Bagian 7

11.8K 2.1K 447
                                    

Renjun membanting pintu mobil Jeno yang mana membuat si pemilik kendaraan langsung berlari untuk melihat apakah pintu tersebut masih terpasang baik atau tidak. Ia mendesah lega ketika mendapati kalau semuanya dalam keadaan baik. Tatapan tajam Jeno diarahkan pada Renjun yang hanya mengedikkan bahu lalu berlari menaiki tangga. Tas yang dipakainya bergerak ke kanan dan kiri selaras dengan langkahnya. Tanpa menunggu Jeno atau sekedar menyuruhnya untuk cepat, Renjun masuk duluan ke dalam studio dan menghampiri Shuhua ̶ seperti biasanya.

"Alde, Alde. Aku nanya dong." Renjun menyenggol lengan Shuhua sampai si pemilik lengan mendelik sebal. Terpaksa ia menaruh ponselnya daripada nanti diambil Renjun yang lebih iseng darinya. "Mukanya jangan galak gitu dong."

"Habisnya kamu."

Renjun menyengir, "Ya maaf."

"Mau nanya apa?"

Renjun terdiam sebentar untuk memilah kata-kata yang benar untuk pertanyaannya. Setelah menemukan kata yang pas, Renjun langsung mengajukan pertanyaannya, "Ciri-ciri orang jatuh cinta itu kayak gimana?"

"Simple aja jawabannya, Nja. Kayak suka mikirin orang yang disuka, terus kalau lagi bareng sama dia rasanya cepet, deg-degan padahal dia cuma senyum biasa," jawab Shuhua. "Kalau lengkapnya coba tanya Mbah google. Lengkap."

"Gak perlu.." Renjun berujar lirih. "soalnya yang disebutin kamu tadi udah mirip ̶ "

Bahu Renjun ditarik oleh Shuhua untuk menghadap pada gadis itu. Renjun yang terkejut karena ditarik mendadak tanpa permisi, makin terkejut lagi karena gadis itu menatapnya begitu lamat. Renjun panik dan tanpa sadar memundurkan tubuh namun Shuhua lebih gesit sehingga Renjun tetap pada posisinya. "Bilang ke aku, siapa yang buat kamu jatuh cinta. Bilang gak?!"

"Tapi, lepasin dulu!" Shuhua spontan melepas tangannya. Sayangnya hal itu membuat Renjun terhuyung dan jatuh ke belakang. Pemuda tersebut menghela napas dan menangisi nasibnya yang malang. Sudah dua kali ia jatuh karena Shuhua namun gadis itu sama sekali tak merasa bersalah. Malah, ia ditertawakan. Lebih menyebalkannya lagi, Shuhua tidak membantunya bangkit sehingga ia terpaksa melakukannya sendiri. "Bilang-bilang dulu, kenapa?! Sakit ini!"

"Kamu bilang suruh lepas. Ya udah, aku lepas," jawab Shuhua sekenanya. "Gak salah, Kan."

"Untung temen."

"Emang aku temen kamu?"

"Oh gitu." Renjun mengangguk-angguk, "Kalau kamu malam-malam bosen, gabut, atau apalah itu, aku diemin aja ya."

Shuhua meraih lengan Renjun dan mengayunkannya, "Hehehe, Enja jangan gitu dong.."

Renjun mendengus.

Renjun tak menunjukkan reaksi lagi, sehingga Shuhua memutuskan untuk mengayunkan lengan Renjun dan membuat pemuda itu menoleh, "Apa?"

"Kasih tau, kamu suka siapa."

Renjun mengacungkan kelingkingnya, "Janji jangan bocor?"

Shuhua mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Renjun. Janji tersebut akhirnya terbuat, "Janji."

Renjun menoleh kanan-kiri untuk memeriksa keadaan. Dirasa aman, Renjun mendekatkan bibirnya pada telinga Shuhua yang siap mendengar jawabannya. "Kayaknya ya ̶ Cuma kayaknya, lho, aku juga gak tau ̶ aku itu suka Kak Fajar."

Shuhua menjauhkan telinganya secepat mungkin. Matanya melebar bertanda tak percaya dengan omongan Renjun semenit yang lalu, "Serius?!"

"Kayaknya ̶ "

"AAAAAAAAAAAAA!"

Renjun yang kaget, juga ikut berteriak, "AAAAAAAAA!"

Teriakan dua orang itu membuat kaget yang ada di sana, termasuk Minho yang sampai menyemburkan minumnya pada Jeno. Kedua orang tersebut ribut kemudian, sedangkan Yeri langsung menjauh cepat-cepat.

Fajar & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang