"VIOOOO BANGUN!"
gue lompat dari tidur gue. apa, sih, nih?! talia bangke. udah nginep, gak tau diri pula.
"ini udah jam berapa, viola jesse?!"
gue ngedip-ngedipin mata gue. "duh, tal. masi lama."
"gak ada lama-lama. zayn udah nungguin di bawah daritadi, bangsat."
auto melek.
"hah, apaan?"
"zayn udah dua puluh menit nungguin lo di bawah. sekarang lagi sarapan sama nyokap lo. buruan, gue tadi bilangnya lo lagi luluran."
"anjir lo, seriusan?!"
talia ngangguk, "ya, serius, lah!"
gue diri, nyamber handuk di belakang pintu dan masuk ke kamar mandi.
setelah gue mandi, gue siap-siap. mulai dari seragam, rambut, tas, semuanya.
gue turun ke bawah dan udah liat talia, masih dengan kaos item kemaren dan celana pendek, duduk di samping mama dan zayn di sebrang mereka lagi makan.
"pagi."
mama noleh, "lama banget, vi. mentang-mentang dijemput mas zayn."
aduh, ma, jangan mulai. masih ada talia disini.
gue duduk di depan talia dan ngambil makan. di tengah-tengah gue makan, zayn nyenggol tangan gue. gue noleh, dia bisik-bisik. "makan yang banyak."
gue naikin satu alis gue, "hah? ini sarapan. jangan banyak-banyak, nanti ngantuk."
zayn nyengir, "nah, itu dia. biar nanti bisa tidur di pelukan gue."
gue kesedek. talia pura-pura batuk.
zayn nyengir, mama bingung. "kenapa?"
talia berhasil nelen segelas air mineral. "kalian tau, kan, julukan kuping tajem tuh, masih melekat di gue?"
gue kikuk, anjir nih si zayn. ngejayus gak tau tempat. gue cuma noleh ke zayn dan melotot. sedangkan dia nahan ketawa.
"kalian kenapa, sih? mama bingung."
"biasa, lah, ma. anak muda baru ketemu cinta. kasmaran."
iya, talia emang manggil nyokap gue dengan sebutan 'mama' juga. gue sama talia udah temenan dari sd, makanya sedeket itu.
mama senyum-senyum, "duh, jadi kangen papa, mama."
"telfon lah, ma.." respon gue.
mama beresin piringnya, "gak pernah tenang mama kalo telfon papa kamu, vi. takut lagi asik ngobrol tiba-tiba ada suara tembakan dari musuh kan, panik."
talia ketawa, zayn juga. gue cuma geleng-geleng kepala. bigung kenapa nyokap gue garing banget.
gue beresin perlengkapan makan gue, zayn juga. maksudnya, gue yang beresin punya zayn juga.
pas gue sama zayn mau berangkat, gue baru sadar satu hal.
"TALIA!"
talia yang lagi minum air mineral hampir muncratin air ke arah gue.
"apaan, sih?!" jawabnya setelah nelen semua air yang ada di mulutnya.
"lo gak sekolah?"
dia geleng, "males."
gila. yang punya sekolah, mah, bebas.
gue balik dan nyusul zayn ke luar rumah. zayn ngasih gue helm yang langsung gue pake.
"udah berapa kali dibilang gue gak mau helm yang fullface gini. pipi gue kegencet, dongo."
zayn malah jedotin helm dia ke helm gue. gue hampir jatoh ke belakang.
"bego!"
dia ketawa, "ngetes dulu, aman apa enggak kepalanya."
"ya, gak gitu caranya anjir. kalo gue jatoh gimana?!"
zayn naik ke motornya, gue nyusul duduk di jok belakangnya.
"lo udah pernah gue tangkep pas jatoh dari sorga. jatoh lagi? masih kuat nangkep gue. asal badan lo gak makin berat aja."
dengan cepat tangan gue cubit pinggang dia, "mulut lo, pulang gue jait."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKET ft. Zayn Malik [ODS;3]
Fanfiction'bisa gak gue maju selangkah daripada yang dulu-dulu?' -zayn 'nanti ya, tunggu mood.' -viola [3/5 dari ONE DIRECTION SERIES] [COMPLETED on 11th of July, 2019; 23.10] rank ; - #79 in niall