Without Words [8/END]

1.3K 108 49
                                    

Preview Story:

'Tidak salah lagi! Tuhan kumohon! Semoga dugaanku benar! Semoga dia adalah kakak iparku!'

"Setelah makan ice cream.. bi-bisakah.. paman bertemu dengan..ibu mu.. Arkana?"
.
.
.
[Chapter 8- Without Words]

Rian tampak gelisah dalam ruang kerjanya. Sudah 2 jam sejak ia menjemput Arkana, anak manis itu belum juga pulang. Ia juga tidak bisa sembarangan melapor pada polisi.

"Ah ya Tuhan, Arkana kau di mana?! Apa yang harus aku katakan pada Anthony!"

Namun tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya terbuka.

KRIEEETT

"Paman!"

DEG

Rian menoleh ke pintu. Dan betapa kagetnya ia mendapati objek pikirannya selama itu.

"ARKANA! AH YA TUHAN KAU KEMANA SAJA!"

Dipeluknya tubuh kecil Arkana erat-erat seakan-akan tidak ingin melepaskannya lagi.

"Hehehe. Maaf paman. Tadi Arkana pergi sebentar."

"Sebentar katamu? Dua jam itu bukan waktu yang singkat Arkana! paman sudah mencarimu kemana-mana kau tahu?! paman juga hampir melapor ke polisi! Aish! paman pikir kau diculik." Celoteh Rian panjang lebar.

"Arkana tidak diculik ko. Arkana daritadi bersama paman ini."

Rian mengernyit. Ia mendongak mengikuti arah pandang Arkana. Seketika itu juga ia baru menyadari bahwa Arkana tidak datang sendirian.

"Paman, ini yang namanya Paman Rian. Paman ini ingin sekali bertemu dengan ibu!"

Sosok itu tampak gugup. Menyadari bahwa Rian sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

"H-Hai. Maaf membuat anda khawatir. Saya menemukan Arkana sedang menangis sendirian di taman. Saya sudah menanyakan alamat rumahnya, tapi Arkana tidak mau pulang."

Rian mengernyit dan beralih menatap Arkana. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk takut.

"Benar itu Arkana?"

"Maaf paman."

"Hhhh! Kau tahu merepotkan oranglain itu tidak baik. Paman juga mengkhawatirkanmu!"

"Arkana tidak merepotkan kok. Dia anak yang manis." Sela Jonatan.

Rian kembali menatap Jonatan. Lama ia menatap, ia baru menyadari satu hal. Wajah pria asing itu sangat mirip dengan Arkana. Dan ia merasa ada yang ganjil.

"Ta-tapi tetap saja itu merepotkan. Oh iya ngomong-ngomong, kalau boleh saya tahu, nama anda siapa?"

Jonatan menelan ludahnya gugup. Entah kenapa perasaannya menjadi takut. Sosok pria di depannya ini menatapnya dalam. Membuat nyalinya ciut.

"Eeh.. Perkenalkan aku J-Jonatan."

DEG

Rian tampak sedikit tersentak. Entah kenapa nama itu… seperti dugaannya.

"Ooh iya… em, Arkana kau keluar sebentar ya? paman ingin berbicara dengan paman Jonatan."

Arkana kecil hanya mengangguk. Kemudian berlari keluar dari ruangan Rian.

BLAM

Pintu putih itu pun tertutup. Menyisakan Jonatan dan Rian sendirian di dalamnya.

"Silahkan duduk dulu Jonatan."

Story about Anthony 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang