Dateperimen 6: Secret Mission

11K 735 46
                                    

VIONA kembali ke meja mereka dengan gusar. Tatapannya tidak tenang dan gerakan tubuhnya terlihat gelisah. Hal tersebut tentulah menarik perhatian Dhisti yang sedang mengaduk-aduk minumannya. Dhisti ikutan cemas melihat raut wajah sahabatnya.

"Kenapa, Vi? Sakit perut?"

"Kepala gue yang sakit!" sahutnya lesu diiringi dengkusan.

"Loh, kenapa tho? Mau minum obat? Aku punya ibuprofen nih," katanya seraya meraih ranselnya di kursi sebelah.

"Bukan pusing karena penyakit, Dhis. Tapi pusing ngadepin asdos lo." Dhisti mengernyit lalu jemarinya kembali ke atas meja.

"Memangnya kenapa?"

"Dia minta ketemuan nanti malam," ujar Viona memberitahu.

"Serius kamu, Vi?" Gadis yang ditanya mengangguk lemah. Kemudian Dhisti beralih pada steak yang sudah tersaji di atas meja, berusaha untuk tak acuh. "Yowis lah, kamu jujur ae, Vi. Kejujuran itu kalau lebih cepat diungkapkan lebih baik." Dhisti berkata bijak. Potongan steak sudah lolos dari tenggorokannya menuju aliran fungsi lain.

"Give me a hand," cicit Viona memelas.

"Big no. Pokoknya aku ndak mau berurusan lagi sama kencan-kencananmu itu. Aku juga mau punya pacar yang sesungguhnya dong. Lagi pula, kesehatan jantungku bahaya kalau terus dekat-dekat sama Pak Widhy tuh."

"Lho, memangnya kenapa?" Viona heran.

"Ya takut sekaligus malu tho, Vi, kalau sampai ketahuan bohong. Mata kuliahku loh yang jadi taruhannya."

"Iya-iya. Ah, lo mah itu lagi, itu lagi yang dibahas."

"Lho memang bener tho. Itulah dampaknya kalau nanti kebohonganku terbongkar. Saranku ya, Vi. Kamu segera sudahi urusanmu sama Pak Widhy. Katakan sejujurnya alasan kamu ndak bisa datang kemarin." Dhisti menyeruput lemon tea-nya dengan cepat karena belum selesai bicara. "Oh ya, kalau misalnya dia tanya-tanya tentang aku, kamu bilang aja ndak kenal. Oke!"

"Iya bawel."

"Pinter. Ayo makan, Vi, enak loh iki steak-nya. Besok makan di sini lagi ya?" rayu gadis itu yang berusaha menghibur sang teman bicara. "Kamu masih punya enam hari lho buat ngajak aku makan siang."

Ah, Dhisti memang pintar memutarbalikkan keadaan. Tapi inilah konsekuensi yang harus diterima oleh Viona, toh ia memang sudah berjanji kepada sahabatnya.

 Tapi inilah konsekuensi yang harus diterima oleh Viona, toh ia memang sudah berjanji kepada sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viona mengedarkan pandangan saat tiba di kafe Loveland. Ia belum pernah melihat secara langsung wajah seorang Widhy Aryadinata, meski Dhisti beberapa kali mengatakan kalau lelaki itu mengajar di kampusnya. Di profile akun Dateperimen, wajah Widhy tidak terlalu jelas karena foto yang dipasang bukan head to toe melainkan sebagian wajah, itu pun hanya tampak dari samping saja.

DateperimenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang