Playing "Rumpang-Nadin Amizah"
Tuan,
Dulu bersamamu aku ialah api yang membumbung tinggi.
Pekat asap rinduku kadang mencipta sesak hati.
Kala itu,
engkau adalah kayu,
kerap kali mengucap kasih, hingga kobarku menari-nari.
Sering pula Tuan rapalkan janji,
maka karsaku betah berdiam diri.
Hamba api berseri-seri.Tuan,
Sekarang aku sebuah lilin.
Sinarku redup,
Tak cukup benderang melihat parasmu di malam hari.
Tapi biarkan hamba menerangi,
lilin kecil ini rela berbagi kerlip di perjalanannya menuju mati.Tapi tuan justru berdiam diri.
Apakah remangku membuat ucap kasihmu pergi?
Kemana rapal janji itu berlari?
Hamba mencari cinta yang biasa kau beri
Dimana semua lisan manis itu bersembunyi?
[7 April 2019]
KAMU SEDANG MEMBACA
@ksara
Poetryrasa karsa luka tiga kata sederhana, tapi kerap diperumit semesta. bagi mereka yang sudah biasa perihal rasa, karsa, dan luka, menjadi tiga hal yang ringan dijadikan pembicaraan. tapi manusia banyak bermain muka agar rasa, karsa, dan luka tak nampa...