Kota Banyuwangi, 10 Juni 2008
"Susah? Ya sangat susah untuk mengingat kenangan manis. Manusia seringkali lebih mengingat kenangan duka daripada kenangan manis yang selama ini menetap di memorinya.~AD"
Hari kemarin sangat membosankan di rumahnya bagi anak remaja ini. Dia hanya melakukan aktivitas makan, istirahat, minum obat, mandi, dan juga baca buku. Anak remaja ini ingin sekali pergi keluar rumah menikmati indahnya alam. Terutama rumah yang dia tinggali sangat dekat dengan taman dan pantai. Mama Desya selalu memperingati anaknya untuk tidak pergi ke pantai saat ini. Karena takut terjadi gelombang besar di pantai tersebut dan bisa membahayakan kondisi Desya.
"Ma, hari ini nggak ada kegiatan?" tanya Desya kepada mamanya.
"Hm... Nggak ada sih, tapi mama mau ngajak kamu ke suatu tempat yang bagus sekali. Kamu pasti suka. Gimana mau ikut mama?" ajak mama Desya untuk menunjukkan sesuatu yang indah menurut mamanya.
"Boleh ma, tunggu 5 menit ya ma. Aku mau ganti baju dulu, mama makan sandwich nya aja dulu sambil nungguin aku." jawab Desya sambil tersenyum kepada mamanya.
Desya segera menaiki anak tangga untuk pergi ke kamarnya. Dia memilih pakaian yang bagus untuk dipakai. Setelah selesai mengenakan pakaian yang ia sukai, ia duduk di depan cermin. Dia hanya mengoleskan bedak saja di wajahnya. Menurut Desya berdandan berlebihan itu tidak berguna, cukup memakai bedak saja sudah terlihat simpel ga perlu mewah-mewah.
Desya segera turun kebawah untuk pergi ke suatu tempat bersama mamanya.
"Ma ayok berangkat, Desya sudah siap nih." ajak Desya bersemangat.
"Kamu tunggu di mobil ya nak, mama mau pergi ke kamar kakakmu dulu untuk jaga rumah."
"Oke ma, jangan lama-lama ya maa."
Desya menunggu didalam mobil, tak sengaja ia menemukan sebuah foto di sampingnya. Ternyata foto itu adalah foto waktu ia masih kecil. Namun saat Desya memperhatikannya di foto tersebut terdapat 3 anak kecil dan kedua orang tuanya. Desya bingung siapa sosok satu anak kecil yang memakai baju biru ini? Desya langsung menyimpan foto itu didalam tas nya. Tak lama kemudian mama Desya masuk kedalam mobil.
"Maaf ya lama. Tadi mama ngambil uang dulu."
"Nggak papa ma." jawab Desya sambil tersenyum.
"Ayo kita berangkat. Jangan lupa pakai sabuk pengamannya." pengingatan dari mamanya.
"Makasih ma sudah diingatkan."
Mobil milik orang tua Desya pun berjalan, Desya menikmati pemandangan dari dalam cendela mobil. Senyumnya yang manis selalu melengkung dibibirnya. Desya melihat banyak sekali orang-orang bersepeda pancal bahkan ada yang sedang berjalan kaki bersama pasangannya. Hanya melihat itu saja membuat hati Desya senang. Sudah lama sepertinya dia tidak merasakan pemandangan seperti ini.
"Desya nanti kalau sudah sampai mama jamin deh kamu pasti suka sama tempat nya." ucap mama Desya membuka obrolan.
"Oh benarkah ma? Desya jadi nggak sabar tempat apa yang mama maksudkan dari tadi." jawab Desya dengan tidak sabarnya.
"Kamu tunggu 10 menit aja dulu, sebentar lagi juga pertanyaan kamu akan terjawab nak."
Desya merasa mamanya penuh misteri, tapi dia suka dengan sikap mamanya seperti itu. Misterius tak apa baginya asal jangan menyembunyikan sesuatu yang dijauhkan dari dirinya. Menurut Desya itu sangat menyakiti hatinya jika mamanya menyembunyikan sesuatu yang penting.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kota Sunrise
Novela Juvenil10 tahun yang lalu, Kota Sunrise memiliki cerita sukacita dan pilu. 10 tahun bagiku terasa cepat, aku hanya bertemu dengannya sebentar. Kata-kata yang terucap dari bibirnya membuat hatiku terasa hangat. Dia orang asing tanpa nama, entahlah dia siapa.