#5

10.7K 672 49
                                    


Selama di mall mama Fariq selalu saja berjalan mendahului keduanya, terus terang Aca dan Fariq merasa kewalahan mengimbangi kecepatan mamanya yang sering kalap jika menemukan barang yang ingin di beli.

"Haduh Caaa, mama ada rodanya kali ya di kakinya, segitunya ya wanita kalau belanja," ujar Fariq menahan tawa saat mereka menunggu mama Fariq yang sedang memilih baju di sebuah butik. Aca hanya tersenyum. Fariq sempat terpana melihat senyum Aca.

"Kamu cantik kalau tersenyum Ca," kata Fariq tiba-tiba dan senyum Aca jadi hilang.

"Ah kamu Riq, kayak nggak pernah lihat aku aja, gombal kamu, eh Riq nggak semua wanita suka belanja, aku males banget, tempat yang paling aku suka cuman kamarku, bisa guling-guling seharian," ujar Aca menoleh pada mama Fariq yang tiba-tiba memanggilnya dan menyuruhnya mencoba sebuah dress.

"Aduh ma, nggak, mahal ini ma," ujar Aca merasa tidak enak.

"Kamu nolak pemberianku Ca, setelah sekian lama nggak ketemu, kamu mau nolak pemberian mama?" wajah mama Fariq terlihat tanpa senyum dan Aca tidak bisa menolak lagi.

Saat mencoba baju dan ke luar dari kamar pas mama Fariq menatap takjub.

"Riq, lihat wanita cantik ini, kamu masak nggak pernah tertarik memilikinya Riq," ujar mama Fariq yang sanggup membuat pipi Aca memerah.

Fariq hanya menatap Aca tanpa berkedip dan tanpa terasa ia memegang dadanya yang terasa berdegup tak normal. Dan Fariq segera berbalik mengalihkan pandangannya pada sisi lain.

****

"Kita ke rumah dulu ya Ca, makan di rumah ya, mama sudah nyiapkan makan siang," ujar mama Fariq dan untuk kedua kalinya Aca tak bisa menolak.

"Nggak ke rumah Fariq aja ma?" tanya Fariq.

"Nggak Riq ke rumah aja, mumpung Razel datang, sekalian makan bareng," jawab mama Fariq.

"Oh kak Razel datang," nada suara Fariq terdengar hambar.

Aca jadi merasa bingung dan mengingat kisah tidak enak saat masa sma dulu, saat Aca menolak cinta Fariq dan sesaat kemudian Fariq melihat Aca yang tiba-tiba dicium pipinya oleh kakak Fariq yang berusia tiga tahun di atas mereka. Mati-matian Aca menjelaskan kesalahpahaman itu, karena Razel hanya menyayangi Aca sebagai adik. Dan hubungan Aca-Fariq sempat memburuk, membaik lagi saat Razel memiliki kekasih.

****

Saat makan siang, suasana jadi penuh tawa karena mama Fariq ada saja yang diceritakan mengingat masa sma Fariq yang masih manja, papa Fariq hanya sesekali terlihat tersenyum.

"Bagaimana Aca, kamu masih betah kerja di perusahaan kami, apa Fariq memperlakukanmu dengan baik?"tanya papa Fariq sambil tersenyum.

"Iya pa, lumayan," ujar Aca pelan tanpa melihat Fariq dan Fariq mengangkat alisnya sambil menatap Aca.

"Lumayan gimana Ca?" tanya Pak Ferdi menahan senyum menatap wajah Fariq yang berubah.

"Eeemmm lumayan suka marah Pa," ujar Aca pelan.

"Eh kok bisa sih Ca, nggak pa, aku marah kan ada alasannya Ca," ujar Fariq salah tingkah.

"Paling marah sama Aca saja ya Ca?" goda mama Fariq, papa Fariq akhirnya tertawa.

"Ya iyalah ma, paling marahnya sama Aca saja, lah sekarang jadi cantik gini adik manis kakak, apa kabar Ca?" Razel tiba-tiba muncul dan duduk di samping Aca, dengan rambut basah dan kaos yang pas ditubuhnya membuat Razel semakin terlihat gagah.

Aca jadi kaget dan melihat Razel yang tiba-tiba mengambil potongan ayam yang ada di piringnya.

"Eh kak Razel, baik kak," jawab Aca sambil berusaha tersenyum.

AFTER THE LOVE HAS GONE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang