasuki kelas dengan senyum manisnya..
Tak disangka ternyata para Bebek-bebek kelas pun mulai menatapnya dengan tatapan lapar. Seolah Jevan adalah mangsa PdKt mereka. Yah siapa lagi jika bukan para wanita penghuni Ips 1? Tentu saja terkecuali Arvi dan Riris." Hallo semuanya. Perkenalkan saya Jevano El Wijaya. Saya pindahan dari Internasional hight school Cirebon. Saya pindah ke kota Jakarta ini dikarenakan ayah saya yang pindah dinas kesini. Dan akhirnya saya dipindahkan di SMAN 1 Bhakti Mulya ini. Saya harap kalian bisa menerima saya menjadi teman kalian. Terimakasih atas perhatianya." Ucap Jevan ramah yang menampakan senyum malaikat nya itu.
"Aduhhh Jevan kenapa lo ganteng banget?? Jadi pengen cipok deh tuh bibir merah manis lo ah..". Celetuk Amor ketua geng PPS itu. (Perempuan panas dan seksi)
"Halahh palingan tuh titit nya lebih kecil dari gue.." timpal Rival mengejek.
"Sembarangan lo.." bantah Amor.
Arvi terlalu malas jika harus mendengar celoteh mereka yang tidak bermutu itu. Arvi lebih memutuskan untuk acuh dan menutup kuping nya rapat-rapat. Ia lebih memilih bungkam dan menyandarkan kepalanya dimeja.
"Oke Jevan, silahkan kamu bisa duduk dibangku yang kosong, disamping Arvi." Ucap pak Bonang santai.
'Gila ya pak Bonang seenaknya nyuruh murid baru itu duduk sama gue. Mati gue, bakal jadi cep cep nya para PPS abis ini. Mampus lo Vi, lo kan paling males dalam hal 'berurusan dengan orang lain'.
Ah yaudahlah bodo amat gue ga denger.' Batin Arvi.Jevan berjalan dengan santai menuju tempatnya. Kini dia ditempatkan dimeja belakang dekat tembok bersama seorang perempuan. Yah Jevan harap dia bisa berdamai dengan teman sebangkunya tersebut.
Jevan mulai mendudukan dirinya dikursi barunya itu. Sesaat Jevan menatap seisi kelasnya dengan seksama. Jevan sedikit terusik karena murid perempuan di kelas Ips 1 terus menatapnya dengan pandangan memuja. Jevan akui memang dirinya itu tampan. Tapi Jevan tidak ambil pusing. Ia hanya bersikap acuh dan tak mau menjadi sombong hanya karena dirinya dipuja tampan.
Jevan melihat kearah kiri sampingnya. Ia melihat wanita teman sebangkunya ini sedang menyandarkan kepalanya dimeja menatap tembok sebelah kirinya.
Jevan berinisiatif membuka pembicaraan, dia ingin mengenal teman baru sebangkunya ini."Gue boleh kenalan sama lo?." Tanya Jevan basa basi.
"Arvi." Jawab Arvi malas. Yang masih tetap menyandar di mejanya.
"Gue Jevan. Salam kenal." Jevan mengulurkan tanganya di depan wajah Arvi. Yang tak kunjung dibalas oleh Arvi.
"Gue tau..".lagi lagi balasan yang singkat dari Arvi.
"Oh oke, gue harap kita bisa berteman baik." Ucap Jevan tetap dengan senyum manisnya.
"Serah lo..". Arvi menampakan wajah kesalnya. Menurutnya Jevan ini memang baik. Tapi kalian tau sendiri jika Arvi tidak butuh teman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Injuries Or Die?
Tienerfictie"Jevan please! don't touch!." Arvi menodongkan pisau tepat dihadapan Jevan. Berjalan mundur untuk menghindari tangkapan Jevan yang mencoba mengurungkan niat arvi untuk melukai dirinya. "Oke oke, gue mundur vi, tapi please lo jangan coba-coba buat ng...