Aloni menatap kertas kecil di genggamannya. Tertera alamat Claretta disana. Tangan kirinya memegang erat-erat balon ikan yang hendak ia berikan, ia sangat gugup hari ini.
Diketuknya pintu kayu besar didepannya, padahal tertera tulisan 'Tekan Bel' disamping pintu itu.
Ah seharusnya aku menekan bel.
Aloni menyandarkan balon ikan itu di pintu kayu lalu sedikit meninggikan tubuhnya untuk menggapai bel tersebut saat didengarnya suara pintu ditarik dan balon ikan itu jatuh searah dengan ditariknya pintu kedalam.
"Oh- Ah! Balon ikan? A-Aloni?"
Aloni menoleh cepat dan mendapati Claretta tengah memperhatikannya. Dengan segera, Aloni mengangkat balon ikan yang terjatuh lalu tersenyum canggung. "A-Aku baru saja ingin memencet bel nya hehehehe."
"Ah bel nya memang terlalu tinggi, bahkan akupun kesulitan menggapainya." Claretta terkekeh.
Aloni sedikit tertegun saat menyadari perbedaan dari cara Claretta berbicara.
Lebih formal hari ini.
Batinnya.Menyadari keanehan pada cara bicaranya sendiri Claretta salah tingkah dan segera meminta Aloni untuk masuk kedalam.
"A-Ayok masuk Aloni."
"Baiklah, terima kasih."
______________________________________
Triingg!
'Nomor tidak dikenal'
Hanela mengerutkan dahinya. Siapa lagi ini?
"Ah biarkan saja, lagipula, masih banyak yang harus aku kerjakan."
Hanela terus melanjutkan pekerjaannya saat berkali kali telepon genggamnya berbunyi nyaring.
"AAHH MENGGANGU!"
Hanela berjalan menuju meja kecil tempat ia menyimpan Handphone-nya dan mengangkat dengan kasar.
"Iya ada apa?!"
Yang diseberang sana terkejut. Terdiam untuk sementara.
"Ini aku, Alfarantha."
Hissh manusia itu.
"Ada apa? Dari mana kau mendapatkan nomor ku?!"
"Dari sumber terpercaya."
"JANGAN MACAM MACAM! AKU SERIUSS!"
Pria disebrang sana terkekeh. "Siapa lagi kalau bukan Aloni?"
Hhhh Aloni... Takkan ku biarkan kau lepas begitu saja.
"Apa? Ada yang ingin kau bicarakan? Oh! Atau kau ingin mengirimku uang?"
"Jangan geer! Mari bertemu."
Hanela mengerutkan dahinya lalu menatap telepon di genggamannya.
"Hah?"
"Danau Lauksan, 16.40"
Lalu sambungan terputus.
______________________________________
"Aku hanya ingin mengantarkan ini..."
Aloni memberikan balon ikan di pangkuannya dan diterima baik oleh Claretta.
"Yaampun jauh jauh kesini cuman mau nganterin ini?" Aloni mengangguk.
Claretta terkekeh. "Kau sangat polos Aloni ahahahahaha."
Aloni tersipu tapi ia menyadari perubahan lagi pada cara Claretta berbicara.
"Kenapa kau berbicara dengan cara yang berbeda beda hari ini?"
Claretta berhenti tertawa. "Enggak tau kenapa, gara gara kamu nih!" Claretta meninju pelan bahu Aloni.
"Apa salahku?" Aloni kebingungan sedang Claretta terbahak.
"K-K-karna.. A-Ahh lebih baik kau bantu aku memasukan ikan-ikan ini kedalam akuarium."
Aloni bangkit dari duduknya mengikuti Claretta yang berjalan didepannya. "Baiklah..."
______________________________________
"Ada apa kau memintaku datang kemari?"
"Duduk dulu."
Hanela mendaratkan bokongnya pada rumput pendek dipinggir danau sambil menekuk kakinya.
Alba menoleh. "Apa yang ingin kau tanyakan padaku?"
Hanela menoleh cepat dan mengerutkan dahinya. "Harusnya aku yang bertanya begitu!"
"Aneh."
Hanela membelakakkan matanya. Sembarangan mengatainya. "Kau yang aneh! Sembarangan!!"
"Aku tidak mengatakanmu aneh Hanela. Aku bermonolog."
"Yaampun jangan menghabiskan waktuku sia sia Alfa!"
"Namaku Alba."
Hanela dilanda kebingungan. "Tapi kau memperkenalkan diri padaku-"
"Namaku Alba."
Perkataannya dipotong. Tapi Hanela tidak protes, ia menatap Alba lekat-lekat.
"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan padaku? Aku terus memikirkannya karena sepertinya kau mengutukku setelah kejadian waktu itu Hanela, terus terang sa-"
"Aku ingin mengetahuimu lebih dalam."
Kali ini giliran Alba yang tak menyelesaikan perkataannya.
"Nama yang sudah kau samarkan menunjukkan kau bukan orang biasa, karena tidak ada seseorang yang tidak memiliki kepentingan, merahasiakan namanya sendiri."
Alba terdiam. Matanya masih lekat menatap manik coklat yang juga menatapnya.
"Apa kau seorang buronan?"
"Bukan. Tapi apakah kita bisa bertemu lebih sering?"
"Tentu."
Cahaya sore menerpa dua insan yang masih saling menatap. Hening, dan semakin dalam.
Tapi telepon genggam milik Alba tak bisa di ajak kompromi, itu bergetar, menandakan pesan masuk dari sana.
Aloni
|Apa Claretta memiliki gangguan kebahasaan?
|Sejak 2 jam yang lalu aku sampai dirumahnya, ia terus mengganti caranya berbicara.______________________________________
Yuhuu
Gimana sampai sini?
Vomment nya sangat ditungguuuww
Love,
VN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fish and Chemistry
RomanceReaction When Fish Meet Chemistry ┉┉┉┉┉┉┅┄┄┄┄┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ #1-Alfarantha #1-Hanela #4-Alba #7-Fish #16-Ikan #34-Chemistry #62-Kimia ╔════════════════╗ By: Visivalery N Publish: 12 Oktober 2020. On going ╚════════════════╝