Tidak pernah berfikir untuk mencintai seseorang, tapi yang namanya cinta selalu datang tiba-tiba ~KAZ
.
.
.
.Gadis bersurai hitam pendek, terus menatap kearah lapangan. Karena kelasnya yang berada di lantai dua dan tempat duduk yang sangat strategis, yaitu dekat jendela, memudahkannya untuk melihat lapangan.
Di luar sana, rintik hujan terus beradu untuk sampai ke dasar. Embun menutupi kaca jendela yang ia lihat.
Huftt, ia meniupkan nafasnya kekaca jendela, sehingga kaca jendela berembun dari dalam. Ia menuliskan sesuatu di kaca berembun tersebut.Kita hanya bisa beriringan tanpa bisa bersatu.
Seakan tersadar oleh panggilan temannya ia langsung menoleh.
"Nez, ke kamar mandi yok." ajak Mega teman sebangkunya.
"Ayok." setelah permisi kepada ketua kelas mereka langsung menuju kamar mandi. Keadaan sekolah sekarang benar-benar sepi, sebab KBM sedang berlangsung.
"Sepi amat ni sekolah, merinding diriku," celetuk Mega.
"Ramai salah, sepi juga salah"
"Bukan gitu Nez, kalau ada orang lewat selain kita di lorong kan keliatan gak horor banget."
"Udah yuk cepetan katanya kebelet."
▫▫▫▫▫▫▫
"La, si Neza sama Mega kemana?" tanya Tata.
"Ke kamar mandi," jawab singkat Lala.
"Kamar mandi juga yuk."
"Males ah, gak kau liat aku lagi baca."
"Ye, siapa tau nanti ketemu kak Arka."
Menyebut nama Arka, teringat lagi pada lelaki janggung, ganteng, dan manis itu. Mengingatnya Lala tersenyum tanpa sadar.
"Woy, malah senyum lagi. Jadi gak."
Akhirnya mereka keluar kelas untuk menyusul Neza. Naasnya mereka sama sekali tak menemui Arka. Yang mereka lihat hanya perdebatan Neza dan Mega diluar kamar mandi tentunya.
"Lah, kalian berdua kenapa berantem," celetuk Lala.
"Neza gak mau nemenin aku masuk kamar mandi. Minimal depan pintu aja."
"Ogah anjir, dia mau berak." tunjuk Neza.
"Jijay ya nyium bau telur busuk." Neza menutup hidungnya seakan benar mencium bau busuk itu.
"Ya ampun Meg jorok banget dah. Udah sana buang dulu. Nanti keluar disini woy," tambah Tata.
"Serem banget coy, diluar hujan. Jadi kaya liat film horor, yang setannya keluar kalau pas hujan aja."
"Aish, apaan si. Udah sana kami tungguin. Cepat atau kami tinggal." mendengar perkataan Neza, Mega langsung lari ke kamar mandi.
"Oya kalian ngapain keluar kelas," tanya Neza.
"Niatnya mau cari awww,"
"Gak niatnya mau ngikut kalian tadi," jawab Lala. Tata menatap Lala sinis karena telah mencubit tangannya.
"Woy, masih ada kan kalian diluar," teriak Mega.
Belum sempat Neza menjawab, Lala menyuruhnya untuk diam.
"Kayanya kita bersuara dari sini gak kedengaran deh sama dia," ucap Lala pelan.
"Karena hujan kali," timpal Neza.
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan menimbulkan suara yang cukup kuat.
Keluar se sosok hantu, eh keluar se sosok perempuan yang sedang memegang ikat pinggang sambil berlari.
"Anjir ku kira kalian ninggalin."
Tawa mereka meledak melihat pakaian berantakan Mega. Dasi yang tidak terikat, tali pinggang yang di pegang dan rambut yang dicepol berantakan.
"Kau kayanya diapa-apa in sama hantunya ya." tunjuk Tata.
Mega langsung menepis jari Neta yang sampai di hidung nya. "Heh, mulut mu. Aku buru-buru."
"Udah cebok belum?"
"udah siram?" tanya beruntun dari Lala.
"Udah cebok la... Eh tapi belum siram."
"Njir jorok banget si." Neza langsung berlari meninggalkan Mega diikuti yang lain.
"Siram jangan lupa," teriak Lala.
Mega langsung lari kedalam kamar mandi untuk menyiram lalu ia segera berlari cepat untuk menyusul mereka. Tapi ditengah jalan, ia menabrak tubuh sesorang hingga membuatnya tersungkur.
"Kalau jalan itu pakai kaki sama mata napa, gini kalau orang pakai mata hati ni," cerocos Mega tanpa melihat siapa yang ia tabrak.
"Bukannya minta maaf, eh kak Arka," cengir Mega.
Lagi-lagi perilaku Mega ditertawakan orang bukan hanya itu, karena pakaian Mega yang belum ia rapikan.
"Lo abis main sama siapa si dek," tanya Adit teman Arka.
Mega langsung menepuk jidatnya, Mampus, bikin malu aja. ucapnya dalam hati.
"Oh ini kak, gerah banget kak."
"Perasaan hujan deh," celetuk Reza.
"Iya iya. Tumben sendiri dek," tanya Arka.
"Yang lain pada ninggalin aku kak."
"Hmm. Yaudah kita duluan ya dek," ucap Arka. Tapi sebelum ia melangkah menjauh, ia meninggal pesan Titip salam ya sama teman kau yang satu itu. Setelah mengucapkan itu Arka pergi menjauh.
Mega bingung teman mana yang Arka maksud. "Bodo ah, bilangin aja sama mereka semua. Anjir tadikan cogan, aku malu-maluin banget, pakaian kek gembel gini. Haduh mana diketawain sama Kak Reza lagi." dengan wajah menahan malu Mega kembali berlari lagi menuju kelas
Yah, tanpa merapikan baju nya, hmmm
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drastic Changes
Teen FictionDari awal kami selalu bersama. Menyelesaikan masalah, hingga membuat gaduh. Tapi sekarang begitu terasa regang, sama-sama egois, tak mau mengalah. Sebuah persahabatan tidak selama lurus bagai air yang mengalir. Kadang kala pasti akan tergoyang karen...