[as Leodanver Capricorn]
Astrid membuka matanya yang terasa berat, lalu ia mengangkat tangan menutupi mata sambil mengerang pelan.
Sinar matahari yang menembus jendela menyilaukan matanya. Astrid menguap lebar sambil merenggangkan lengan dan kaki dengan posisi yang masih terbaring di sofa yang sangat sempit.
Kenapa ia tidur di sofa?
Detik selanjutnya Astrid menyentuh bibirnya, baru ingat kejadian semalam setelah mereka berciuman, suasana begitu canggung hingga Astrid tak berhenti mengusir Danver.
Tiba-tiba lengannya menyentuh sesuatu, bukan, seseorang. Ketika mereggangkan badan, lengan Astrid menyentuh seseorang.
Mata Astrid membulat, dalam sekejap ia langsung ingat seutuhnya kejadian tadi malam soal dirinya yang akhirnya setuju dengan permintaan Danver tentang membantunya tidur. Dan mereka akhirnya mencoba untuk tidur di sofa!
Baru saja akan beranjak dari sofa itu, Danver cepat-cepat melilit Astrid dengan kedua tangan dan salah satu kakinya, seolah Astrid adalah guling dan memeluknya dari belakang.
"Danver!" Pekik Astrid spontan. Astrid meronta-ronta minta dibebaskan, namun tidak juga dikabulkan olehnya.
Usahanya tak berhenti sampai sana, Astrid mencoba cari celah, mencubit lengan Danver namun semua usahanya gagal.
Malahan kini Astrid malah terjebak di pelukan Danver dengan posisi yang sangat canggung. Wajahnya tepat di depan dada bidang Danver dan kepalanya menyentuh dagu pria itu.
"Lepaskan aku, please?" Ucap Astrid.
Danver terkekeh, "Tidak sampai kau bilang akan menemaniku tidur lagi nanti malam."
"Kau gila, Danver! Baiklah lihat saja siapa yang menang!" Setelah itu lagi-lagi Astrid mencoba mendorong Danver sekuat tenaga.
"Kini aku merasa tidak rugi karna telah banyak menghabiskan waktu untuk membentuk otot," gumam Danver.
Alarm Astrid mulai berbunyi, sebentar lagi cafe harus dibuka. Sementara dia sama sekali belum bersiap.
"Lepaskan aku atau aku akan mengigit!" Ancamnya.
"Silakan saja, memangnya kau mau gigit apa, sayang?" Jawab Danver dengan suara serak khas baru bangun tidur.
Sebentar lagi jam delapan, artinya tidak lama lagi Matt akan datang membuka cafe, dan ayolah! Dia tidak mungkin membuat Matt melihat semua kekacauan ini. Sangat tidak profesional.
"Aku tak bisa bernapas!" Teriak Astrid lagi dan lagi.
"Ow...Astrid yang malang, jadi kau mau tidak tidur denganku malam ini?"
"Ya! Ya! Aku mau! Lepaskan aku!"
"Yash, janji?"
Astrid bergeleng pelan, ketika ia melihat kesempatan untuk kabur, dia langsung melakukannya dan akhirnya berhasil lepas dari pelukan maut Danver.
Danver ikut beranjak, dia mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dua kancingnya atasnya dibiarkan terbuka. Sementara itu Astrid mengambil dan melemparkan jas milik Danver berniat kembali mengusirnya.
Semalam mereka tidak melakukan apa-apa selain tidur. Tidur sesuai dengan pemintaan Danver, sambil memeluk dirinya.
Astrid pergi ke ruangan depan karna seseorang memanggilnya dari luar, sepertinya Matthew juga sudah datang dan siap membuka cafe.
"Hey, baby. Aku minta latte seperti yang kau buatkan untukku semalam." Ketika masuk ke ruangan yang sama dengan Astrid, pria itu langsung menghampiri dan merangkulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me, Love [ONGOING]
Romance[IN COLLABORATION WITH @Azureeey] "I need one of those long hugs where you kinda forget whatever else is happening around you for a minute." Simpel, mengingat bagaimana cara Danver akhirnya mengatasi insomnia yang dideritanya sejak dulu. And it's on...