Bagian 8

11.6K 2K 359
                                    

Hari Jumat menjadi hari penutup untuk sesi latihan di minggu pertama, yang berarti sudah dua hari ini Renjun menghindari Jeno dengan tidak berangkat atau pulang bersama. Selama latihanpun pemuda bertubuh kecil itu menghindari kontak dengan Jeno dan memilih untuk berdekatan dengan Shuhua, atau mungkin dengan yang lain asal buka dengan Jeno. Awalnya Jeno sama sekali tak menyadari kalau Renjun tengah menghindarinya. Namun, lama-lama tingkah Renjun membuatnya curiga sehingga muncul banyak pertanyaan di otaknya. Sewaktu diajak berangkat bersama, ia memberi alasan kalau sudah berangkat duluan (padahal Jeno tau kalau Renjun masih di terasnya). Diajak pulang bersama juga begitu, Renjun memberi alasan kalau Minho atau Shuhua akan mengantarnya. Sewaktu ingin membantu dikala latihan, Renjun bilang kalau ia sudah bisa dan tak perlu dibantu. Kenyataannya anak itu malah bengong dan terdiam dengan wajah kaku.

Apa alasan Renjun menghindar?

Renjun menghindar bukan karena benci Jeno, ataupun kesal pada pemuda itu. Tapi, Renjun menghindar dengan alasan memberi ruang Jeno untuk mendekati Yeri tanpa ada gangguan sedikitpun darinya. Omongan Shuhua benar-benar ditelannya bulat-bulat sehingga ia yakin kalau Jeno memang memiliki perasaan pada Yeri sehingga dekat dengan gadis itu. Padahal, kalau diteliti lebih dalam lagi, belum tentu Jeno memiliki perasaan pada Yeri. Semua orang bebas untuk berdekatan pada siapa saja tanpa embel-embel memiliki perasaan. Ya, memang dasarnya Renjun saja yang terlalu cepat percaya dan mengambil keputusan menjauhi Jeno sebagai jalan tengah.

Well, itu salah satu alasannya. Ada alasan lain mengapa Renjun menghindari Jeno.

Renjun takut kalau ia memiliki perasaan pada Jeno.

Oke, siapa yang tidak terbawa perasaan dengan sikap Jeno yang ̶ bisa dibilang ̶ begitu perhatian padanya? Mengajak berangkat dan pulang bersama, mentraktirnya kopi meskipun tidak diminta, membantunya kalau kesulitan. Bisa saja ia langsung suka pada Jeno, tapi itu akan ia lakukan kalau situasinya Jeno tidak dekat dengan siapapun. Pada kenyataannya Jeno dekat dengan Yeri dan suka sekali menggoda Yoojung.

Sudah. Itulah alasan mengapa Renjun benar-benar menghindari Jeno.

Selama menghindari Jeno, Renjun begitu dekat dengan Minho. Lebih tepatnya sih, Minho yang dekat padanya. Kalau kata Shuhua, sepertinya Minho punya perasaan lebih padanya. Tapi, entah mengapa omongan Shuhua yang satu ini tidak langsung ia telan bulat-bulat. Renjun tak mau mengambil kesimpulan dulu. Bisa saja salah, kan?

Dan, weekend tiba, latihan diliburkan.

Renjun bersyukur sekali weekend tiba karena akhirnya bebas dari latihan sekaligus bebas bertemu Jeno. Ia betul-betul merasa bersalah karena menghindari pemuda itu. Tapi, itu harus ia lakukan demi kebaikan Jeno begitu juga dirinya sendiri. Jeno bisa dekat dengan Yeri, dan ia perlahan bisa meyakinkan diri kalau ini cuma perasaan yang numpang lewat.

Namun sayangnya, itu tidak berlangsung lama. Tak ada angin atau hujan, mendadak saja Jeno mengajaknya pergi ke cafe yang sama seperti kemarin. Sehalus mungkin Renjun menolak dengan berbagai alasan yang dirasa cukup masuk akal. Tapi, Jeno tak langsung percaya begitu saja. Pemuda itu bilang kalau jam sepuluh nanti ia akan menjemput Renjun dengan keadaan yang sudah rapih.

Renjun berteriak dan membanting bantalnya saat itu juga. Dan, teriakan makin kencang lagi karena sadar sekarang sudah jam setengah sepuluh.

Sontak saja ia berlari menuju kamar mandi. Bundanya hanya bisa menggeleng pasrah atas kelakuan anaknya yang sangat absurd padahal masih pagi hari. Mungkin sewaktu Renjun tengah bersiap-siap, beliau bisa mencuri waktu itu bertanya.

Renjun keluar dari kamar mandi sepuluh menit kemudian. Masih dengan berlari, ia masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Buru-buru mengambil baju di tumpukan paling atas dan memakainya cepat. Ia berdoa semoga baju yang dipakainya sekarang tidak aneh atau dapat membuat Jeno menertawakannya.

Fajar & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang