Neza menghapus sebagian tetesan air di matanya. Ia bingung perasaan apa yang ia rasakan saat ini. Tetesan air dimatanya tertutupi karena air hujan yang turun ke bumi.
Neza itu gadis yang cengeng, cemburuan, dan pemarah. Sensitif nya diri dia membawa bomerang tersendiri untuknya.
Ia terus berlari dengan tas dikepalnya sebagai penghalang hujan. Ia ingin berteduh tetapi dirinya sudah basah kuyup. Ia berhenti sebentar di bawah pohon. Hingga ada pria bermotor yang menghampirinya. Pria itu ikut berteduh di samping Neza. Ketika pria itu membuka helmnya, terlihatlah wajah dengan senyum manis mengiringi.
"Tetangga, ngapain main hujan," teriaknya sebab suara air hujan begitu deras terdengar.
"Aku punya nama kali," sanggah Neza.
Pria itu hanya terkekeh ringan. Ia menatap tubuh Neza yang sudah basah kuyup dan terlihat agak tembus pandang serta wajah Neza yang terlihat memucat.
"Sori jaket aku basah."
"Apa? Suaranya kecil banget gak denger," teriak Neza.
Neza memperhatikan pria tersebut. Pria itu membuka jaketnya dan Neza kira ia akan memberikan jaketnya pada Neza tetapi salah ia malah memasukkan jaketnya kedalam tas. Sangat kontras antara bajunya dengan baju Neza. Baju pria itu hanya sedikit terkena basahan air sebab ia pakai jaket.
"Mau pulang kan?" tanya pria itu lagi-lagi berteriak. Neza hanya mengangguk pelan. Pria tersebut memegang tangan kanan Neza, tetapi Neza malah menghempaskannya.
"Ayok pulang." pria itu kembali menarika tangan Neza menuju motornya. Setelah ia naik di motor, pria itu membawa motor meninggalkan tempat berteduh tadi.
Neza tersenyum malu menatap punggung tegap pria itu.
"Ternyata biar sama-sama basah," ucapnya dalam hati.
▫▫▫▫▫
Mega terus menatap layar ponselnya. Dia ingin memberikan pesan pada Neza tapi ia bingung apa yang harus ia bilang.
Ting, ada pesan masuk.
Anax gadish mamak
Mega
P
Nez!!
Nez!!Sela
IyupMega
Nez on dong
Aku mau minta maaf, aku gk maksud nyinggung perasaan kamu.Tata
Udah besok aja, percuma dia juga gak onMega
😟Sebenarnya Neza tahu bahwa ada notif yang masuk dari hpnya, tetapi ia sangat malas sekali untuk sekedar melihatnya.
"Paling-paling dari mereka. Kenapa coba tu anak baru datang. Udah sok cantik lagi, emang cantik sih. Ish pokoknya kesel." iya memukul guling serta berguling-guling ditempat tidur.
Akhirnya setelah puas memaki dalam keheningan. Neza pun terlelap.
▫▫▫▫▫▫▫▫▫
Pagi hari yang cerah, suasana sekolah juga sudah cukup ramai, sekitar 10 menit lagi bel akan berbunyi.
Dengan langkah perlahan Neza memasuki kelasnya dan tatapan lurus kedepan. Sekarang keadaan terasa begitu canggung.
"Nez," panggil Mega.
Neza menoleh dengan alis berkerut.
"Aku mau ngomong sesuatu.., " belum sempat Mega berbicara tak lama bel bunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai.
"Nanti aja bel udah masuk," jawab Neza singkat.
Disinilah mereka sekarang, di taman belakang sekolah. Taman yang begitu asri dan begitu banyak tanaman hias yang mengelilingi.
"Aku mau minta maaf," ucap Mega spontan.
Neza bingung mau menjawab apa. Disatu sisi mereka temannya Neza, disatu sisi lagi, Neza begitu sakit hati
Melihat Neza yang tak kunjung mengeluarkan suara. Sela dengan cepat menimpal ucapan Mega.
"Sori banget Nez, benar-benar gak maksud si Mega. Ngomong kaya gitu," lirih Sela.
"Apa yang harus aku lakuin biar kau maafin."
"Udah la gausah kaya gitu banget. Aku udah maafin kok. Aku kecewa banget sama kalian, disaat aku berbaik hati sama kalian, kalian malah gak ngegubris. Ga tau si kenapa kalian jadi kaya gini. Aku si gak papa kalau kalian gak mau berteman lagi sama aku yg orangnya gak setia kawan ini." Neza seakan menerawang kembali.
"Neza kau tu gak boleh ngomong kaya gitu. Kita itu kawan kau. Kita gak bermaksud seperti itu." bentak Tata
Mega maju menghadap Neza, ia berjongkok dengan memegang kedua paha Neza.
"Aku yang salah udah ngomong kaya gitu. Aku mohon maafin aku." melihat Mega yang berkaca-kaca. Sontak Neza langsung memeluk Mega.
"Udah gak usah dibahas lagi. Anggap aja semua gak pernah terjadi."
"Tapi kau udah maafin kami kan Nez," tanya Mega.
Neza tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drastic Changes
Teen FictionDari awal kami selalu bersama. Menyelesaikan masalah, hingga membuat gaduh. Tapi sekarang begitu terasa regang, sama-sama egois, tak mau mengalah. Sebuah persahabatan tidak selama lurus bagai air yang mengalir. Kadang kala pasti akan tergoyang karen...