Chapter 08, 09, 10

5.8K 517 3
                                    

Hampir seminggu, Lisa mengabaikanku. Ciuman malam itu seakan tidak pernah terjadi dan bukan apa-apa baginya. Dia benar-benar brengsek. Aku ingin berbicara dengannya, aku ingin menanyakan apa maksud dari ciuman itu. Tapi terkadang, aku berpikir, bagaimana jika dia tidak ingat bahwa dia telah menciumku? Aku ingat malam itu Lisa mabuk, jika aku bertanya kepadanya, dia pasti akan menyangkalnya. Itu akan pasti akan sangat memalukan bagiku.

Aku memiliki kantong mata di kelopak mataku akibat kurang tidur, Aku terus memikirkan Lisa dan juga ciumannya. Aku terus bertanya-tanya bagaimana rasanya saat bercinta dengannya? Aku berkali-kali mengingat saat Lisa berhubungan seks dengan gadis pirang itu di kamarnya.

Aku langsung dipenuhi dengan kecemburuan saat memikirkannya dan kadang-kadang aku berharap bahwa aku adalah gadis pirang itu.

Aku benar-benar membutuhkan pengalihan sekarang, atau aku akan menjadi gila jika terus-terusan memikirkan Lisa. Aku tidak bisa menyukai Lalisa Manoban, Aku harus berhenti memikirkannya.

Saat itu hari Sabtu, jadi aku memutuskan untuk pulang setelah bekerja, aku merindukan tempat tidur dan kamarku. Ketika aku tiba di rumah, aku terkejut melihat Ayahku sedang duduk di sofa sambil menonton pertandingan favoritnya di TV.

"Kamu pulang." Kata Ayah.

"Aku merindukan tempat tidurku. Ayah pulang lebih awal?"

"Ya... ayah akan kembali ke Mansion besok."

Aku mengangguk lantas pergi ke kamarku dan mengambil Laptop. Aku membuka email dan terkejut ketika aku menerima email yang mengatakan bahwa aku telah diterima sebagai kasir di toko roti yang ada dikota Daegu.

Aku sangat senang dan aku merasa seperti beban di bahuku terangkat.
Ini bisa menjadi jawaban untuk dilema yang aku alami saat ini.

Aku mendapat pekerjaan yang akan membuatku jauh dari Lalisa Manoban. Aku tidak akan melihatnya setiap hari dan itu bagus, karena dengan begitu aku bisa melanjutkan hidupku.

Aku keluar dari kamarku untuk memberi tahu Ayah kabar baik ini, tetapi dia tidak senang dengan hal itu dan dia menjadi kesal.

"Kamu sudah punya pekerjaan di rumah Manoban. Jadi kasir tidak akan memberimu upah yang lebih tinggi, Carilah pekerjaan yang jauh lebih baik."

"Tapi aku menginginkan pekerjaan ini, ayah."

"Dan ayah tidak ingin kamu bekerja disitu. Setidaknya jangan sekarang. Tuan Darco masih membutuhkanmu di rumah besarnya!" Dia membentakku dengan marah.

Aku tidak ingin berdebat dengan Ayah, karena pada akhirnya, dia akan selalu menang. Aku benar-benar merasa kecewa, aku sangat menginginkan pekerjaan itu, aku tidak bisa tetap bekerja di rumah Manoban sebagai pelayan. Pekerjaan itu membuatku gila karena aku harus melihat Lisa setiap hari.

Aku benar-benar membutuhkan seseorang untuk aku ajak bicara. Aku kemudian mengambil ponselku untuk menghubungi nomor Jisoo, tetapi dia tidak menjawab. Aku menghubungi nomor telepon Rose, tetapi dia berkata untuk memanggilnya lagi nanti, karena dia masih bersama pacarnya.

Aku ingat Seokjin, mungkin dia sibuk atau mungkin tidak. Tidak ada salahnya mencoba. Aku mengambil dompetku dan mencari kartu namanya.

"Hallo... Apa kamu sedang sibuk?"

"Tidak Jennie... Aku baru saja pulang." Seokjin terkekeh.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Aku... aku ingin tahu apakah kamu mau pergi denganku?" Aku akhirnya berani bertanya padanya.

"Oh tentu, aku akan berada di sana dalam lima belas menit." Dia berkata dengan Antusias yang sangat jelas dalam suaranya.

"Baiklah, sampai jumpa."

MAIDSERVANT (G!P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang