Hari sudah malam, mungkin sudah pukul sepuluh. Junmyeon pun segera memasuki rumahnya. Namun, sebelum ia masuk kedalam rumah, Junmyeon melihat halamannya yang tak terlihat ada mobil Jeongin.
Junmyeon sudah bisa menebak, pasti adiknya itu pergi bersama Jennie. Kemudian, Junmyeon pun masuk kedalam rumah. Setelah masuk, ia segera bergegas menuju kamar Joohyun.
Klekk..
"Joohyun-ah!" seru Junmyeon saat pintu belum terbuka lebar. Setelah ia melihat keadaan kamar yang kosong, Junmyeon langsung menautkan kedua alisnya bingung.
Lalu, Junmyeon pun langsung masuk kedalam kamar dan segera berjalan menuju kamar mandi. Kemungkinan Joohyun mandi.
Akan tetapi tetap tidak ada. Junmyeon pun keluar dari kamar Joohyun dan segera menelepon adiknya.
"Dimana kau?" tanya Junmyeon ketika teleponnya diterima Jeongin.
"Aku dirumah ayah, ada apa?" jawab Jeongin.
"Joohyun tidak ada dirumah, apa kau bersamanya?" tanya Junmyeon lagi.
"Dia sudah berada dirumahnya sekarang. Dia sendiri yang memintanya." jawab Jeongin. Junmyeon bingung.
"Dirumahnya? Apa maksudmu?" tanya Junmyeon.
"Aku meminta sisiknya untuk pengobatanku. Dan sekarang aku sudha sembuh total. Tapi setelah itu, tubuhnya membiru. Dan aku pun segera membawanya ke lautan agar dia segera bertemu keluarganya." jelas Jeongin.
Junmyeon langsung membulatkan matanya. "Dasar Bodoh!" Dengan cepat, Junmyeon mematikan teleponnya dan segera menuju mobilnya.
✨✨✨
Bukk..
"Kenapa kau memberi tau ku setelah kau melakukannya, bodoh!?" ucap Junmyeo setelah menghantam wajah Jeongin tepat didepan ayahnya.
"Apa aku salah, hah? Aku sudah berjuang dengan penyakit ku sejak aku masih kecil! Aku juga ingin mempunyai kehidupan normal seperti mu tanpa bergantung pada obat dan rutin pergi ke rumah sakit! Dan setelah sekarang aku mendapatkannya, kau malah marah padaku, apa yang ada difikiran mu, hyung!" bentak Jeongin.
"Aku mencintainya dan kau merusaknya! Aku tidak rela kau menyakiti orang yang aku cintai. Apa kau rela jika Jennie disakiti orang lain, hah? Masih ada cara lain untuk bisa menyembuhkan penyakitmu! Dan obatnya tidak harus dengan apa yang Joohyun miliki!" ucap Junmyeon.
"Tapi dengan obat dari sisik Joohyun noona aku bisa sembuh total, hyung! Aku tau kau mencintainya, tapi kalian tidak bisa bersama karena kalian berbeda, hyung!"
PLAKK...
Sebuah tamparan yang sangat kencang menghantam pipi Jeongin. Siapa lagi pelakunya jika bukan Junmyeon.
Melihat Jeongin yang ditampar oleh Junmyeon, ayahnya segera menyuruh bodyguard nya untuk menahan Junmyeon agar tidak melampiaskan amarah secara fisik kepada adiknya lagi.
"Junmyeon-ah! Dengarkan ayah!" ucap ayahnya. Junmyeon pun sedikit menahan amarahnya saat sang ayah berjalan mendekatinya.
"Ayah tau kau sangat mencintai Joohyun, tapi ingat.. Jika kalian ditakdirkan untuk bersama, maka kalian akan segera dipertemukan." ucap sang ayah. Junmyeon hanya diam.
"Junmyeon-ah, jangan salahkan adikmu. Dia juga sejak kecil ingin segera sembuh dari penyakitnya. Ayah tau kau sangat marah sekarang, jadi ayah harap, segeralah kau menetralkan amarahmu." lanjut sang ayah lagi.
Kemudian, Junmyeon pun melepaskan diri dari kedua bodyguard ayahnya yang sedang menahannya agar tidak memukul adiknya.
"Aku pulang.. Dan kau.. Jangan pulang kerumah ku." kata Junmyeon menatap sinis Jeongin lalu berjalan pergi dari tempatnya.
DON'T LEAVE ME
Suho | IreneTo be continue...
Vote!
Isi kolom komenannya boleh dong? ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
『ᴅᴏɴ'ᴛ ʟᴇᴀᴠᴇ ᴍᴇ』| ꜱᴜʜᴏ-ɪʀᴇɴᴇ [✔]
Fanficꜱᴇᴅᴀɴɢ ᴅᴀʟᴀᴍ ʀᴇᴠɪꜱɪ !!! #ꜱᴜʀᴇɴᴇᴀʀᴇᴀ! [ꜱᴇᴀꜱᴏɴ ꜱᴀᴛᴜ] ✔ ꜱᴛᴏʀʏ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ, ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘᴜᴛʀɪ ᴅᴜʏᴜɴɢ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀꜱᴇꜱᴀᴛ ᴅᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛɴʏᴀ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ꜱᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘʀɪᴀ ʙᴇʀɴᴀᴍᴀ ᴋɪᴍ ᴊᴜɴᴍʏᴇᴏɴ. ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴘᴇʀᴛᴇᴍᴜᴀɴ ᴛᴀᴋ ᴅɪꜱᴇɴɢᴀᴊᴀ ɪᴛᴜ, ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴊᴜɴᴍʏᴇᴏɴ ʏᴀɴɢ ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʟ...