Without Words [4]

631 76 52
                                    

Preview Story:

"Aku tahu cara yang paling tepat agar kakak iparmu itu menyesal telah berhadapan denganmu!"

Jonatan mengeryit dan menoleh ke samping. Dilihatnya Kento yang sedang menyeringai tajam. Ia tahu senyuman itu… mempunyai maksud jahat dibaliknya.

"Jangan bilang kau…"
.
.
.
[Chapter 4- Without Words]

"Jangan bilang kau…"

"Hm! Jual saja dia!"

"Ju-jual?! Kau jangan gila!"

"Well, itu terserah kau saja." Jawabnya acuh.

"Tapi….bagaimana caranya?!"

"Dalam jangka waktu dekat ini, kakak mu pasti akan pergi lagi bukan?"

"Iya, dua bulan sekali ia pergi ke luar kota."

"Kalau kakakmu pergi, kita culik saja dia! Bagaimana?!"

"Itu tidak mungkin bodoh! Rumah kakak ku pasti dijaga ketat! Apalagi setelah dia tahu kalau aku membuatnya tersiksa seperti itu!"

"Urusan keamanan kau serahkan saja padaku!"

"Kau yakin?!"

"Hm! Tentu saja! Aku sudah biasa dalam hal seperti itu. Bagaimana?"

"Hhhh… baiklah! Asal dia mau menceraikan kakak ku agar reputasiku kembali dan harta kekayaan kakak ku bisa aku miliki! Aku tidak mau jadi gelandangan!"

"Eits! Tapi tidak gratis Jo."

"Masudmu?" Jonatan mengeryit tidak suka.

"Aku minta bayaran untuk ini! kelak saat kau kaya kembali, kau harus membayarku."

"Cih! Dasar kriminal! Baiklah! Kau akan mendapatkan bagianmu asalkan kau juga berhasil membuatnya jera!"

🍁🍁🍁

PUK

Fajar menepis tangan Anthony begitu saja saat tangan mungil itu menyentuh pundaknya.

Tidak menyerah, Anthony menggoncangkan tubuh Fajar yang duduk membelakanginya. Anthony bisa merasakan deru nafas Fajar yang masih memburu marah.

Karena tidak mendapat respon dari 'suami'nya, Anthony memeluk Fajar dari belakang. Menuliskan sesuatu di punggung tegap suaminya.

Maaf

"….."

Sayang

"….."

Jangan marah

Akhirnya, tubuh tegap itu berbalik. Menatap tajam 'istrinya' yang masih ketakutan melihatnya.

Maaf

"Kenapa kau mencegahku? Kenapa kau membiarkannya pergi?! Kenapa kau tidak ingin aku membunuhnya?! Sebenarnya siapa yang kau sayangi hah?! nyawa lelaki bejat itu, atau perasaan suamimu sendiri?!"

Aku hanya mencintaimu suamiku.

"Kalau begitu harusnya kau biarkan aku membunuhnya?!"

Aku hanya tidak ingin kau menyesal. Dia adikmu. Yang hidup bersamamu sejak kecil.

"Dia bukan adik ku lagi! Setelah semua yang ia lakukan, aku tidak pernah menganggapnya ada!"

Jangan begitu.

"Ya Tuhan Anthony! tidak tahukah kau betapa aku marah ketika tahu kau sudah dilecehkan? Diperkosa adikku sendiri?!"

"….."

Story about Anthony 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang