Jeno itu berprinsip lurus dalam hidup, betul-betul lurus sehingga sebisa mungkin menghindar dari jalur yang membuatnya goyah lalu berkelok. Saking lurus prinsipnya, banyak orang mengatakan kalau Jeno begitu membosankan. Sebab itulah ia memiliki kisah cinta yang tak pernah berlangsung lama karena sifatnya itu. Tapi, tetap saja banyak yang jatuh pada pesonanya sebab tutur kata dan perangainya halus sekali. Jeno playboy? Mungkin saja. Namun, Jeno menolak disebut seperti itu. Jeno menganggap kalau ia sedang berpetualang dengan mengencani banyak perempuan sampai akhirnya menemukan yang tepat.
Oke, underline, italic, bold; Perempuan.
Sudah dijelaskan bukan? Kalau Jeno itu berprinsip lurus, maka dirinyapun juga lurus. Hanya perempuan saja yang ia kencani meskipun banyak laki-laki yang terang-terangan mengajaknya berhubungan namun harus ia tolak secara halus (yang mana membuat laki-laki yang ditolaknya makin jatuh cinta) dengan perasaan tidak enak. Tenang saja, Jeno bukan homophobic. Hanya saja rasanya aneh kalau menerima laki-laki meskipun se-playboy apapun dirinya. Ia merasa kalau berhubungan dengan laki-laki itu sebuah kesalahan yang harus dihindari. Terlebih, negara ini merupakan negara kolot yang belum bisa menerima hubungan sama jenis.
Tapi, prinsip lurus itu mulai dipertanyakan kelurusannya sebab bertemu dengan pemuda manis bertubuh mungil bernama Renjun. Jeno merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan ketika dekat atau berhubungan dengan seseorang. Renjun itu berbeda. Keluguannya membuat satu rasa tertarik dalam hati terlebih ketika pemuda itu tengah melukiskan senyumnya. Padahal seharusnya biasa saja, namun Jeno menganggapnya luar biasa. Meskipun kadang Renjun begitu menyebalkan (bahkan di hari pertama mereka bertemu kakinya sudah ditendang kencang), Jeno tidak mempermasalahkan itu. Lucunya, ia juga membalas Renjun dengan bersikap sama menyebalkannya. Padahal, kalau dilihat pada kisah kemarin, mana pernah Jeno seperti ini. Adapun ketika ada seseorang yang menyebalkan masuk ke dalam cerita hidupnya, Jeno jelas akan menghindari orang itu agar terhapus jejaknya dan hidup tenang kembali seperti biasa
Tapi, kembali pada point di atas. Jeno itu lurus, straight. Ia takut berhubungan dengan laki-laki karena tidak mau dianggap aneh. Maka dari itu, sebagai dalih dan takut perasaaan anehnya pada Renjun makin menjadi, Jeno mendekati Yeri. Beruntung baginya karena Yeri begitu welcome sehingga memudahkannya untuk mendekati gadis cantik itu. Jeno yakin, kalau sebentar lagi ia akan mendapatkan hati Yeri dan melupakan—perasaan anehnya—pada Renjun. Iya, ia yakin sekali.
Tapi, melihat kedekatan Renjun dengan Minho membuatnya ragu dengan segala keyakinan yang ia agungkan berhari-hari ini. Apalagi melihat Renjun membagi tawa dengan ketua tim dance itu membuat dadanya seperti ditekan batu panas. Rasanya kesal. Jeno tau kalau ia sedang cemburu–pada Minho, tentu saja. Tapi, ia hanya memilih diam dan menahan kesal dengan cara mengepalkan tangan erat-erat.
Semua di luar kontrol pada akhirnya. Ia tak segan melayangkan tatapan tajamnya pada Minho atau Renjun kala mereka berdua mengobrol. Ia juga tak segan menganggu obrolan mereka berdua dengan apapun caranya. Sayangnya, hal itu menjadi bumerang untuk dirinya. Jeno terlihat terlalu mengurusi Renjun padahal siapalah dirinya. Sampai akhirnya Minho melayangkan perkataan yang membuat Jeno seperti tetampar.
"Renjun deket sama gue, Gilang atau siapapun, bukan masalah lo."
Oh iya, siapa dirinya?
Jeno hanyalah seseorang yang baru ditemui Renjun seminggu yang lalu. Seseorang yang kata Renjun begitu menyebalkan karena selalu mengganggunya. Jika dibandingkan Minho, posisinya jauh sekali. Renjun lebih terlihat senang ketika mengobrol dengan Minho. Sebuah kontradiksi dengan dirinya karena Renjun selalu mengomel dan mendelik padanya. Jeno dalam hati meringis miris. Dari situ ia sama sekali tidak berdekatan dengan Renjun dan memilih mengobrol bersama Yeri tampak cantik hari ini dengan rambutnya yang tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
FanfictionFajar adalah permulaan. Senja adalah pemberhentian. Filosofi singkat tentang kedua momentum indah pada semesta, namun tersirat banyak makna di dalamnya. Tentang Fajar Anggara dan Arenza Senja, dengan campur tangan semesta dalam cerita mereka. Lee...