Without Words [6]

625 80 47
                                    

Preview Story:

Setelah berjabat tangan, Tuan Ahsan pun meninggalkan Fajar yang masih berdiri mematung. Tiba-tiba senyum manisnya terukir indah. Menambah ketampananya beribu kali lipat.

"Sayang.. Aku pulang…"
.
.
.
[Chapter 6- Without Words]

Sudah hampir setengah hari sejak ia pulang, Jonatan masih mencari Anthony. Sejauh tempat ia menyetir tadi, tetap tidak ada tanda-tanda Anthony. Si bisu itu melenyap begitu saja seperti sihir.

"Aish! kenapa dia bisa lompat dari bagasi?! Ini tidak masuk akal!"

Jonatan terus mengumpat saat mengemudi. Oh! Bahkan matanya juga tampak menghitam dan sayu karena semalam suntuk ia tidak tidur karena 'menghukum' kakak iparnya di mobil. Mungkin itulah yang membuatnya lengah hingga tidak menyadari hilangnya Anthony.

Sudah lama sejak ia menculik kakak iparnya. Ia terus menyetubuhinya hingga Anthony hamil. Ia harus hamil anaknya kalau ia ingin Anthony diusir oleh kakaknya. Mungkin pikirannya terlalu sempit. Ia bahkan tidak memikirkan nasibnya kedepan. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar kakaknya mau menceraikan kakak iparnya yang bisu memalukan itu.

Tapi sekarang? Kenyataannya Anthony menghilang entah kemana. Rencananya mungkin hancur lebur. Harapannya untuk kembali ke kehidupan mewahnya yang dulu pupus sudah. Ia hanya harus bersiap jika kakaknya pulang dan akan membunuhnya.

"BRENGSEK! ANTHONY GINTING!"

Drrtt… drrtt…

Jonatan merutuki siapa pun yang meneleponnya di saat penting seperti ini. Dengan gusar, ia pun mengangkat panggilan teleponnya.

"ADA APA?!"

"…"

"A-APA?! KAK FAJAR PULANG?!"

Sungguh. Detik itu juga Jonatan ingin ikut melenyap. Anthony menghilang dan sekarang? Fajar pulang. kedatangannya seperti malaikat pencabut nyawanya. Tidak. Ia tidak siap.

Oh atau mungkin? Ini buah dari kelicikannya?

"AISH! BAGAIMANA INI?!"

"ANTHONY GINTING!"

🌷🌷🌷

Wajah Fajar berseri-seri sekali semenjak ia duduk di pesawat. Perjalanan panjangnya dari Jepang mungkin akan segera terbalaskan. Ia sudah bisa membayangkan pijatan lembut tangan 'isterinya'. Bahkan pikirannya sudah melayang jauh hingga berhubungan seks hebat begitu ia pulang.

Tapi betapa kagetnya ia ketika mobilnya berhenti di depan halaman rumahnya yang begitu luas. Sepi sekali. Tidak ada penjaga satu pun di sana. Harusnya rumahnya dijaga ketat. Harusnya bodyguard nya berjaga di sana. Tapi kenyataannya rumahnya sepi sekali. Tidak ada seorang pun yang menjaganya.

"Oh astaga!"

Ia pun turun dari mobil mercy nya dengan takut-takut. Memikirkan Anthony-nya…

BRAAAK!

Digebraknya pintu rumah itu keras-keras. Tapi sama saja, hening.

"SAYANG?! ANTHONY?! KAU DI MANA?!"

Teriaknya dari kejauhan. Wajahnya pucat pasi berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Kosong.

Lampu kamarnya bahkan mati. Seprei kasurnya berantakan. Hatinya nyeri. Air matanya hampir tumpah.

"An.. Anthony.."

Tidak menyerah, ia terus mencari Anthony ke seluruh penjuru rumahnya. Panik bukan main. Tapi kenyataannya tetap tidak ada. Anthony-nya pergi. Entah pergi atau mungkin…

Story about Anthony 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang