ketujuhbelas.

18 1 0
                                    

Aku pernah menjadi sebuah halte,
Bagi seseorang yang datang-pergi sesuka hati.
Ia duduk, menunggu bersamaku.
Beranjak ketika bus terhenti.

Aku pernah selapang teras rumahmu.
Sudi menyambut segala sesuatu,
Memeluk luka yang kau bawa dan bukan pipi yang bersemu karena melihatku.

Aku pernah sesabar bumi,
Kau pijak berkali-kali
Tapi terus menerimamu kembali

Aku pernah mencintaimu lagi dan lagi.

Pernah terluka lagi dan lagi.

Pada suatu titik waktu
satu penantian kembali terhenti,
aku melihat satu hati,
yang itu bukan dirimu lagi.

Dia tak punya luka untuk diberi.

Dia tak pernah pergi.

Dan tak ada keraguan padaku untuk jatuh hati.

[10 Februari 2020 ]
Tentang perih luka, menemukan dan disembuhkan.

@ksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang