Chapter 6 | Sadness & Happiness

129 9 6
                                    

Sudah sekitar dua hari berlalu, Taehyun bermalam di apartement Mino. Dan hari ini adalah malam ketiga-nya ia menginap. Dengan mengenakan celana jeans hitam dan kaos hitamnya, Taehyun berbaring memejamkan mata di sofa ruang tengah dengan posisi lengan diatas dahinya. Sedangkan Mino sedang pergi sebentar ke mini market.

Taehyun yang tengah berbaring merasa jantungnya berdegup sedikit lebih cepat, ia-pun kemudian duduk dan menyadari jika tangannya sedikit gemetar. Taehyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia merasa tubuhnya meminta dosis obat seperti sebelumnya, sekitar 15 miligram atau 20 miligram. Tapi sejak Mino mengontrolnya, ia hanya mendapat 5 miligram untuk satu hari.

Taehyun mengusap wajahnya, ia bangkit berdiri dan melangkah ke kamar Mino. Mencoba mencari botol obatnya di dalam laci meja lampu tidur, Taehyun tidak menemukannya. Kembali membongkar beberapa laci di dalam lemari pakaian Mino, barulah ia medapatkannya.

Taehyun mulai membuka tutup botol obat tersebut. Tanpa sengaja ia menjatuhkannya karena tangannya yang gemetar. Taehyun membungkukan tubuhnya kemudian duduk berlutut dan langsung memungut tiga butir tablet sambil memasukan kedalam mulutnya, lalu menelannya satu per satu. Tiba-tiba, Taehyun merasa lengannya ditarik paksa dan badannya-pun ikut terseret.

"A-ah, Lepaskan aku Mino! Apa yang kau lakukan!" Ucap Taehyun sambil meringis.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata-pun, Mino terus menyeret paksa Taehyun hingga sampai ke kamar mandi. Tepat di depan closet, Mino memegangi belakang leher Taehyun sambil memasukan ibu jari tangannya ke dalam mulut Taehyun, kemudian menekan lidah Taehyun hingga terbatuk-batuk.

"Muntahkan yang sudah kau telan tadi!" Bentak Mino.

"Uhuk uhuk!"

Taehyun meronta mencoba melepaskan diri, kemudian mendorong tubuh Mino menjauh dari dirinya. Ia-pun memuntahkan beberapa butir obat yang belum sempat larut dicerna beserta cairan dari dalam tubuhnya kedalam closet. Tangan Taehyun meraih pinggiran wastafel, ia berusaha berdiri sambil masih terbatuk-batuk dan nafasnya terengah-engah.

"Apa yang barusan kau lakukan padaku benar-benar keterlaluan! Berengsek!" Umpat Taehyun.

Mino-pun bangkit berdiri sambil menatap Taehyun kemudian segera keluar dari kamar mandi meninggalkan Taehyun. Tidak berapa lama, Mino kembali dengan membawa botol obat ditangannya.

"Dengan menyimpan ini dan memberikan toleransi dosis padamu. Ternyata membuat dirimu menyerah semudah itu. Kau tau, hal ini terpaksa akan kulakukan." Ucap Mino kemudian ia menumpahkan seluruh tablet dari dalam botol ke dalam closet.

"Mino-ah!" Taehyun menyerang Mino dan memojokannya hingga membentur tembok.

"Berhenti memperlakukanku semaumu, Mino." Ucap Taehyun lagi sambil memegangi bahu Mino kuat.

Rasanya seperti tercekik, sedari tadi Mino mengatupkan rahangnya rapat-rapat menahan ketidak-tegaannya saat melihat wajah Taehyun yang frustasi seperti itu diikuti suara parau-nya saat itu. Mino tidak ingin mengeluarkan banyak kata-kata, karena ia tahu jika ia bicara, suaranya akan terdengar bergetar.

Taehyun menenggelamkan wajahnya di bahu Mino. Ia merasa lututnya mulai tidak sanggup menopang berat tubuhnya sendiri, tenaganya dirasa mulai melemah. Mino merasakan tubuh Taehyun kehilangan keseimbangannya. Sontak Mino menahan tubuh Taehyun dalam pelukannya agar tidak jatuh.

***

Malam semakin larut, Taehyun menghisap rokoknya yang sudah dinyalakan sedari tadi sambil duduk di sofa bersama Mino. Tangannya masih sedikit gemetar namun dirinya sudah lebih tenang.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Mino.

"Tidak. Aku tidak baik-baik saja, sialan." Jawab Taehyun.

"Kau tau? Aku hanya ingin kau mulai mengontrol dirimu dan berusaha lebih untuk lepas dari adiksimu, Taehyun."

Built Your House Around MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang