Without Words [2]

801 81 56
                                    

Preview Story:

Fajar pun melenggang pergi menyeberangi kamar Jonatan yang luas dan megah itu. Meninggalkan Jonatan yang mengeryitkan dahinya. Tidak suka dengan keputusan kakaknya.

Sampai kemudian kernyitan di dahi Jonatan menghilang. Digantikan dengan wajahnya yang tersenyum. Ah tidak bukan tersenyum. Ia menyeringai. Seperti sebuah ide terlintas di otaknya.
.
.
.
[Chapter 2- Without Words]

"Aku pergi dulu ya? Kau baik-baik ya di rumah." ucap Fajar sambil mencium kening Anthony.

Jonatan pun mendecih pelan melihat adegan yang ia anggap menjijikan itu.

"Kakak pergi dulu. Kau jangan nakal! Hormati kakak iparmu! Kalau sampai aku mendengar ada berita kau melukainya sedikitpun aku ti-"

"Aku tahu! sudah sana kakak cepat pergi agar kau cepat kembali! Aku malas berhadapan dengannya!" bahkan Jonatan tidak mau repot-repot menyebut nama Anthony.

Fajar mendengus kesal.

"Aku pergi."

Dan Fajar pun melesat pergi. Menuju mobil mewah yang akan mengantarkannya ke bandara.

🌻🌻🌻

Pagi pun berganti malam. Dan kini terlihat Jonatan sedang menuruni anak tangga sambil merapikan bajunya. Terlihat rapi seperti ingin pergi.

Anthony yang sedang di dapur mengernyit. Ia pun berlari kecil mendekati Jonatan yang sekarang berada di ujung pintu.

Dan baru saja Jonatan akan membuka kenop pintu, sebuah tangan mungil menarik lengannya.

"APA KAU?!" bentak Jonatan ketika mendapati bahwa Anthony lah yang menariknya.

Kemana?

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan bodoh! Sudah sana pergi!" usir Jonatan sambil menepis tangan Anthony.

Dan Anthony sendiri tidak menyerah. Ia kembali menarik lengan Jonatan agar mau menjawabnya.

"APA LAGI?! AKU MAU PERGI! DAN INI BUKAN URUSANMU!"

Anthony menggeleng cepat. Ia menunjuk arah jarum jam.

"MEMANGNYA KENAPA KALAU AKU KELUAR JAM 11 MALAM?! SUDAH SANA!"

Jonatan pun melenggang pergi. Menyisakan Anthony yang terpaku memandangnya cemas.

'Maafkan aku sayang. Aku sudah berusaha untuk mencegahnya pergi tapi gagal.' batinnya dengan raut wajah menyesal. Sebelum pergi, Fajar menitipkan Jonatan pada Anthony agar tidak keluar malam lagi. Tapi seperti yang kita tahu, bahwa Anthony terlalu lemah untuk sekedar mencegah keinginan Jonatan.

🌻🌻🌻

Hingar bingar suasana club malam itu sama sekali tidak membuatnya berhenti untuk mengeryitkan dahinya. Jonatan yang masih sibuk mengernyit sambil sesekali menengguk vodka yang ada digenggamannya.

"Hey!" tegur seseorang sambil menepuk pundak Jonatan.

Dan Jonatan hanya memandangnya singkat tanpa ekspresi. Tidak peduli dengan teman-temannya yang datang menghampirinya.

"Hey! Kenapa dengan wajahmu?! Kenapa serius sekali?"

"Bukan urusanmu Viktor!"

Dan Viktor hanya mengedikkan bahunya mendengar jawaban dari sahabatnya itu.

"Bagaimana harimu dengan kakak ipar barumu?" sekarang giliran Kento yang bertanya. Sesekali ia menahan tawanya.

"Tutup mulutmu!" jawabnya geram.

Story about Anthony 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang