CATATAN 4: oleh Kim Seokjin

767 163 28
                                    

Seingatnya, bulan lalu, Jeon Jungkook, pasien itu, tak mau buka mulut tentang apapun, bahkan hanya untuk sapaan basa-basi sebagai bentuk hormat kecil. Namun kini, ia membahas tentang hampir semuanya. Tentang Dragon Ball. Tentang wangi sampo. Tentang harum dan enaknya daun mint.

Kini, Kim Seokjin tak pernah lupa untuk sediakan semangkuk daun mint di atas mejanya supaya Jungkook dapat ambil. Ia senang, karena pasien pertamanya merespons. Ia senang, karena Jeon Jungkook akhirnya buka labium untuk bicara.

"Biar kutebak. Teve di kamarmu rusak lagi?" Mulut Kim Seokjin, sedangkan tangan kanannya benarkan posisi kacamata yang sempat melorot hingga sentuh pertengahan hidung.

Jungkook mengangguk di tengah kunyahan daunnya. "Payah sekali. Padahal aku sedang asyik menonton Pokemon. Dokter tahu? Episode di mana dua antagonis bersaudara itu terperangkap dalam balon udara mereka sendiri?"

Dahi Seokjin mengernyit. "Bukankah itu dari kartun Pororo? Mau bercanda, ya?" Aneh sekali anak muda yang satu ini, pikir Kim Seokjin, dia pikir dia umur berapa?

"Tak ingat. Tak berniat untuk mengingat pula." Jungkook mengangkat tangannya ke udara. "Yang pasti, aku kesal karena perawat tak segera mengganti teveku yang rusak. Aku sudah laporkan itu berkali-kali, tetapi mereka terus bilang tunggu saja-tunggu saja."

"Hei, Jeon. Seharusnya tidak boleh ada teve di kamarmu, tahu? Seharusnya, kamu bersosialisasi dengan yang lainnya ...." Belum selesai kalimat itu, tetapi sudah dipangkas cepat oleh pasien yang duduk seenaknya di sofa.

"Maksud Dokter, aku harus berkumpul dengan orang-orang gila itu? Dokter, apakah Dokter menganggap aku gila?"

Kim Seokjin diam. Kali ini, lebih baik tidak menjawab.

 Kali ini, lebih baik tidak menjawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang Hari IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang