Bagian 9

11.9K 2K 447
                                    

Vullnetar tut tut tut

Kak Jeovanna: ini siapa yang nambahin tut tut tut

Kak Jeovanna: astaga tuhan

Kak Jeovanna: KAULIKAAAA

Alde jelek: maap kak

Alde Jelek: abisnya aku gabut

Hujat aja kak

Kalo butuh bantuan, aku bantuin

Kak Angkasa: AWOKWOKWOKWOK

Kak Rana: ketawa awokwokwok tuh gimana sih

Kak Satrio: send voice note

Kak Wira: anjinc di vn

Kak Iris: geuleuh geleuh

Kak Cala: Kak satrio ada masalah apasih di hidupnya

Kak Anggara: noh sat

Kak Anggara: kalo ada masalah cerita2

Kak Satrio: Jancoeg

Kak Jeovanna: udah udah skip dulu bercandanya

Kak Jeovanna: aku mau nanya

Kak Jeovanna: senin bisa kumpul di kotu lagi gak?

Kak Jeovanna: aku mau liat tim dance gimana

Aku sih selalu bisa kak

Masih libur soalnya

Alde Jelek: aku bisa juga

Kak Hanna: bisa bisa

Kak Gilang: gue bisa

Kak Angkasa: bisa mbak

Kak Cala: bisaaaa

Kak Iris: aku bisa kak

Kak Wira: asal jangan sore gue bisa

Kak Satrio: senja bisa gue bisa

Kok ada akunya?

Alde Jelek: ehem

Kak Rana: bisa kok

Kak Anggara: Senja, senin bareng

Aku mau naik kereta kak

Kak Anggara: Rezeki jangan ditolak

Renjun menjauhkan ponsel dari hadapannya. Keningnya menyerit dan bibirnya mengerucut, "Apa sih Kak Fajar."

***

Senin tiba. Pukul delapan pagi Renjun sudah rapih dengan kemeja kuning yang dipadukan kaos hitam polos dan celana jeans pendek. Untuk alas kaki, Renjun memilih menggunakan kets berwarna putih. Ia harap di jalan tidak ada insiden yang mengakibatkan sepatunya berubah warna. Renjun bisa-bisa menangis saat itu juga.

"Bun, sarapannya apa?" Renjun duduk pada kursi. Tangannya meraih susu kotakan dan menuangkannya pada gelas. Sang Bunda meletakkan sepiring nasi goreng di hadapanya yang disambut bahagia oleh Renjun yang sudah menghabiskan susunya. "Wih, nasi goreng."

Fajar & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang