Beautiful Fish

10 2 0
                                    

Diam diam pagi ini Claretta mendatangi kembali toko ikan yang ia kunjungi bersama Alba beberapa hari lalu. Setelah memastikan Hanela tak ada, ia masuk kedalam lalu mulai berlari kecil menuju akuarium berisi ikan yang ia incar saat pertama kali kemari.

Claretta menempelkan kedua telapak tangan dan wajahnya pada kaca akuarium.

"Wahh, bagus banget... Mahal enggak ya?"

"Tiga puluh empat ribu saja nona."

Claretta terkejut dan berbalik lalu mendapati Aloni tersenyum manis padanya yang ia balas dengan senyuman canggung.

"Boleh bungkusin buat Gue? Cantik bangeet Gue suka, eumm A... Aloni?" Claretta membaca name tag milik Aloni.

"Tentu boleh!"

Aloni mengemas ikan dengan instruksi dari Claretta. Menangkap ikan yang dipilih, memasukannya dalam plastik lalu memberinya oksigen dan mengikatnya.

"Kenapa enggak bisa beli satuan aja Al?" Tanya Claretta. Karena ia melihat Aloni memasukan 5 ekor ikan hias kedalam balon ikan. Padahal, ia hanya memilih satu ikan saja.

Aloni menoleh dan tersenyum manis. "Ikan ini hidup berkelompok nona."

Claretta mengangguk pelan saat Aloni memberitahunya bahwa balon ikan sudah siap untuk dibawa.

"Baiklah, sudah siap. Silahkan bawa dengan-"

"WAAA!!!"

Claretta terpeleset karena daerah disekitar akuarium tampak basah oleh air dari cipratan ikan ketika dipindahkan ke balon ikan, membuat sepatu hak nya terasa licin saat hendak menghampiri Aloni.

Bagian belakang kepalanya hampir saja mengecup lantai bila saja Aloni tak sigap melempar balon ikan dan menangkapnya, membuat balon ikan itu terjatuh diatas kepala Aloni dan pecah membasahi tubuhnya. Tak lupa beserta ikan ikan yang berhamburan keluar.

Claretta segera menyeimbangkan tubuhnya dan berdiri, lalu melotot kaget melihat apa yang terjadi dan meminta maaf pada Aloni sambil mebungkukkan tubuhnya.

"A-Aloni! Maafin g-gueee! Yaampunn Aloni maaff!"

Claretta membantu Aloni untuk mengeringkan pakaiannya, namun tak ada gunanya juga. Aloni sudah basah kuyup.

"Ahh.. Tak apa, lain kali hati hati ya!" Aloni kembali tersenyum, namun tak lama karena tiba tiba ia merasakan. sesuatu didalam kemeja putihnya.

"A-Aduh! Ada sesuatu didalam kemejaku!" Aloni melompat-lompat untuk mengeluarkan sesuatu itu.

Claretta yang melihatnya dengan segera membalikkan tubuh Aloni yang sekarang membelakanginya lalu memasukan satu tangannya kedalam kemeja Aloni untuk mengambil sesuatu yang ternyata adalah ikan hias miliknya.

"Dapat!"

Ekspresi senang Claretta berubah seketika ketika Aloni berbalik dan menatapnya dengan wajah merah dan mata yang dibulatkan.

Setelah bertatap selama beberapa detik, seakan saling membaca pikiran,  Claretta mengerti kenapa wajah Aloni menjadi seperti itu.

Tindakan lancangnya lah yang memasukan tangan kedalam kemeja Aloni yang membuat wajah laki-laki itu semerah tomat.

Dengan wajah memelas Claretta kembali meminta maaf. "M-Maaf lagi Aloni... Maaf..." Kata 'maaf' yang terakhir ia pelankan saat melihat Aloni terus menatapnya terkejut dan tak merespon apapun.

"Maaf Aloni..."

"I-Iya, iya tak apa, terima kasih sudah membantuku."


"Hei, sedang apa disana? Kenapa ikan ikan ini ada di lantai? Dan.... Kenapa kau basah kuyup Aloni?"

Yaampun! Hanela!

Claretta menjerit dalam hati lalu mengguncangkan tubuh Aloni. "Aloni... Bagaimana inii, apa aku akan diusir kembali? Aku ingin sekali ikan-ikan ituu!"

Aloni tersadar saat Claretta menyebutkan tentang ikan-ikan itu. Ketika hendak menangkap ikan-ikan itu kembali, teriakan Hanela membuat aktifitasnya terhenti.




"KAN SUDAH KUBILANG! MEREKA BERDUA ITU PEMBUNUH IKAAN!"

"Tidak Hanela! Bukan seperti itu!"

"TERUS?! BUKTINYA IKAN IKAN INI ADA DILANTAI ALONI! KAU! KELUAR DARI SINI!"







Hanela menunjuk Claretta yang dibalas tepukan pada bahu Aloni dan ucapan terima kasih tanpa suara dari Claretta yang sekarang tengah berlari pelan keluar dari toko ikan.

Claretta telah pergi meninggalkan toko ikan. Hanya Aloni dan Hanela sekarang.

"Aku yang membuat ikan-ikannya seperti ini Hanela."

Hanela menoleh pada Aloni yang kini menatapnya. "A-Apa?"

"Aku melempar balon ikannya. Lalu balon itu pecah dan mereka berhamburan keluar."

"Tidak mungkin kau melakukannya! Buat apa juga kau melakukannya. Setahuku, kau orang yang sangat berhati-hati! Jangan mengarang cerita untuk membelanya!"

"Aku benar-benar melakukannya."

Satu kalimat dari Aloni yang mengejutkannya. Tatapan Aloni terkesan dingin sejak mereka mengobrol tadi, nada bicaranya pun datar. Ada apa dengan Aloni?

Hanya satu penjelasan yang terlintas dikepala Hanela saat ini.



























"Apa kau menyukainya Aloni?"


"H-Hah?"

Fish and ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang