"Nama aku Salsa, aku pindahan dari Bandung. Semoga kita bisa berteman baik."
Setelah memperkenalkan dirinya Salsa duduk di bangku ketiga tepat dibelakang Sela dan Tata.
"Anak-anak hari ini ada rapat guru belum tau selesainya sampai kapan. Ibu harap kalian bisa tertib."
"Iya buk," jawab mereka serentak.
Setelah guru keluar. Banyak yang menghampiri bangku Salsa untuk berkenalan, termasuk Neza dkk.
Sal, di Bandung banyak yang kasep?
Aku juga orang Bandung lo Sal.
Di Sma lama kamu ikut ekskul apa?
Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan kepada Salsa.
"Haduh aku bingung jawab yang mana," jawab Salsa sembari terkekeh. "Di Sma aku yang dulu, aku gak ikut ekskul soalnya aku lebih fokus ke pelajaran," jawabnya sederhana.
"Berarti kamu juara kelas dong?" tanya salah satu murid di kelas.
Salsa tertawa renyah, "Ya begitulah. Bukan juara kelas aja tapi juara umum juga."
Banyak sekali decak kagum dari para murid. Selain cantik, dia juga pintar.
Mendengar perkataan Salsa, membuat Neza merasa sebal. Ia kembali ke tempat duduknya, ketika semua orang masih mengerumuni Salsa. Neza menoleh kebelakang, dan memalingkan wajahnya kembali.
"Dasar sombong."
▫▫▫▫▫
Sekarang Neza dkk ditambah Salsa sedang bercanda ria di kantin. Neza tidak ikut perbincangan mereka, ia hanya menatap layar ponselnya saja.
"Gila Sal, ngakak aku."
"Sal kamu orangnya asik juga ya," tambah Mega.
Neza melirik Salsa sinis dan kembali menatap layar ponselnya. Semuanya tidak menghiraukan Neza, dan itu juga yang membuat Neza jenuh. Ia bangkit dari tempat duduknya tak lupa pula ia memberikan uang untuk makanannya kepada Mega. Ketika mereka menanyakan kemana Neza pergi, Neza tidak menjawab, ia pergi begitu saja.
Kenapa coba jadi seperti ini.
Salsa itu sombong, sok cantik.Ia terus memaki dalam hati tidak terasa ia sampai di perpustakaan.
Ia melihat Arka sedang membaca buku dengan serius. Seketika moodnya kembali hancur. Entah apa yang membuatnya menjauhi Arka?
Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Ternyata teman-temannya sudah kembali dari kantin.
"Kau kemana aja Nez?" tanya Mega.
"Makan angin," jawab Neza singkat.
Pelajaran Matematika dimulai, semua murid memerhatikannya dengan serius namun ada juga yang pura-pura memerhatikannya.
"Baiklah kerjaan tugas di lks halaman 20 di kertas lembar."
Semua murid mengerjakannya dengan serius, ada yang serius melihat soal, serius menyalin jawaban teman, hingga serius melihat di hp.
Secepat kilat Neza mengerjakannya. "Yey udah siap."
"Cepat banget Nez," ujar Mega
"Gak susah kok. Kau bisa gak ngerjainya?" tanya Neza pelan.
"Bisa kok."
Neza menoleh kebelakang untuk melihat kawannya yang lain.
"Kalian dua bisa gak?" Mereka berdua hanya memberikan jempolnya.
Neza berdiri untuk mengumpulkan jawabannya. Semua murid tidak ada yang terkejut lagi karena kecepatan Neza menjawab.
Ia sempat melihat kearah Salsa yang serius mengerjakan soal. Ia tersenyum meremehkan Salsa.
"Yasudah kamu boleh pulang."
"Beneran bu?"
"Yang sudah selesai boleh pulang," jawab Buk guru singkat. Neza merapikan alat tulisnya dan memasukkan kedalam tas, sebelum keluar kelas ia menyalim Gurunya terlebih dahulu.
Neza menunggu mereka di depan gerbang sekolah. Dari kejauhan terlihat teman-temannya menuju kearahnya tidak lupa pula ada Salsa.
"Sal, makasih banyak ya. Gila kalo gak ada kau gak siap mungkin aku."
"Iya Sal makasih."
Neza terkejut mendengar tuturan temannya. Bukannya Neza telah bertanya kepada mereka dan mereka menjawab bisa. Tapi sekarang apa?
"Kalian tadi aku tanya bisa, jawabannya bisa," tanya Neza heran.
"Ya soalnya tadi kami kan belum sampai akhir ngerjainnya. Untung Salsa gak ngumpul luan Kaya kau. Kalau enggak mati deh kita," jawab Sela sembari tertawa.
Neza menangkap perkataan Sela dengan tidak suka. Sela berkata seakan-akan dirinya tidak mau memberi jawaban kepada mereka. Mata Neza sedikit berkaca-kaca.
"Aku pulang luan." tanpa menunggu jawabannya mereka Neza berjalan pulang. Air mata menetes ke pipi tembamnya.
Jahat banget sih mereka, karena Salsa semuanya seakan ngelupain aku.
"Eh si Neza kenapa?" tanya Tata.
Mega hanya menggeleng tidak tahu. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Tata dan Salsa pulang terlebih dahulu karena telah dijemput. Tinggallah mereka berdua yang sedang menunggu.
"Kau itu salah ngomong tadi. Seakan-akan kau ngomong kalo dia gak ngasih jawaban," ketus Mega.
"Aku kan cuman ngomong aja," bantah Sela.
"Sela kita udah berteman lama. Tau la kau dia kaya mana. Sensitif orangnya, lebih baik minta maaf kau sama dia."
Tak lama angkutan umum berhenti di depan mereka.
"Yaudah aku duluan," pamit Mega.
Sela kembali berfikir dan mengingat kembali apa yang ia katakan.
Masa sih, nyakitin dia. Baper banget, kambing la buat kepikiran aja.
▫▫▫▫▫
Akhirnya selesai semua.
Maaf apabila ada tulisan yang tidak jelas atau kurang rapi. Aku nulis ini gak ku revisi lagi soalnya kegiatan lagi padat banget.
Aku menerima saran dan masukkan apapun yang penting baik untuk aku dan tulisan aku kedepannya.
Terimakasih kepada semua yang telah membaca cerita aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drastic Changes
Teen FictionDari awal kami selalu bersama. Menyelesaikan masalah, hingga membuat gaduh. Tapi sekarang begitu terasa regang, sama-sama egois, tak mau mengalah. Sebuah persahabatan tidak selama lurus bagai air yang mengalir. Kadang kala pasti akan tergoyang karen...