8

202 35 1
                                    

dua hari kemudian.

"udah gitu doang, vi?"

gue ngangguk, meskipun gak bakal diliat. "iya, ta. tapi jangan lupa sin cos tannya. kalo lupa dimasukin ke rumus, nanti hasilnya beda."

"oh oke, oke. thank you, sistur."

"iyo."

gue nutup sambungan telfon gue sama queenta. gila, jam 9 malem dia baru ngerjain tugas. bukannya dari sore, biar malemnya bisa fangirling.

gue baru mau buka youtube dari laptop, hape gue geter lagi.

zayn is calling you
accept || decline

accept

"halo?"

"hai?"

"kenapa?"

"kangen."

"baru juga tadi ketemu, ih. padahal tadi nganterin dari sekolah."

"kan sore, vi."

"udah, ah. tidur. udah malem juga."

"halah, paling juga lagi buka youtube."

gue nyengir, "eheh, iya udah, enggak jadi fangirling."

"besok gue jemput atau talia atau eline?"

"belom ada kabar dari talia sama eline, sih."

"ya udah, sama gue?"

"iya."

"oke, deh."

"iyaaaaaaaaaaa."

"panjang banget, 'iya'nya, neng."

gue ketawa, "udah, ih!"

"iya, iya. tidur, ya."

"iya."

"goodnight."

"goodnight, zayn."

mati.

gue matiin laptop gue.

seperti yang tadi gue bilang ke zayn, gue gak jadi fangirling.

gue tiduran di kasur sambil ngeliatin handphone gue. tiba-tiba satu notifikasi masuk. dari eline.

elina eddelweis
cuy, besok gak masuk gue
berangkat sama yang lain y

violaaa
yoi sans
kmn lu?

elina eddelweis
jogja gue, mak
acara keluarga

violaaa
oks
bawain bakpia y

elina eddelweis
keju y

violaaa
unfriend.

elina eddelweis
anjir wkwk

gue lock handphone gue dan meluk guling. pas mata gue tertutup, otak gue mereka ulang kejadian pulang sekolah tadi. pas zayn nganterin gue pulang.

ditengah jalanan jakarta yang rame, ditambah knalpotnya zayn berisik, ditambah helm fullface yang nutupin kuping gue.

gue masih bisa denger kalimat yang keluar dari mulut zayn dan semua percakapan gue sama dia di motor tadi.

"vi, seandainya lo belom ada rasa sama gue. gue gak apa-apa ya, nungguin lo sampe gue bener-bener yakin untuk pergi?"

"hah, maksudnya?"

zayn ngelirik gue dari spion, "iya. kalo misalkan sampe sekarang lo masih gak ada rasa apa-apa ke gue. ijinin gue untuk tetep stay sampe gue yakin untuk lepas lo dari hati gue."

gue reflek peluk dia, "kalo seandainya gue gak ijinin?"

"gue pergi."

gue diem sampe kita berdua udah nyampe di depan rumah gue. gue turun. zayn juga. zayn lepasin helm gue. dia juga lepas helm yang dia pake.

kebiasaan dia, nungguin gue sampe masuk rumah. gue keluarin kunci rumah dari kantong tas. sebelum gue masuk rumah, gue ngeliatin dia lama.

"kenapa?"

gue senyum, "kalo seandainya gue gak bolehin lo pergi?"

zayn senyum, "gue stay."

"tadi helm lo ngalangin." gue jinjit buat nyium pipi dia. entah kenapa juga gue lakuin ini.

zayn narik gue ke pelukannya, trus nyium puncak kepala gue. "udah, sana masuk."

gue ngangguk. gue buka pintu rumah dan masuk ke dalem. sebelum gue kunci, gue buka pintu sedikit. zayn masih di depan pintu.

"kenapa lagi, vi?"

"hati-hati."

zayn angkat tangan berpose hormat, "siap, bu bos."

gue ketawa dan tutup pintu.

DEKET ft. Zayn Malik [ODS;3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang