dua

779 43 1
                                    

Perjalanan ini menyenangkan, sebenarnya aku sangat bersemangat kali ini.

"konsernya di Tokyo kan? Aku sudah mencari tau tempat-tempat yang bagus untuk dikunjungi"

"wahh ternyata kau lebih excited dariku. Kau senang mempermainkanku? Lagipula kita tidak ke Tokyo, tapi kita akan pergi Osaka. kau tak membaca tiketnya?" ketusnya muncul

"ahh Osaka! Kalau begitu kucari tau nanti saja"

"yeah"

"sehun-aah, aku tak bisa berbahasa jepang sama sekali"

"nadoo-yo"

"geurom?"

"gwaenchana, temanku bisa Bahasa jepang"

"siapa? Temanmu yang konser itu?"

"iya, dia tinggal di jepang sudah 2 tahun, kalau tidak salah"

"lalu kita akan menginap dimana?"

"di rumahnya"

"apa tidak merepotkan? Dia kan sedang sibuk dengan konsernya"

"tidak, rumahnya kosong, orangtuanya jarang pulang, lagian dia yang ngundang."

"aahh begitu.."

Kami makan beberapa cemilan, lalu kulihat jendela, biru yang indah.

"kau tau aku suka warna biru langit?"

"yaa, itu sangat kentara. Kau banyak menggunakan warna biru untuk barangmu"

"tanya kenapa aku menyukai warna itu hehe"

"kenapa?"

"itu menenangkan, punya arti yang dalam dan tak terhingga, seperti laut dan langit."

"begitu kah?"

"selama aku sedih, aku mengambil kekuatan dari birunya langit, mereka memberiku semangat. Kau tau aku suka pantai bukan? Pantaipun begitu, warna birunya bisa membuatku lebih kuat."

"saat sedih aku lebih suka melihat wanita cantik"

"kau serius? Haha"

"iya! Nyaman dipandang ehe"

"ahh percuma aku bicara serius denganmu hahaha"

"tapi kau benar, tentang warna biru. Aku juga menyukainya"

"hmmm. Ahh iya! Aku lupa menukarkan uang, kau menjamin perjalanan ini bukan?" aku tersenyum lebar

"sebenarnya, yang menjamin semua itu temanku"

"mwo?!"

"aku mana ada uang, noona!"

"yak! Kau sudah lulus dan ikut lomba sana sini, bukankah itu menghasilkan uang?"

"iyaa, tapi sebenarnya .."

"sebenarnya apa? Kau tak tahu malu sekali sehun-ahh. Sudah cukup memalukan menginap dirumahnya, dan jangan bilang makan kita dia yang tanggung?!"

"untuk makan, kita akan belanja, dan noona memasak"

Aku memukul lengannya

"aku tak bisa memasak, kau tak tahu itu?"

"jinjjayo? Lalu bagaimana?"

"haruskah kita pesan hotel saja?"

"aku tak bawa uang sebanyak itu. Lagipula dia teman dekatku noona, kau juga ke-"

"aku juga apa?"

"tidak! Sudah jangan khawatirkan hal seperti itu, aku sudah menjaminmu, jangan khawatir"

[END] More than Word (SUDAH CETAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang