Hai Azura up lagi nih!
Vote,kritik dan saranya yaa:)
-----
Arsen POV
Pagi ini aku berangkat ke sekolah menggunakan mobil kesayanganku. Dari arah gerbang aku melihat rara,seperti biasanya dia cantik apa adanya entah,sejak kapan aku mulai diam diam memperhatikannya. Ah aku rasa aku ini pengecut sekali menyukai wanita dalam diam,seperti cewek pada umumnya yang menyukai laki-laki diam-diam hehe.
Ketika Rara sampai di kelasnya aku melihat dia diolok-olok oleh teman-temannya karena karena dia kusut dan bau. Aku ingin menolongnya sebagai cowok gentle tapi apa kata teman temanku nanti kalau aku menolong gadis yang suka dibully di sekolah ini. Ah Persetan dengan peduli."hey,rara bau ngapain masih sekolah di sini,ini sekolahan orang kaya.Lo tu miskin gak pantes sekolah di SMA Mentari!!"ejek cewek menor yang ku kenal bernama Jeny.
Plakk..
Sebuah tamparan melayang di pipi.
Bukan di wajah rara,melainkan di wajahku.Aku menghalangi jeny yang akan menamparnya.Perih itu yang ku rasa,tapi masa iya aku menagis di depan Rara harga diriku jatuh nantinya."Arsen,ma-ap a-kku gak bermaksud"
"Apa?lo mau nampar cewek gue?Tampar lagi aja cowoknya nih"tunjuk ke wajahku di depan jeny.
"Arsen,kamu apa apaan sih,memangnya kamu mau pacaran sama Rara si miskin?"tunjuk jeny ke Rara.
Aku diam,Rara sudah pucat pasi.Aku tau dia pasti takut.
"YANG MISKIN ITU PERKATAAN LO JENNY!!"tunjuk gue murka di depan muka jeny yang langsung menangis.Tanpa pikir panjang aku menarik tangan Rara untuk duduk di kursinya.
Hening,ketika kami duduk bersebelahan.
Deg..deg..ya Tuhan jangan sampai Rara mendengar detak jantungku bisa malu aku."emm kak,makasih ya"kata Rara memulai percakapan.
"buat apa?saya gak nolong kamu"ucap gue ketus.
"Maaf kak,pipi kakak merah tuh"tunjuk Rara di pipi ku.Memang sih aku merasakan perih tapi ini bisa di tahan.
"Nanti pulang sekolah lo bareng gue"perinta ku sambil berjalan keluar kelas Rara.Aku masih melihatnya dari jendela ketika aku keluar,kenapa Rara senyum senyum sendiri ya,apa jangan jangan di baper sama aku.Semoga><
Azura POV
Duh kok aku memikirkan Arsen ya, mana tadi dia yang kena tampar sama Jeni kan biasanya aku yang kena tampar oleh Jeni. Tapi kenapa kak Arsen malah menghadangi Jeny. Ah kalik kak Aseng cuma kasihan sama aku tiap hari di olok-olok sama Kak Jeni dan teman-temannya, mimpiku untuk bersamanya cuman mimpi aku sadar diri.
Krriiiingggg.
Bunyi bel sekolah sudah 10 menit yang lalu, tapi aku masih di kelas,aku bingung mau naik angkot atau bareng kak Arsen karena kak Arsen tadi ngajakin aku pulang bersamanya aku takut fansnya marah besar pada ku salah paham."Mau pulang gak?"
"Eh,kak Arsen aku mau naik angkot aja"jawab ku meninggalkan kak Arsen di depan mobilnya.
"Angkot udah gak lewat jam segini,mending bareng aku aja ra."ajak kak Arsen.
Aku melihat jam tanganku,memang sih angkot jam segini gak ada yang lewat.Tiba tiba kak Arsen narik tanganku menuju mobilnya.
"kak maaf ngerepotin"kata ku ke kak Arsen yang fokus menyetir.
" Kenapa minta maaf aku ikhlas anterin kamu pulang" jawab kak Arsen tak acuh.
" maaf kak"
" Kenapa minta maaf terus sih! udah kamu tunjukin aja jalan ke arah rumah kamu"bentak kak Arsen.
Kak Arsen kenapa marah?kan aku minta maaf karna ngerepotin sama udah cerewet ke dia.Tak terasa ternyata aku sudah sampai di rumah kecil yang kumuh,ini rumah ku."di sini aja kak"ajak ku turun ke kak Arsen.
"Assalamualaikum buk"ucap salam ku mencium tangan ibu.
"Walaikumsalam ra,ini siapa ra?temen kamu?"tanya ibu melihat kehadiran kak Arsen
"Saya Arsen bu,kaka kelas nya Rara di sekolah"jawab Arsen menampilkan senyum manis nya.
"Oh,masuk dulu yuk nak Arsen.Maaf rumah kami jelek"ajak ibu ramah
"Oh makasih bu,saya lanjut aja.Mari ibu,rara"pamitnya pulang.
"itu pacar kamu rara?"tanya ibu menggandeng ku masuk rumah.
"bu,tadi kan kak Arsen bilang dia cuman kakak kelas Rara di sekolah"jawab ku jujur,aku tau ibu heran.
"Jangan dekat dekat dengan Arsen dia orang kaya kita orang nggak punya Rara Kamu harus ingat itu" perintah tegas ibuku meninggalkan aku di kamar.
----
Sehabis pulang kerja aku ingatkan untuk belajar. Aku tidak fokus pikiranku melayang-layang entah sampai mana,sampai aku memikirkan sikap kak Arean yang berbeda padaku,sampai aku belum membayar uang SPP.
Ting!
Tasya💞
Ra,belajar bareng yuk aku tunggu di cafe biasanyaRara
Oke,10 menit lagi sampek
Read.
Semapainya aku di Cafe aku melihat tasya melambaikan tangan kepada ku.Tanpa menunggu lama akupun menghampirinya."Tasya,tumben ngajak belajar bareng"basa basi ku
"Iya nih Ra,gue lagi mood.Eh pindah anterin gue ke salon yuk!"ajak Tasya langsung menarik ku pergi dari Cafe.
"ih Tasya,sakit tau.Kita mau ke mana?kata kamu mau belajar"
"Gak jadi gue pengen main sama sahabat gue kayak orang orang masa lo gamau dih Ra"ujar Tasya memelas.
"hem,iyaa Tasya ku sayang"ucapku menyubit pipi tasya gemas.
Tanpa waktu lama aku dan Tasya samapai di sebuah salon.
"mbak,dandanin temen saya ya"suruh tanya kepada pegawai salon.
Aku ya nurut nurut aja mbk pegawainya mau ngapain,toh biar Tasya senang.
"mbk sudah selesai,wahh cantik sekali mbk nyaa"puji pegawai itu kepadaku.
"makasih ya mbak"
Aku menunggu tasya yang sedang ganti baju.Ketika Tasya keluar dia mengenakan pakaian yang sangat mini.Belahan dada nya terlihat sampai bawah dan pahanya di biarkan terbuka
"Ra,nih pake bajunya gue udah beliin mahal buat lo,jadi kalo gak lo pake gue marah!"ketus Tasya menyuruh ku memamkai bajh yang dia berikan.
"Tasya sebenarnya kita mau kemana menggunakan baju seperti ini?"tanyaku melihat Tasya
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA
Teen Fiction"Jadii, selama ini aku suka sama kakak kandung aku dong"Tanya Rara Arsen tidak menjawab pertanyaan rara. Arsen bingung harus bagaimana Kalo lo tau semuanya,lo bakal benci gue ra -Arsen Pramudya baca aja dulu siapa tau suka:) Follow akun Author ya