Kembali Sadar

2.6K 178 5
                                    

Warning!!!

Hati-hati typo berterbaran.

Tinggalkan jejak jika menemukan si typo :v

***

Alicia menatap kakaknya sedih. Dia tau kakaknya begitu sedih melihat matenya tak sadarkan diri. Kevano tidak pernah meninggalkan Kyra barang sedetik pun. Dengan setia dia berada di samping matenya sambilmenggenggam erat tangan lemah itu, berharapa ketika Kyra sadar dialah orang pertama yang dilihat oleh matenya.

Tidak hanya Kevano. Seisi istana juga sedih, belum ada yang tau jati diri Kyra sebagai pewaris dari Kerajaan Alam. Kerajaan yang sudah lama hilang dan di sangka punah oleh seluruh kaum.

Acacia yang berada di sebelah Kevano mengelus punggung putranya. Dia menatap Kyra dengan tatapan yang sulit diartikan. Tanpa siapapun tidak ada yang menyadari iris matanya berubah, kecuali Jullian yang berada di sofa. Tatapannya mengarah kepada Kyra sambil menerawang jauh.

Hanya sebentar, iris mata Acacia sudah kembali seperti semula. Wajahnya datar ketika mengetahui masalalu Kyra. Ya, dia melihat masa lalunya.

Setelah itu, Kevano tersentak ketika merasakan pergerakan jari Kyra. Dia menatap Kyra tak sabaran menunggu kelopak indah itu terbuka, begitu juga yang lainnya. Dengan perlahan, Kyra membuka kelopak matanya dan menatap Kevano tanpa ekspresi.

"Sayang, syukurlah kamu sudah sadar," ujar Kevano bahagia.

Kyra tesenyum tipis dan berusaha bangkit untuk duduk bersandar pada kepala ranjangnya dan dengan sigap Kevano membantunya.

"Kyra putri Kerajaan Alam?" pertanyaan itu terucap dari bibir Acacia membuat semua orang menatapnya.

Tatapan Kyra beralih kepada Acacia, dia memberikan senyum tipis. Amat tipis.

"Ya, ibu. Dari mana kau mengetahuinya?" tanya Kyra.

"Aku membaca masa lalumu," bals Acacia dan diangguki Kyra.

"Jangan sampai semua orang tau." Jullian menatap mereka yang berada di ruangan satu persatu.

Acacia, Kevano, Alicia, Reno, dan Ryzel. Mereka mengangguk.

"Ya, jika itu terjadi nyawa Kyra dalam bahaya," balas Ryzel.

"Tapi, mereka pasti sudah merasakan perubahan kekuatanku," ujar Kyra.

"Ya. Cepat atau lambat mereka dapat menemukanmu, Kak," ujar Alicia sedih.

"Aku akan melindungi mateku," ujar Kevano dingin.

"Kyra. Kau harus secepatnya bergerak," ujar Ryzel serius.

"Ya. Aku tau, Paman," balas Kyra.

"Apa maksudmu?" tanya Kevano.

"Kyra harus melakukan perjalanan panjang untuk menemukan hewan lagenda," jawab Ryzel.

Acacia tersentak. Hewan lagenda? Dulu dialah tuan dari hewan tersebut, tapi semenjak perperangan telah usai, dia melepaskan ikatannya pada hewan tersebut dan hewan itu berubah menjadi cahaya hingga hilang. Sekarang Acacia tak tahu dimana keberadaan hewan itu.

Ryzel menatap Acacia penuh arti. Dia tau apa yang dipikirkannya.

"Queen, aku tahu dulu kaulah tuan dari hewan tersebut. Tapi, ketika Kyra menemukan hewan lagenda itu maka jewan itu akan memasuki tubuh Kyra sebagai penyempurna kekuatannya. Kekuatan hewan itu berbeda dengan dulu, ketika Kyra sudah menemukannya hewan itu akan bertambah Kuat karena tuan yang sebenarnya adalah Kyra," ujar Ryzel membuat Acacia tak percaya.

"Jadi, karena itu hewan itu melebur menjadi cahaya setelah perperangan usai?" tanya Acacia.

"Benar, Queen. Karena dulu, salah satu leluhurmu pernah melakukan perjanjian demgan mereka. Hewan tersebut hanya jadi sumber kekuatanmu untuk menghabiskan raja iblis. Tapi, berbeda dengan Kyra yang sebagai guardian serta tuan mereka yang sebenarnya. Jiwa Kyra akan bersatu dengan mereka," jelas Ryzel.

Merka kaget, namun setelah itu mengangguk mengerti. Acacia mendekati Kyra dan mengelus rambutnya dengan sayang. Kyra yang diperlakukan seperti itu hanya menikmati elusan Acacia karena dia merindukan orang tuanya.

"Aku sudah merasakan kau berbeda, Kyra. Tenang saja, kami akan selalu bersamamu." Acacia tau apa yang dirasakan Kyra karena tidak mudah menerima fakta besar semudah yang dipikirkan.

"Terimakasih, Ibu." Kyra memeluk Acacia erat dan dibalas hangat olehnya.

"Berjuanglah, Nak." Kyra mengangguk mendengar perkataan Acacia karena dia sudah menerima dengan iklas takdirnya.

Acacia melepas pelukannya dan menggenggam tangan Kyra. Matanya menatap cincin di jari tengah Kyra dan tersenyum.

Kyra mengikuti arah pandangan Acacia, dia kaget melihat cincin itu. Ternyata cincin itu benar-benar tersemat di jarinya.

"Cincin itu adalah sebagai petunjukmu," ujar Acacia.

"Ibu mengetahuinya?" tanya Kyra penasaran.

"Aku pernah melihat cincin ini di sebuah buku dan membacanya," ujar Acacia.

"Bisakah aku membacanya juga?" tanya Kyra berharap.

Acacia menggeleng sedih, "Buku itu sudah hilang."

***

Acacia menatap hamparan taman bunga yang berada di istana Kevano. Wajahnya berbinar melihat bunga-bunga yang bermekaran dengan subur. Warana-warni yang menjadi sebagai percantik taman serta tataan bunganya yamg tersusun rapi. Dia menjadi penasaran, siapa yang merawan taman ini.

Tangan lentiknya bergerak mengelus kelopak bunga lily putih di depannya. Binar matanya bertambah melihat bunga tersebut. Matanya teralihkan menatap lily yang berwarna merah jambu, sangat feminim. Di sana tiap bunga di susun dengan jenis dan warnanya.

Bangku taman yang terletak di tenganya membuat siapa saja yang duduk di sana matanya dimanjakan oleh taman indah itu. Di menduduki tubuhnya dan menyenderkan pungggungnya sambil memejamkan matanya.

Sapuan angin menerpa wajahnya beriringan dengan sebuah tangan menyelipkan bunga lily puting di sela telinganya. Kyra tidak kaget mengetahuinya, karena dia sudah merasakan aroma Kevano yang berada di sekitarnya.

Matanya terbuka dan tersenyum ketika manik biru gelap teduh itu menatapnya lembut sambil mengelus pipinya. Satu gumaman dari Kevano menyentakkan Kyra hingga wajahnya merona tak kuasa menahan desiran di tubuhnya.

"Cantik."

Gumaman itu membuat Kyra tersipu. Kevano adalah laki-laki yang sulit ditebak. Dia akan berubah menjadi pribadi yang lain ketika bersamanya. Sikap dinginnya hilang tergantikan dengan sikap lembut yang mampu membuat jantungnya berdetak tidak normal.

Hingga ingatannya kembali dan Kyra menghilangkan senyumnya, menatap Kevano serius. Dia mengambil tangan Kevano membawanya kedalam genggaman tangan kecilnya, jarinya bergerak di atas pungggung tangannya membuat Kevano merasakan sesuatu yang tidak dapat dia artikan.

"Besok aku akan berangkat."

⭐⭐⭐

Hallo gaiss :)

Terimakasih sudah membaca :)

Jangan lupa vote dan comment nya yaa :)

Maafkan typo :)

Sampai jumpa di capther selanjutnya :)

I love you :)

Tbc.

Queen of NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang