pacaran

46 6 1
                                    

Je gun pov

Aku, tae, irene, jennie dan jihyo kini berada pada suasana yang tak mengenakan.

Tae yang berada disampingku, dan didepan kami yang jaraknya jauh tak begitu jauh (?)

Berdirilah 3 trio ; irene, jihyo dan jennie. Entah apa yang mereka lakukan atau ingin lakukan pada tae, sehingga tae nampak ingin sekali menghindarinya.

"Tae! Kau ini apa-apaan? Kenapa lari dariku? Aku kesini karena ibumu dan juga ingin menemanimu, kenapa malah kau menjauh dariku? Ayo kemarilah sayang" ucap jihyo sambil merentangkan tangannya.

Tae bergidik ngeri. "Kau tak bisa memanggil ku begitu!" Tae berpikir sejenak melihat kesekelilingnya dan pandangannya berhenti tepat didiriku.

Ia meraih dan mengenggam tanganku "dihadapan kekasihku" lanjutnya sambil mencium punggung tanganku.
Aku terkejut tapi tak menampakannya dan hanya menatap tae. Lalu dia menghadapku memunggungi mereka yang masih terkejut.

"Kumohon bantulah aku" pintanya memelas dengan suara yang lirih hampir berbisik agar tak didengar mereka.

"Aku tak ingin berbohong, dan tak suka mengatakan kebohongan" ucapku ketus.

"Kalau begitu jadilah kekasihku sungguhan agar kau tak perlu berbohong" tae.

Aku menatapnya serius "apa kau serius dengan apa yang kau katakan?" Kataku sambil mengkerutkan keningku.

"Ya tentu"ucapnya langsung.

Aku tersenyum miring "Kuharap kau tak akan menyesal"

"Tae!" Irene memanggilnya, tae berbalik menghadap mereka. "Kau tak seriuskan? Kau tidak benar benar pacaran dengan si cupu itukan"kata irene tak percaya.

"Tentu aku serius, iyakan sayang" tae menoleh kepadaku sambil tersenyum.

Aku membalas senyumnya dan langsung mengalungkan tanganku pada lehernya, ia tampak terkejut "tentu, sayang" dan langsung mencium pipinya.

Ia menatapku blank dan mulut yang sedikit terbuka dan aku hanya tersenyum, entah kenapa rasanya dia begitu lucu dan menggemaskan.

"Cih! Benar-benar!!" Jihyo menatap tak suka padaku "ayolah tae jangan main main" katanya.

Aku melepas tanganku dari leher tae, lalu menatap jihyo tajam. Entah kenapa aku ingin sekali mengrogoti wajahnya.

Je gun pov end

Jihyo berjalan mendekati tae dan je gun. Saat sudah tepat dihadapan tae, ia meraih tangannya tae. "Ayolah tae, aku jauh-jauh datang kemari hanya untukmu" jihyo menarik-narik tangannya tae.

Tae ingin sekali menghempas kasar tangannya hingga jihyo terjatuh, tapi apalah daya karena jihyo dekat dengan ibunya. Nanti jika jihyo ngadu tae bisa kena marah.

Tentu tae tidak begitu takut pada kemarahan ibunya padanya, hanya saja ia tak ingin uang jajannya dipotong.

Je gun mengenggam kuat pergelangan tangan jihyo yang menarik narik tangan tae. Semua yang ada disana menatap je gun, sedangkan je gun menatap nyalang jihyo. Dia mencekal kuat tangan jihyo hingga jihyo meringis dan melepaskan tangan tae.

"Jangan sentuh tae!! Karena dia sekarang MILIKKU!! Jika kau berani menyentuhnya dihadapanku, maka kau akan kehilangan anggota tubuhmu!"je gun mendorong jihyo hingga terjatuh ketanah.

Irene menatapnya tak percaya dan jennie menatapnya takut takut.

Sedangkan tae?

Dia hanya diam menyaksikan tak percaya, bagaimana bisa gadis pendiam seperti je gun bisa seperti itu? Sempat terfikir olehnya bahwa benar apa kata pepatah.

Diam menghayutkan~




Tbc

pacar~kth btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang