Boys Part

28 3 0
                                    

Aloni merasa bersalah. Ia menatap balon ukuran sedang berisi ikan-ikan pilihan Claretta yang tak jadi ia bawa. Padahal ikan itu telah Claretta bayar.

Aloni bersandar pada tembok putih dibalik tempat akuarium-akuariun berada, menghadap ruang pribadi para staf.

Aku ingin membawa ikan-ikan ini padanya.

Tapi apa daya, Aloni tak punya apa pun untuk mengerahui keberadaan Claretta sekarang.

Aku harus menghubungi siapa?

Aloni bangkit dari duduknya dengan perlahan, beserta ikan-ikan dalam balon yang ia genggam.

Aloni menyandarkan balon ikan itu pada dinding lalu berlari kecil menuju ruangan tempat stok akuarium ukuran sedang berada dan mengambil salah satu dari akuarium itu.

Ia mencucinya, membersihkannya dengan baik. Lalu memberi air yang sesuai dan melepaskan ikan dalam balon kedalam akuarium itu.

Aloni tersenyum saat melihat ikan dengan dua warna itu berenang dengan lincahnya didalam akuarium.

Aku akan menjaga mereka untuk sementara. Hingga aku bisa memberikan mereka semua padanya.

______________________________________

Pagi yang asing untuk Alba.

Tumben sekali pagi-pagi seperti ini matanya sudah memperhatikan gerak lincah ikan-ikannya didalam akuarium.

Biasnya, sepagi ini, Alba lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menonton tv atau bersemedi didalam laboratorium.

Tapi hari ini tidak.

"Hei lihat! Mereka saling mencium! Ahahahaha."

Begitulah Alba mengajak bicara para pelayannya yang tak sengaja lewat untuk pergi ke suatu ruangan yang kebetulan harus melewati tempatnya berdiri sekarang.

Mereka hanya mengangguk atau memberi senyuman dengan jawaban 'iya' yang singkat.

"Tuan, tumben sekali."

Alba menoleh. "Apa?" Balasnya dingin.

"Pagi-pagi sekali sudah tersenyum-senyum sendiri. Para pelayan terheran-heran melihat tuan seperti ini."

Alba berdiri tegak sekarang, setelah sebelumnya sedikit menunduk untuk melihat ikan hiasnya dengan jelas.

Alba menatap orang kepercayaannya itu. "Entahlah. Aku merasa sedikit... Aneh akhir-akhir ini."

"Mau ku antar kerumah sakit tuan? Apakah anda perlu pemeriksaan lebih lanjut?"

Alba menggeleng ragu.

"Aku rasa aku bisa menanganinya."

Setelah mengangguk dan membungkuk hormat, pelayan itu pergi meninggalkan Alba yang masih berdiri didepan akuarium.

Alba berjalan gontai menuju anak tangga yang mengantarnya ke lantai dua. Namun ia tak berniat untuk naik ke atas, Alba memutuskan duduk di anak tangga ke lima dari bawah.

Alba menyangga kepalanya dengan kedua tangannya lalu memejamkan matanya. Entah sedang merilekskan diri atau tengah berfikir.

Setiap ia melihat ikan di akuarium, ia selalu teringat akan teriakan heboh Hanela diruang percobaannya juga teriakan hebohnya saat ia mengantar Claretta untuk membeli ikan di toko ikan hias tempat Hanela bekerja.

Alba memijit pelipisnya lagi.

Apa-apaan?!

Alba menghela nafas berat lalu mengangkat kepalanya, mendongak menatap langit-langit lalu menatap lurus kedepan.

Mungkin Alba benar-benar harus menjelaskan yang sebenar-benarnya kepada Hanela agar tak terus terpikirkan olehnya.

Alba mengambil Handphone-nya dari dalam saku lalu menelepon manager toko ikan hias itu.

"Halo tuan? Waah apa kabar tuan? Kebetulan sekali anda menelepon kami, kami memiliki ikan jenis baru di-"

"Aku tidak menginginkan ikan hias."

Manager itu terdiam sebentar.

"A-Ah! Maaf tuan! K-kalau begitu, ada apa tuan menelepon kami?"

"Aku ingin meminta nomor telepon milik Ha-"

Kata-katanya tertahan. Jika ia langsung meminta nomornya, maka ia akan terlihat seperti seseorang yang tengah menyukai Hanela. Alba tak mau terlihat seperti itu.

"Aku ingin meminta nomor telepon milik Aloni."

______________________________________

"Halo?"

"Halo? Siapa ini?"

"Aku Alfarantha. Pembeli ikan kalian dalam jumlah yang banyak."

"O-Oh.. Baiklah ada apa? Toko kami sudah tutup sekarang."

"Bukan soal ikan."

"Lalu? Tentang apa?"

"Hanela. Aku membutuhkan kontaknya dan aku yakin kau memilikinya. Bisa kau berikan kontaknya?"

"..."

"Aloni? Kau dengar aku?"

"Ada satu syarat."

"Katakan."

"Berikan aku alamat tempat tinggal Claretta."



Alba mengerutkan dahinya. Dari mana Aloni mengenal Claretta?

Fish and ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang