Chapter 7 | You'll Be Fine and I'll Be Okay

124 7 7
                                    

Taehyun menyentuh dagunya dan melihat ada darah pada tangannya. Mino mengambil handuk kecil dari dalam waist pack-nya kemudian langsung menempelkannya pada dagu Taehyun agar darahnya berhenti dan tidak menetes.

"Pegang handuk ini, aku akan carikan taksi dan kita ke rumah sakit ya." Mino terlihat sedikit panik, bagaimana dirinya bisa tenang melihat Taehyun terjatuh dengan keras dan terluka dihadapannya.

"Mino-ah, aku masih bisa naik sepeda."

"Naik sepeda bagaimana ceritanya, huh!? Ayo masuk."

Mino membukakan pintu taksi yang baru saja ia berhentikan. Taehyun masuk perlahan dan disusul Mino kemudian. Mino menghubungi pihak penginapan untuk memberitahu jika mereka terpaksa meninggalkan sepeda di pinggiran jalan dekat sungai dan jembatan karena kejadian tadi.

"Kenapa bisa tiba-tiba kehilangan keseimbangan, Taehyun?"

"Beberapa detik aku sempat hilang fokus." Jawab Taehyun sambil masih memegang handuk kecil dibawah dagunya dan memejamkan matanya.

"Kau ini, senang sekali membuatku khawatir." Ucap Mino sambil mengusap-usap rambut Taehyun.

***

Kain kasa, plester, salep antibiotik untuk luka terbuka dan salep gel untuk memar adalah barang-barang yang akhirnya mereka bawa pulang ke penginapan. Untung saja dagu Taehyun tidak harus dijahit, karena hanya mengalami luka abrasi (lecet/baret akibat gesekan permukaan kasar) namun cukup dalam dan kemungkinan meninggalkan sedikit bekas pada kulitnya.

Mandi, adalah hal yang mereka lakukan setelah sampai di penginapan. Dilanjutkan dengan memesan makan malam singkat karena kelaparan. Di dalam kamar terdapat jendela yang sedikit memanjang kebawah dan memiliki tepian kayu pinus yang cukup lebar, sehingga Taehyun dan Mino bisa duduk pada tepian jendela tersebut, sambil menghadap ke halaman.

Suara jangkrik malam itu memecah keheningan di penginapan Jeonju. Taehyun sangat menyukainya. Benar kata Mino, disini akan menyenangkan. Mungkin rutinitasnya di Seoul dan memori buruk disana telah menelan jiwanya perlahan.

"Lebam diwajahmu sebelumnya saja belum hilang, sekarang malah ada luka baru." Gumam Mino sambil mengoleskan gel disekitar luka lebam Taehyun.

"Ssh, a- sakit." Ringis Taehyun.

"Tentu saja pasti sakit. sudah selesai."

Mino memandangi wajah Taehyun, kemudian jarinya menyentuh bagian wajah yang terdapat lebam. tulang pipi; sudut bibir; sisi dagu; garis rahang. Ia-pun mendengus pelan.

"Anak nakal." Ucap Mino sambil tersenyum.

Perlahan ia menggerakan tangannya berpindah diantara telinga dan rambut belakang Taehyun. Sentuhan jari di bibir Taehyun berubah menjadi beberapa lumatan lembut dan hangat.

Taehyun menyentuh dada Mino lembut sambil perlahan menjauhkan wajahnya, mengisyaratkan agar berhenti.

"Kenapa?" Tanya Mino.

"Bukannya aku tidak mau. Tapi dagu dan rahangku sakit." Ucap Taehyun.

"Maaf, aku tidak sanggup menahannya. Melihatmu sedekat ini sungguh menggemaskan." Mino tersenyum, ia mengusap-usap pipi Taehyun kemudian mengecup dahinya.

"Sudah larut, kalau begitu kita istirahat saja." Ucapnya lagi sambil beranjak untuk pindah ke tempat tidur.

Taehyun-pun beranjak, kemudian tiba-tiba ia lompat ke punggung Mino, membuat Mino hampir saja hilang keseimbangan.

Taehyun melingkarkan tangannya diantara bahu dan leher Mino untuk bertumpu seperti koala. Hanya saja kakinya sengaja ia biarkan menyentuh lantai seolah lunglai tidak ada tenaga.

Built Your House Around MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang