"Tidak segampang yang kau kira, Matt." Suara Astrid kepada telepon terdengar begitu pasrah sore hari ini.
Wanita berkemeja denim itu telah mengunjungi banyak cafe dan restoran, namun soal mencari pekerjaan itu ternyata tidak pernah segampang dugaannya.
"Ternyata banyak juga ya barista di kota ini, tidak ada satupun yang memerlukannya saat ini!" Astrid terkekeh pelan.
Beberapa detik setelah Matt mengatakan sesuatu lewat telepon, Astrid menjawab, "Aku akan segera kembali setelah membeli titipanmu itu!"
Astrid tertawa kecil, "Baiklah, tunggu aku ya!"
Setelah memutuskan panggilan, ia menyimpan ponselnya kemudian Astrid mengantre untuk chewy bagels kesukaan Matt.
Tiba-tiba saat tengah mengantre, suara mesin mobil yang meraung-raung dari luar toko menjadi pusat perhatian para pelanggan maupun waiter.
Semuanya jadi melihat ke luar toko serba kaca itu, tampak seseorang keluar dari mobil Koenigsegg Agera R putih yang familiar membuat Astrid cepat-cepat berbalik arah menghadap lurus ke antrean.
Wait what?
Kenapa Danver mendadak jadi ada dimana saja dia berada? Dia akan membeli chewy bagels juga?Dan kenapa aku harus menghindar?
"Dua dozen!" Ucap Astrid gugup. Ia mulai punya perasaan kalau Danver berjalan mendekatinya.
"Pesanan atas nama siapa?"
Mata Astrid membulat, dia menatap waiter itu ragu dan seolah berkata, oh shoot! Please bantu aku menghindar!
"Hmm..." Astrid sempat bergumul dalam hatinya berencana memikirkan satu nama samaran.
"Namanya Astrid Kyle, sini biar aku yang membayar," ucap seseorang yang mengantre tepat di belakangnya langsung menyodorkan sebuah kartu.
"Apa? tidak! Aku yang akan membayar! Sebentar..." sahut Astrid menahan waiter itu supaya tidak mengambil kartu milik Danver.
Danver berdecak, "Kau membuat pelanggan lain menunggu lama, love."
"Ambil saja kartuku, jangan membuat tanganku pegal!" Perintah Danver kepada waiter yang melayani.
Setelah Astrid menyerah soal membayar dan menatap Danver, Danver mengedipkan salah satu matanya kepada Astrid.
"Kau berhutang padaku lagi." Bisiknya di dekat Astrid.
Setelah menyelesaikan pembayaran, keduanya berbalik hendak meninggalkan toko. Saat itu juga Astrid baru sadar kalau dia dan Danver telah menjadi pusat perhatian toko chewy bagel yang terbilang cukup ramai.
"Kau langsung pulang?" Tanya Danver setelah mereka keluar dari toko itu.
Awalnya Astrid tak memperdulikan Danver sampai pria itu terpaksa harus menahan pergelangan tangannya untuk membuat Astrid berbalik.
"25 dollar untuk dua dozen bagel, kutaruh disini ya!" Ucap Astrid hendak memasukkan lembaran dollar ke dalam saku kemeja yang dikenakan Danver.
Namun lagi-lagi Danver bergerak lebih cepat darinya dan menahan tangannya yang memegang lembaran dollar.
"Masuklah ke mobilku, aku antar pulang!" Perintah Danver yang masih menahan pergelangan tangan Astrid.
Astrid melepaskan genggaman tangan Danver kemudian memegangnya sendiri karena terasa sedikit perih, "Sudah dekat, lagian aku tinggal berjalan kaki saja"
"Kenapa menghindari aku?" Tanya Danver serius.
"Aku tidak!" Elak Astrid cepat. Terlalu cepat sehingga Danver mungkin dapat menebak fakta bahwa sebenarnya Astrid memang menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me, Love [ONGOING]
Romance[IN COLLABORATION WITH @Azureeey] "I need one of those long hugs where you kinda forget whatever else is happening around you for a minute." Simpel, mengingat bagaimana cara Danver akhirnya mengatasi insomnia yang dideritanya sejak dulu. And it's on...