Hanela tengah memberi makan ikan dikolam besar toko saat dering telepon mengganggunya.
"Halo?"
"Dengan Hanela Cainba? Teknik pertanian?"
"Iya betul, ada apa ya pak?"
"Maaf menyampaikan lewat telepon Hanela, tapi uang bulananmu belum dibayar sejak lima bulan lalu, kau bilang akan membayarnya bulan kemarin."
Yaampun! Hanela lupa tenggatnya! Bagaimana ini? Ia bahkan tak memegang uang sebanyak itu.
"T-tapi pak, maaf, ini kan sedang masa cuti kuliah."
"Dengan berat hati, maaf Hanela, besok pagi datang lah kemari. Ambil berkas-berkasmu."
Hanela tersentak. Hanya karna tak membayar uang bulanan ia dikeluarkan? Yah, tapi ia tak memiliki prestasi juga, ia hanya mahasiswi yang biasa biasa saja, pantas saja jika mereka ingin menggantikannya.
Apa kata ibu dan ayahku nanti...
"B-baik pak."
"Baiklah. Maaf sekali lagi Hanela." Dan sambungan terputus.
Tubuhnya lemas, ia butuh seuatu untuk menopang tubuhnya.
Hanela duduk lalu menyandar pada kaca akuarium yang kini terlihat lebih tinggi darinya.
Kalau begitu, aku harus mencari pekerjaan yang bisa dibanggakan agar ayah dan ibu tidak kecewa.
Hanela tersenyum.
Baiklah! Semangat!____________
Esok pagi setelah mengambil berkas-berkasnya, Hanela memutuskan untuk bekerja lebih giat di toko ikan hias, ia datang pagi pagi sekali untuk mengepel lantai lalu memberi makan semua ikan di akuarium.
"Wah wah, Hanela rajin sekali!" Pak Manager memujinya.
Hanela tersenyum. "Hehehe kalau begitu gaji aku lebih besar ya pak! Hehehehe."
Managernya geleng-geleng kepala. "Kau tak perlu bekerja terlalu keras Hanela, karena gajimu akan segitu segitu saja."
Hanela berhenti memberi makan ikan lalu berbalik dan menunjukkan ekspresi kecewa pada Managernya.
Managernya tertawa. "Dari pada meminta naik gaji, lebih baik kau meminta lelaki kaya raya untuk menikahimu. Jadi, kau tak perlu susah susah melakukan ini semua."
___________
Alba tengah berada di laboratorium kimia untuk menguji kembali air yang Hanela hebohkan beberapa hari yang lalu.
"Akhirnya selesai juga."
Alba memasukan satu ikan hias berukuran sedang kedalam akuarium yang airnya dirasa layak untuk di buang keluar laboratorium.
Ikan itu terlihat bergerak dengan lincahnya, Alba menunggu reaksinya selama lima menit dan tak terjadi apapun pada ikan bercorak coklat-putih itu.
Alba menghela nafasnya lalu duduk di kursi kecil dan bersandar pada meja praktikumnya. Pegal juga punggungnya setelah berdiri setengah hari ini.
Alba melihat meja praktikumnya. Masih banyak yang harus ia uji. Tapi salah satu bagian tubuhnya menolak.
"Aku lanjutkan besok saja. Perutku rasanya lapar sekali." Alba memegang perutnya yang terasa lapar.
Ia segera bangkit dan mencuci tangannya sambil memperhatikan ikan yang berenang lincah di akuarium itu.
"Seberharga apa ikan sekecil itu?"
"Lagi, itu sudah menjadi hak ku untuk melakukan apapun pada apa yang sudah aku beli bukan? Itu sudah menjadi milikku."
Alba menghela nafas kembali setelah selftalk, lalu mengambil lap kain berbulu kuning pucat yang ada dipinggir tempatnya mencuci tangan untuk mengeringkan tangannya.
Membereskan semua alat praktikum, melepas jas lab, lalu berlari keluar lab menuju ruang makan adalah yang dilakukan Alba selanjutnya.
Tak lupa, ikan hias itu ikut berlari dalam dekapannya.
______________________________________Holaaa
Gimana sampai sini?
Ada krisar?
Vomment nya sangat ditungguuuw
Love,
VN
KAMU SEDANG MEMBACA
Fish and Chemistry
RomanceReaction When Fish Meet Chemistry ┉┉┉┉┉┉┅┄┄┄┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ #1-Alfarantha #1-Hanela #4-Alba #7-Fish #16-Ikan #34-Chemistry #62-Kimia ╔════════════════╗ By: Visivalery N Publish: 12 Oktober 2020. On going ╚════════════════╝