fourteen ° faintest

3.4K 752 114
                                    

Bangchan sehabis wisuda hari ini. Setelah acara selesai, ia mengajak Felix untuk berkeliling ke kawasan Jakarta pusat. Hari sudah mulai gelap saat keduanya melewati beberapa pertokoan dan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi khas ibukota.

Mobil yang mereka tumpangi melambat saat melewati jejeran pub dan bar di sisi jalan.

Bangchan tahu Felix tengah memandang lekat tempat-tempat itu.

"Mau ngajak graduation party disini?" Felix belum mengubah arah pandangnya.

Bangchan memperdalam injakan pada pedal gas. Membuat pandangan Felix seketika mengabur dari semula.

"Cuma mau nunjukin aja tadi,"

Tangan yang lebih tua terulur untuk mengusak rambut Felix.

"Gak boleh ke tempat gituan" lanjut Bangchan.

"Tapi kalo udah tambah umur boleh, kan?"

"Sama aja gak boleh. Kakak belum percaya kamu bisa jaga diri, nanti salah pergaulan"

Felix merengut.

"Tapi Kak Chan boleh"

"Beda, Lix. Kakak gak mau kamu kenapa-napa. Kakak bertanggung jawab atas kamu sebagai kakak sepupu. Tugasnya ya jagain kamu biar gak nakal"

Bibirnya mencebik. Felix sedang malas berdebat. Hari ini ia cukup lelah karena ikut andil dalam kepanitiaan acara wisuda. Tentunya sebagai perwakilan dari badan eksekutif mahasiswa.

"Lix,"

Felix menoleh.

"Seungmin apa kabar ya?" Suara Bangchan terdengar seperti gumaman. Tapi Felix dapat mendengarnya dengan jelas.

Felix menggenggam erat tangan Bangchan.

"Udah tiga taun gak ada kabar, Lix."

"Doain aja semoga Seungmin punya hidup yang lebih baik sekarang"

Felix tersenyum. Bahu Bangchan ditepuk.

"Udah ayo pulang, aku capek. Kakak juga pasti capek, kan?"

Bangchan mengangguk kemudian tersenyum.

'Seungmin, lo dimana sih? Jangan bikin Kak Chan sakit lagi kayak dulu' batin Felix.

•••

Hari ini para anggota organisasi tengah sibuk berkutat dengan program kerja dan beberapa rencana untuk kegiatan pengenalan lingkungan kampus pada mahasiswa baru. Felix bahkan disibukkan dengan proposal baru yang harus segera ia buat, proposal yang sebelumnya ditolak karena di tahun ini kegiatan akan berbeda.

Laptop di depannya tidak berhenti bekerja sejak tadi. Proposal yang digarapnya sudah masuk lembar ke empat belas saat Jisung menghampirinya. Dua kaleng minuman dingin diletakkan di atas meja tepat di samping laptop milik Felix.

"Istirahat dulu, Lix. Biar gue lanjutin sini,"

Felix menggeleng.

"Lo duduk aja. Ini dikit lagi kok"

Jisung membuka kaleng minuman miliknya. Meneguknya sedikit dan memperhatikan layar laptop yang makin lama meredup.

"Anjir mati. Lah gimana ini belum gue save?!"

"Lo gak sambil nge-charge dari tadi?"

"Lah ini lo liat sendiri charger-nya udah nyolok" jawab Felix sambil mengangkat kabel charger laptopnya.

Ponsel Felix berdering seketika. Ada panggilan masuk dari Hyunjin.

"Trus gimana ini? Kudu bikin ulang?" Felix mencoba menekan tombol power.

PURZELBAUM [Changlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang